Article: 20110530/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (fmt)
k (upd unified info)
Baris 1: Baris 1:
{{devosi
{{unified info | templatetype=devosi
  | judul    = Benih Kerajaan, pertumbuhan, dan Pewaris Takhta
  | judul    = Benih Kerajaan, pertumbuhan, dan Pewaris Takhta
  | tahun    = 2011
  | tahun    = 2011

Revisi per 26 Juli 2013 12.50

Kita baru saja merayakan Perayaan Paskah, yaitu kematian dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Paskah merupakan titik tolak dan dasar dari perjalanan iman Kristiani. Sebuah awal, permulaan yang baru, kelahiran baru.

Perayaan Paskah orang Yahudi diawali di dalam Keluaran 12 merupakan hari kelahiran Israel menjadi sebuah bangsa, sebuah permulaan baru. Israel, yang artinya “Pangeran Tuhan” bisa dikatakan sebagai calon Pewaris Takhta, keluar dari perbudakan Mesir selama 400 tahun lebih, dan menjadi sebuah bangsa pilihan Tuhan Imamat yang Rajani (Keluaran 19:6).

Ada tiga Perayaan di dalam Perayaan Paskah orang Yahudi, yakni:

  1. Hari Raya Paskah menubuatkan mengenai Yesus sebagai Domba Paskah yang disembelih
  2. Hari Raya Roti Tidak Beragi menubuatkan mengenai tubuh Yesus yang tanpa dosa, kematian dan penguburan-Nya
  3. Hari Raya Buah Bungaran (Buah Sulung) menubuatkan mengenai Kebangkitan Yesus sebagai Buah Sulung dari segala ciptaan.

Secara jasmani, Israel dijadikan bangsa yang sulung dari semua bangsa-bangsa di bumi, putera sulung Tuhan (Yeremia 2:3; Keluaran 4:22).

Oleh karena kasih karunia, Yesus Kristus, Sang Putera Mahkota, putera tunggal Bapa dijadikan oleh Bapa menjadi Buah Sulung bagi kita (1 Korintus 15:22-23). Yesus Kristus adalah benih sulung yang terbaik, yang sempurna dan yang tidak bercacat cela yang harus mati, ditanam, ditabur, dikubur dan bangkit kembali. Bagi kita yang percaya kepada-Nya, kita menjadi satu di dalam kematian dan kebangkitan-Nya serta bertumbuh dari benih Sulung sempurna, benih Kerajaan yang diinvestasikan di dalam diri kita. Di dalam Kristus kita dijadikan satu manusia baru, Yahudi dan non-Yahudi untuk menjadi Pewaris Takhta.

Karena kita berasal dari benih Sulung sempurna, atas kehendak-Nya sendiri Ia juga telah menjadikan kita oleh Firman kebenaran, supaya kita pada tingkat tertentu dijadikan anak sulung diantara semua ciptaan-Nya (Yakobus 1:18; Roma 8:19, 23).

Apa yang dimaksud dengan anak sulung ? Di dalam Kerajaan, anak-anak sulung adalah mereka yang karena hak kelahiran dijadikan sebagai Pewaris Takhta untuk meneruskan keberlangsungan sebuah Kerajaan (Mazmur 89:28; Kejadian 43:33). Anak-anak Sulung mendapatkan bagian ganda (Ulangan 21:17). Anak-anak sulung adalah milik Tuhan (Keluaran 13:2; Maleakhi 3:8), mereka dijadikan imam-imam bagi Tuhan kita (Bilangan 3:12, 3:45-50).

Namun begitu Firman Tuhan katakan, selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya (Galatia 4:1-3).

Setelah orang Yahudi merayakan Perayaan Paskah, mereka merayakan Perayaan Menghitung Omer (Berkas Tuaian) selama 7 minggu sebelum memasuki Perayaan Pentakosta, di mana Torah diturunkan di Gunung Sinai. Pada Perayaan Pentakosta, di loteng Yerusalem, sesuai dengan janji Bapa, Roh Kudus dicurahkan. Angka 7 artinya sempurna, selesai atau sebuah siklus penuh. 7 minggu (7x7=49) berbicara mengenai kepenuhan dimensi jasmani, mencapai kegenapan waktu. Perayaan Menghitung Omer setiap harinya secara rohani berbicara mengenai pertumbuhan kita hingga kita mencapai akil balig. Kita akan mencapai akil balig jika tanah hati kita subur untuk mengalami pertumbuhan benih Sulung Kerajaan yang sempurna yang ditabur di dalam diri kita. Kita sedang dipersiapkan untuk memasuki destiny kita di dalam Kerajaan pada hari yang ke 50, Perayaan Pentakosta.

Penta, di dalam bahasa Yunani artinya 50. Pentakosta artinya hari yang ke 50. 50 berbicara mengenai sebuah dimensi baru, dimensi dari Tempat Tinggi, dimensi Kerajaan mengatasi dimensi jasmani. Di dalam bahasa Ibrani, Nun (= 50) memiliki arti Pewaris Takhta. Angka 50 berbicara mengenai tahun raja-raja.

Alkitab berbicara dengan jelas bahwa selama kita belum akil balig, atau pertumbuhan rohani kita belum mencapai tingkat tertentu, kita masih takluk juga kepada roh-roh dunia. Kita masih dikuasai oleh sistem dan hikmat dunia ini. Ketika kita telah mencapai akil balig, kepada kita dipercayakan otoritas dan kuasa Kerajaan dari Tempat Tinggi, yaitu Roh Kudus-Nya, untuk menjadikan kita saksi-Nya yang bertujuan untuk memperluas Kerajaan-Nya di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Waktu-Nya sudah sangat singkat. Perhatikan kondisi hati dan pikiran kita. Pertumbuhan rohani yang sejati membawa setiap kita memasuki penggenapan destiny kita di dalam Kerajaan-Nya.

Nantikan dan terima kuasa dan otoritas dari Tempat Tinggi! (BPP/0511 SPIRITUAL GROWTH & THRONE INHERITOR)

Sumber