Materi COOL Umum/2012-10: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k upd
Leo (bicara | kontrib)
k upd unified info
 
Baris 1: Baris 1:
{{materi cool
{{unified info | templatetype=matericool
| tipe  = umum
| tipe  = umum
| judul  = Anak yang berkenan
| judul  = Anak yang berkenan

Revisi terkini sejak 26 Juli 2013 06.14

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (Efesus 6:1-3)

Pendahuluan

Minggu ini kita mempelajari mengenai menjadi seorang anak yang benar di hadapan Allah. Sekalipun mungkin sebagian dari kita sudah tidak memiliki seorang Ayah atau Ibu secara jasmani, kita masih tetap harus menerapkannya kepada otoritas yang Tuhan taruh di dalam hidup kita (pemimpin, gembala, atasan di tempat pekerjaan, bahkan kepada gembala COOL yang telah Tuhan tetapkan). Dan kita pun harus meneruskan dan mengajarkannya kepada anak-anak kita (Ulangan 6:7).

Isi dan sharing

Perkenanan adalah anugerah dari Tuhan. Salah satu contoh yang indah bagaimana belajar menjadi anak yang berkenan adalah dari Daud.

Prinsip-prinsip apa yang menjadikan Daud seorang anak yang berkenan di hadapan Allah?

  1. Memiliki penundukan diri (1 Samuel 16:11; 17:58)
  2. Daud memiliki tujuh kakak laki-laki dan dia adalah anak yang paling bungsu. Ia tidak dipandang Isai, ayahnya, karena masih muda. Isai tidak memandang perlu menampilkan Daud dalam ‘parade’ Samuel. Tetapi sekalipun tahu bahwa ia dibedakan dari kakaknya, Daud tidak kehilangan hormat kepada ayahnya. Ia tidak menjadi pahit hati. Bahkan setelah mengalahkan Goliat, Daud tetap memperkenalkan diri sebagai anak Isai, sehingga Isai pun mendapatkan penghormatan dari Saul, rajanya. Rasa hormat lahir dari adanya penundukan diri, sekalipun kita tahu orang tua kita memiliki kelemahan/kekurangan. Sharingkan: Bagaimana dengan kita? Apakah kita dahulu pernah dibedakan oleh orangtua kita dibandingkan saudara-saudara kita yang lain? Apakah kita masih menyimpan rasa pahit, kecewa atau pedih karena perlakuan orangtua kita dan belum dibereskan sampai hari ini? Jika ada, lepaskan pengampunan dan minta didoakan setelah ini.
  3. Taat terhadap Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 13:22)
  4. Jika penundukan diri adalah sikap hati, maka ketaatan adalah tindakan kita. Taat kepada Firman Tuhan adalah suatu yang tidak dapat ditawar atau dikompromikan. Firman Tuhan harus kita lakukan, apapun resikonya, berapapun harga yang harus kita bayar. Kita mesti taat kepada orang tua selama orang tua kita memberikan perintah kepada kita yang sesuai dengan Firman Tuhan. Daud berkenan di hati Tuhan, karena ia melakukan perintah Tuhan pada zamannya. Sharingkan: Bagaimana ketaatan kita terhadap Firman selama ini? Masihkah kita memilih-milih atau beralasan dalam melakukan Firman Tuhan? Itu adalah kompromi. Bagaimana jika orang tua kita memberi perintah yang tidak sesuai dengan Firman? Apa yang kita lakukan?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Sebagai anak, Firman Tuhan bagi kita tidak pernah berubah, yaitu kita harus hormat dan taat kepada orangtua kita. Mari kita terus melakukannya. Bila orangtua kita sudah berumur dan jauh saat ini, kita bisa tunjukkan kasih kita dengan menelepon mereka secara rutin. Mulailah dengan hal sederhana. Tuhan Yesus memberkati.

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (Efesus 6:1-3)

Minggu ini kita mempelajari mengenai menjadi seorang anak yang benar di hadapan Allah. Sekalipun mungkin sebagian dari kita sudah tidak memiliki seorang Ayah atau Ibu secara jasmani, kita masih tetap harus menerapkannya kepada otoritas yang Tuhan taruh di dalam hidup kita.

Catatan

  • Minggu IV: Libur COOL sehubungan hari libur Nasional (Jumat, 23 Maret 2012)
  • Minggu V: Doa Keliling COOL
Gembala COOL dapat menentukan pokok-pokok doa dan cara doa keliling yang akan dilaksanakan, dengan sepengetahuan Mentor Wilayah/Mentor Distrik atau Penggembalaan masing-masing.