Menjadi pemenang di tahun 2023

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 Juni 2023 06.44 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kemenangan umumnya diperoleh dalam dua hal, pertandingan/perlombaan atau peperangan. Memasuki tahun 2023, Tuhan memberikan tema melalui Gembala kita, Bapak Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo sebagai "Tahun Untuk Bangkit, Jadilah Pemenang!", dengan ayat tema dari Efesus 5:14 dan Korintus 2:14.

Jika kita mengacu kepada ayat tema, tentu terminologi yang digunakan adalah kemenangan atas peperangan. Setuju atau tidak, disadari atau tidak, peperangan rohani adalah sesuatu yang real. Ini adalah clash antara Kerajaan Allah dengan kerajaan kegelapan dalam hal keselamatan jiwa-jiwa manusia. Kerajaan Allah di mana kita menjadi bagian di dalamnya menginginkan agar sebanyak mungkin jiwa-jiwa diselamatkan. Sebaliknya kerajaan kegelapan berupaya agar sebanyak mungkin jiwa disesatkan dan berakhir bersama iblis di neraka.

Peperangan rohani tidak dapat terhindarkan, pilihannya bukan lagi terlibat atau tidak terlibat dalam peperangan melainkan mengalami kekalahan atau kemenangan dalam peperangan rohani. Tapi jangan takut, sebab firman-Nya memberikan janji kepada kita,

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita... (Roma 8:37-39)

Tiga hal yang dibutuhkan untuk menjadi para pemenang dalam peperangan rohani:

  1. Mengenali "siapa kita" dan "siapa lawan kita"
  2. Daud saat menghadapi peperangannya yang pertama melawan Goliat, tahu persis siapa yang dihadapi dan siapa jati dirinya di hadapan Tuhan. Tidak penting ukuran atau keperkasaan tubuh, yang utama adalah siapa dirinya dan siapa yang menyertainya. Apa yang Daud katakan tentang Goliat?
    Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?(1 Samuel 17:26)
    Apa yang Daud katakan tentang dirinya dan bangsa Israel?
    ...karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:36-37)

    Demikian juga kita mengetahui siapa lawan kita yang sesungguhnya (Efesus 6:12).

  3. Senjata yang ampuh
  4. Dalam peperangan yang dihadapinya, Daud maju berperang melawan Goliat dengan senjata yang luar biasa, bukan sekedar umban melainkan Nama Tuhan!
    Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. (1 Samuel 17:45)

    Demikian juga kita, Rasul Paulus berkata bahwa senjata kita bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah (2 Korintus 10:4) dan dalam peperangan rohani kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-18).

  5. Strategi yang tepat
  6. Strategi sangat diperlukan untuk meraih kemenangan. Itu sebabnya strategi perlu direncanakan, strategi perlu dipikirkan masak-masak. Kebocoran strategi ke pihak musuh dapat berdampak kepada kekalahan. Yang luar biasa dari Daud adalah bahwa strateginya dalam peperangan bukan berdasarkan kehebatan atau pengalamannya dalam berperang, melainkan karena keintimannya dengan Tuhan.

    Daud senantiasa melibatkan TUHAN dan bertanya kepada TUHAN. Dalam 2 Samuel 5:17-25, yang juga bisa kita baca dalam 1 Tawarikh 14:8-17, musuh yang sama dalam peperangan yang berbeda dalam waktu yang dekat Daud menggunakan dua strategi yang berbeda sebagaimana TUHAN berikan kepadanya.

Mari kita bangkit dan jadilah pemenang di tahun 2023 ini! (DL)

Kemenangan umumnya diperoleh dalam dua hal, pertandingan/perlombaan atau peperangan.