Ayo Baca Alkitab (28 Jan 2024)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Minggu, 28 Januari 2024

Tanggapan Elihu: Allah tidak berlaku curang

(Ayub 32:1-34:37)

KATA-KATA ELIHU (PASAL 32-37)

Elihu merasa Juga berhak untuk mengemukakan pendapat

Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar. Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan. Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia. Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia. Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu:

"Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi;
oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.

Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara,
dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.

Tetapi roh yang di dalam manusia,
dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.

Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat,
bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.

Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku,
akupun akan mengemukakan pendapatku.

Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu,
aku telah memperhatikan pemikiranmu,
hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat.

Kepadamulah kupusatkan perhatianku,
tetapi sesungguhnya, tiada seorangpun yang mengecam Ayub,
tiada seorangpun di antara kamu menyanggah perkataannya.

Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat;
hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia.

Perkataannya tidak tertuju kepadaku,
dan aku tidak akan menjawabnya dengan perkataanmu.

Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi,
mereka tidak dapat berbicara lagi.

Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara,
karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi?

Akupun hendak memberi sanggahan pada giliranku,
akupun akan mengemukakan pendapatku.

Karena aku tumpat dengan kata-kata,
semangat yang ada dalam diriku mendesak aku.

Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa,
seperti kirbat baru yang akan meletup.

Aku harus berbicara, supaya merasa lega,
aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan.

Aku tidak akan memihak kepada siapapun
dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun,

karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung;
jika demikian, maka segera Pembuatku akan mencabut nyawaku."

Allah berfirman kepada manusia dengan berbagai-bagai cara

"Akan tetapi sekarang, hai Ayub, dengarkanlah bicaraku,
dan bukalah telingamu kepada segala perkataanku.

Ketahuilah, mulutku telah kubuka,
lidahku di bawah langit-langitku berbicara.

Perkataanku keluar dari hati yang jujur,
dan bibirku menyatakan dengan terang apa yang diketahui.

Roh Allah telah membuat aku,
dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.

Jikalau engkau dapat, jawablah aku,
bersiaplah engkau menghadapi aku,
pertahankanlah dirimu.

Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau,
akupun dibentuk dari tanah liat.

Jadi engkau tak usah ditimpa kegentaran terhadap aku,
tekananku terhadap engkau tidak akan berat.

Tetapi engkau telah berbicara dekat telingaku,
dan ucapan-ucapanmu telah kudengar:

Aku bersih, aku tidak melakukan pelanggaran,
aku suci, aku tidak ada kesalahan.

Tetapi Ia mendapat alasan terhadap aku,
Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya.

Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung,
Ia mengawasi segala jalanku.

Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu,
karena Allah itu lebih dari pada manusia.

Mengapa engkau berbantah dengan Dia,
bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu?

Karena Allah berfirman dengan satu dua cara,
tetapi orang tidak memperhatikannya.

Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam,
bila orang nyenyak tidur,
bila berbaring di atas tempat tidur,

maka Ia membuka telinga manusia
dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran

untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya,
dan melenyapkan kesombongan orang,

untuk menahan nyawanya dari pada liang kubur,
dan hidupnya dari pada maut oleh lembing.

Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya,
dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya;

perutnya bosan makanan,
hilang nafsunya untuk makanan yang lezat-lezat;

susutlah dagingnya, sehingga tidak kelihatan lagi,
tulang-tulangnya, yang mula-mula tidak tampak, menonjol ke luar,

sampai nyawanya menghampiri liang kubur,
dan hidupnya mendekati mereka yang membawa maut.

Jikalau di sampingnya ada malaikat,
penengah, satu di antara seribu,
untuk menyatakan jalan yang benar kepada manusia,

maka Ia akan mengasihaninya dengan berfirman:
Lepaskan dia, supaya jangan ia turun ke liang kubur;
uang tebusan telah Kuperoleh.

Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda,
ia seperti pada masa mudanya.

Ia berdoa kepada Allah, dan Allah berkenan menerimanya;
ia akan memandang wajah-Nya dengan bersorak-sorai,
dan Allah mengembalikan kebenaran kepada manusia.

Ia akan bernyanyi di depan orang:
Aku telah berbuat dosa, dan yang lurus telah kubengkokkan,
tetapi hal itu tidak dibalaskan kepadaku.

Ia telah membebaskan nyawaku dari jalan ke liang kubur,
dan hidupku akan melihat terang.

