Ayo Baca Alkitab (29 Jan 2024)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 22 Agustus 2020 02.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (fmt)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Senin, 29 Januari 2024

Elihu: Allah memperhatikan penderitaan manusia. Lihatlah kemuliaan Allah di alam semesta

(Ayub 35:1-37:24)

Allah memperhatikan penderitaan manusia

Maka berbicaralah Elihu:

"Inikah yang kauanggap adil
dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah,

kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku?
Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa?

Akulah yang akan memberi jawab kepadamu
dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau:

Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah,
perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!

Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia?
Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?

Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia?
Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?

Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu
dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.

Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan,
berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;

tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku,
dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;

yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi,
dan hikmat melebihi burung di udara?

Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab,
oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.

Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah
dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.

Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia,
bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!

Tetapi sekarang: karena murka-Nya tidak menghukum
dan Ia tidak terlalu mempedulikan pelanggaran,

maka Ayub berbesar mulut dengan sia-sia,
banyak bicara tanpa pengertian."

Tujuan sengsara ialah pertobatan

Berkatalah Elihu selanjutnya:

"Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau,
karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah.

Aku akan meraih pengetahuanku dari jauh
dan membenarkan Pembuatku;

karena sungguh-sungguh, bukan dusta perkataanku,
seorang yang sempurna pengetahuannya menghadapi engkau.

Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun,
Ia perkasa dalam kekuatan akal budi.

Ia tidak membiarkan orang fasik hidup,
tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara;

Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar,
tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta,
sehingga mereka tinggi martabatnya.

Jikalau mereka dibelenggu dengan rantai,
tertangkap dalam tali kesengsaraan,

maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka,
dan kepada pelanggaran mereka,
karena mereka berlaku congkak,

dan ia membukakan telinga mereka bagi ajaran,
dan menyuruh mereka berbalik dari kejahatan.

Jikalau mereka mendengar dan takluk,
maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.

Tetapi, jikalau mereka tidak mendengar,
maka mereka akan mati oleh lembing,
dan binasa dalam kebebalan.

Orang-orang yang fasik hatinya menyimpan kemarahan;
mereka tidak berteriak minta tolong, kalau mereka dibelenggu-Nya;

nyawa mereka binasa di masa muda,
dan hidup mereka berakhir sebelum saatnya.

Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara,
dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.

Juga engkau dibujuk-Nya keluar dari dalam kesesakan,
ke tempat yang luas, bebas dari tekanan,
ke meja hidanganmu yang tenang dan penuh lemak.

Tetapi engkau sudah mendapat hukuman orang fasik sepenuhnya,
engkau dicengkeram hukuman dan keadilan;

janganlah panas hati membujuk engkau berolok-olok,
janganlah besarnya tebusan menyesatkan engkau.

Dapatkah teriakanmu meluputkan engkau dari kesesakan,
ataukah seluruh kekuatan jerih payahmu?

Janganlah merindukan malam hari,
waktu bangsa-bangsa pergi dari tempatnya.

Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan,
karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara.

Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya;
siapakah guru seperti Dia?

Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya,
dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang?

Ingatlah, bahwa engkau harus menjunjung tinggi perbuatan-Nya,
yang selalu dinyanyikan oleh manusia.

Semua orang melihatnya,
manusia memandangnya dari jauh.

Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita,
jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.

Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan,
yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.

Siapa mengerti berkembangnya awan,
dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya?

Sesungguhnya, Ia mengembangkan terang-Nya di sekeliling-Nya,
dan menudungi dasar laut.

Karena dengan semuanya itu Ia mengadili bangsa-bangsa,
dan juga memberi makan dengan berlimpah-limpah.

Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir
dan menyuruhnya menyambar sasaran.

Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya,
kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan."

Kemuliaan Allah di alam semesta

"Sungguh, oleh karena itu hatiku berdebar-debar
dan melonjak dari tempatnya.

Dengar, dengarlah gegap gempita suara-Nya,
guruh yang keluar dari dalam mulut-Nya.

Ia melepaskannya ke seluruh kolong langit,
dan juga kilat petir-Nya ke ujung-ujung bumi.

Kemudian suara-Nya menderu,
Ia mengguntur dengan suara-Nya yang megah;
Ia tidak menahan kilat petir, bila suara-Nya kedengaran.

Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan;
Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita;

karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi,
dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras!

Tangan setiap manusia diikat-Nya dengan dibubuhi meterai,
agar semua orang mengetahui perbuatan-Nya.

Maka binatang liar masuk ke dalam tempat persembunyiannya
dan tinggal dalam sarangnya.

Taufan keluar dari dalam perbendaharaan,
dan hawa dingin dari sebelah utara.

Oleh nafas Allah terjadilah es,
dan permukaan air yang luas membeku.

Awan pun dimuati-Nya dengan air,
dan awan memencarkan kilat-Nya,

lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya
untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Ia membuatnya mencapai tujuannya,
baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya
maupun untuk menyatakan kasih setia.

Berilah telinga kepada semuanya itu,
hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.

Tahukah engkau, bagaimana Allah memberi tugas kepadanya,
dan menyinarkan cahaya dari awan-Nya?

Tahukah engkau tentang melayangnya awan-awan,
tentang keajaiban-keajaiban dari Yang Mahatahu,

hai engkau, yang pakaiannya menjadi panas,
jika bumi terdiam karena panasnya angin selatan?

Dapatkah engkau seperti Dia menyusun awan menjadi cakrawala,
keras seperti cermin tuangan?

Beritahukanlah kepada kami apa yang harus kami katakan kepada-Nya:
tak ada yang dapat kami paparkan oleh karena kegelapan.

Apakah akan diberitahukan kepada-Nya,
bahwa aku akan bicara?

Pernahkah orang berkata,
bahwa ia ingin dibinasakan?

Seketika terang tidak terlihat, karena digelapkan mendung;
lalu angin berembus, maka bersihlah cuaca.

Dari sebelah utara muncul sinar keemasan;
Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat.

Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami,
besar kekuasaan dan keadilan-Nya;
walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya.

Itulah sebabnya Ia ditakuti orang;
setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai hikmat,
tidak dihiraukan-Nya."