Menjaga pengurapan Tuhan untuk jadi saksi Kristus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 November 2022 05.58 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - " " menjadi " ")
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom, kita bersyukur pada World Prayer Assembly pertengahan Mei 2022 di'GONG" kan bahwa Roh Kudus sedang dicurahkan dengan dahsyat di Era Pentakosta Ketiga. Setiap kita perlu mengerti, menerima dan menjaga pengurapan yang Roh Kudus berikan, secara khusus untuk menjadikan kita murid Tuhan Yesus, yaitu menjadi pelaku Firman dan menyelesaikan Amanat Agung. Mari siapkan hati kita untuk terus menerima pengurapan Tuhan yaitu dengan menguduskan diri, 1 Petrus 1:16,

"sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus",

tanpa kekudusan tidak ada seorang pun yang dapat bertemu Tuhan. Minta dengan kerendahan hati dan haus lapar akan Tuhan.

Matius 9:17,

"Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari pembuatan anggur, anggur yang sudah dipetik dan dibersihkan maka harus diperas dan ditempatkan di tempat steril, agar proses fermentasi berjalan dengan baik dan membuat anggur semakin wangi, manis dan berkualitas. Dari tempat steril penyimpanan anggur ini kita dapat hubungkan dengan Matius 9:17 yaitu:

  • Pertama, kirbat hati kita selalu harus murni, bersih dan baru.
Satu hal yang sangat penting adalah kita harus terus menjaga hati kita baru, yang selalu minta diperbaharui sama Tuhan dan buang semua hal yang tidak berkenan seperti amarah, kecewa, iri hati, kuatir, kekesalan, kesombongan, kepahitan dan lainnya.
Setelah air anggur ditaruh dalam tempat yang steril maka tempat tersebut harus ditutup rapat-rapat agar tidak terjadi kontaminasi, tidak masuk bakteri, kotoran apa pun yang akan membuat anggur jadi asam dan rusak. Yakobus 1:27,
"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."
  • Kedua, tutup hati dan hidup kita dari pencemaran, hal-hal duniawi.
Jaga pergaulan kita, perhatikan jangan buka celah dengan menonton, mendengar hal duniawi atau yang tidak membangun jiwa dan rohani kita.
  • Ketiga, setelah ditutup rapat-rapat maka air anggur harus ditaruh dalam ruangan dengan suhu tertentu dalam waktu lama, hal ini akan membuat anggur tersebut jadi wangi, manis dan berkualitas.
Hal ini menggambarkan bagaimana kita harus senantiasa tinggal dalam hadirat Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan, membangun keintiman dengan Tuhan senantiasa.
Mazmur 42:2,
"Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah."
Mazmur 42:3,
"Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?"
Semakin lama anggur disimpan dalam suhu ruangan tertentu, semakin manis dan wangi anggurnya. Semakin kita tinggal dalam hadirat Tuhan, intim dalam doa pujian penyembahan, penuh Roh Kudus, bersekutu dengan-Nya, hidup kita akan semakin manis dan wangi dirasakan oleh orang di sekeliling kita, karena karakter kita diubahkan, kasih dan kuasa-Nya nyata dalam hidup kita. Dengan demikian hidup kita dapat jadi teladan dan saksi Kristus untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Maranatha Tuhan Yesus segera datang! (IK)