Sesungguhnya, semuanya ini dilakukan Allah
dua, tiga kali terhadap manusia:

mengembalikan nyawanya dari liang kubur,
sehingga ia diterangi oleh cahaya hidup.

Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku,
diamlah, akulah yang berbicara.

Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku;
berkatalah, karena aku rela membenarkan engkau.

Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku;
diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."

Allah tidak berlaku curang

Maka berbicaralah Elihu:

"Dengarkanlah perkataanku, kamu orang-orang yang mempunyai hikmat,
berilah telinga kepadaku, kamu orang-orang yang berakal budi.

Karena telinga itu menguji kata-kata,
seperti langit-langit mencecap makanan.

Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil,
menentukan bersama-sama apa yang baik.

Karena Ayub berkata: Aku benar,
tetapi Allah mengambil hakku;

kendati aku mempunyai hak aku dianggap berdusta,
sekalipun aku tidak melakukan pelanggaran, lukaku tidak dapat sembuh lagi.

Siapakah seperti Ayub,
yang minum hujatan terhadap Allah seperti air,

yang mencari persekutuan dengan orang-orang yang melakukan kejahatan
dan bergaul dengan orang-orang fasik?

Karena ia telah berkata: Tidak berguna bagi manusia,
kalau ia dikenan Allah.

Oleh sebab itu, kamu orang-orang yang berakal budi, dengarkanlah aku:
Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan,
dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang.

Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya,
dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya.

Sungguh, Allah tidak berlaku curang,
Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.

Siapa mempercayakan bumi kepada-Nya?
Siapa membebankan alam semesta kepada-Nya?

Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya,
dan mengembalikan nafas-Nya pada-Nya,

maka binasalah bersama-sama segala yang hidup,
dan kembalilah manusia kepada debu.

Jikalau engkau berakal budi, dengarkanlah ini,
pasanglah telinga kepada apa yang kuucapkan.

Dapatkah pembenci keadilan memegang kekuasaan,
dan apakah engkau mau mempersalahkan Dia yang adil
dan perkasa,

Dia yang berfirman kepada raja: Hai, orang dursila,
kepada para bangsawan: Hai, orang fasik;

Dia yang tidak memihak kepada para pembesar,
dan tidak mengutamakan orang yang terkemuka dari pada orang kecil,
karena mereka sekalian adalah buatan tangan-Nya?

Dalam sekejap mata mereka mati, ya, pada tengah malam
orang dikejutkan dan binasa;
mereka yang perkasa dilenyapkan bukan oleh tangan orang.

Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia,
dan Ia melihat segala langkahnya;

tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut,
di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.

Karena bagi manusia Ia tidak menentukan waktu
untuk datang menghadap Allah supaya diadili,

orang-orang yang perkasa diremukkan-Nya dengan tidak diperiksa,
dan orang-orang lain diangkat-Nya ganti mereka.

Jadi, Ia mengetahui perbuatan mereka,
dan menggulingkan mereka di waktu malam,
sehingga mereka hancur lebur.

Mereka ditampar-Nya karena kefasikan mereka,
dengan dilihat orang banyak,

karena mereka meninggalkan-Nya,
dan tidak mengindahkan satupun dari pada jalan-Nya,

sehingga mereka menyebabkan jeritan orang miskin naik ke hadapan-Nya,
dan Ia mendengar jeritan orang sengsara.

--Kalau Dia berdiam diri, siapa akan menjatuhkan hukuman?
Kalau Dia menyembunyikan wajah-Nya, siapa akan melihat Dia,
baik itu sesuatu bangsa atau orang seorang? --,

supaya jangan menjadi raja orang fasik
yang adalah jerat bagi orang banyak.

Tetapi kalau seseorang berkata kepada Allah:
Aku telah menyombongkan diri, tetapi aku tidak akan lagi berbuat jahat;

apa yang tidak kumengerti, ajarkanlah kepadaku;
jikalau aku telah berbuat curang, maka aku tidak akan berbuat lagi,

menurut hematmu apakah Allah harus melakukan pembalasan
karena engkau yang menolak?

Jadi, engkau jugalah yang harus memutuskan, bukan aku;
katakanlah apa yang engkau tahu!

Maka orang-orang yang berakal budi
dan orang yang mempunyai hikmat yang mendengarkan aku akan berkata kepadaku:

Ayub berbicara tanpa pengetahuan,
dan perkataannya tidak mengandung pengertian.

Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus,
karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!

Karena ia menambahkan dosanya dengan pelanggaran,
ia mengepalkan tangan di antara kami
dan banyak bicara terhadap Allah."