Article: 20100510/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - " :" menjadi ":"
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - " | tanggal =" menjadi " | date="
Baris 2: Baris 2:
  | namespace = Article
  | namespace = Article
  | pagename  = 20100510/DV
  | pagename  = 20100510/DV
  | tanggal  = 2010-05-10
  | date= 2010-05-10
  | judul  = Senantiasa mengalami penyertaan Tuhan
  | judul  = Senantiasa mengalami penyertaan Tuhan
  | tahun  = 2010
  | tahun  = 2010

Revisi per 24 November 2022 02.55

Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan, bahwa Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya kepada kekuasaan Yusuf. (Kejadian 39:3-4)

Sesuatu yang tidak lazim terjadi atas Yusuf. Yusuf adalah budak yang dijual oleh para saudagar/kafilah orang Ismael kepada Potifar orang Mesir, seorang perwira kepala Pengawal Firaun. Potifar adalah seorang petinggi yang penting di Mesir. Sebagai budak, seharusnya yang terjadi adalah Yusuf menjadi orang yang hanya disuruh dan tidak memiliki hak apa pun, bahkan dalam tradisi saat itu, tidak lagi memiliki hidupnya. Yang aneh adalah firman Tuhan katakan: "...kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya kepada kekuasaan Yusuf."

Renungkanlah kenyataan ini, secara status, pakaian yang dipakaikan kepada Yusuf adalah pakaian budak. Label budak itu begitu nyata. Tetapi dalam prakteknya, kalau meminjam istilah kehidupan modern hari ini, dia menjadi tangan kanan sang pemilik (owner). "......dan segala miliknya diserahkannya kepada kekuasaan Yusuf." Jika diibaratkan bahwa Potifar itu adalah pemilik perusahaan, maka Yusuf adalah presiden direktur. Jabatan tertinggi yang ada dalam perusahaan. Ini aneh. Sebenarnya seorang budak, tetapi Yusuf dalam kenyataannya adalah sebagai orang kepercayaan nomer satu dari sang pemilik. Mengapa bisa demikian? Inilah yang akan kita renungkan.

Firman Tuhan katakan: “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya..” (ayat 2)

Yang menyebabkan semua itu adalah: TUHAN MENYERTAI Yusuf.

Penyertaan Tuhan atas Yusuf membuatnya berhasil. Penyertaan Tuhan ini begitu nyata, sampai tuannya, Potifar melihatnya dengan jelas. Kenyataan bahwa Tuhan menyertai Yusuf, bukanlah terjadi begitu saja. Ini adalah karena ada yang menarik hati Tuhan dari pribadi Yusuf. Jika hidup seseorang itu disertai Tuhan begitu nyata, dan dilihat orang lain dengan jelas, pastilah ada yang khusus telah dia lakukan kepada Tuhan. Pastilah ada hubungan yang sedemikian dekat dengan Tuhan.

Keberhasilan Yusuf ini, bukan sekedar karena bakat yang baik. Seorang yang cerdas dan terampil, dan melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh maka lazimnya pasti berhasil. Ini alamiah. Ada yang tidak lazim di dalam Yusuf. Hal ini menyangkut perkenanan Allah (favor of God). Alkitab menegaskan, karena penyertaan Tuhan atas Yusuf, maka Tuhan membuat Yusuf berhasil. Karena itu, sesungguhnya hal ini adalah karena Tuhan yang berkarya dalam hidup Yusuf, dan di dalam pekerjaan yang dia tangani. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena Yusuf seorang yang setia. Ia tekun mencari Tuhan dan melekat kepada-Nya, dan dia penuh semangat melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.

Yusuf adalah seorang yang setia dan ia menjaga hidupnya sebagai berikut:

  • Dia senantiasa fokus kepada Tuhan, tidak membiarkan pandangannya terserong kepada keadaan. Dia begitu bersih di dalam melihat dan mengenal Allah, karena memiliki warisan pengenalan akan Allah Abraham dari Bapa Yakub. Apapun masalah yang dia alami, selalu melihat kepada Tuhan yang sedang berkarya di balik semuanya, mempercayai-Nya sebagai Allah yang menjadikannya baik. Dia memprioritaskan Tuhan sebagai yang terutama, terus membangun persahabatan yang intim dengan-Nya.
  • Dia fokus kepada visi yang Tuhan embankan, penuh keyakinan pasti digenapi. Dia tahu bahwa dia sedang berjalan menuju penggenapan janji Tuhan kepadanya. Apa yang dia alami adalah langkah maju semakin mendekat kepada penggenapannya. Dia memegang janji Tuhan dengan teguh hati.
  • Memelihara hati yang bersih. Tidak pernah menyalahkan orang lain, tidak mengeluh dengan keadaannya, tidak menyimpan sakit hati kepada siapapun, tidak mengasihani diri sebagai korban yang bernasib malang; dan tidak mencurigai atau mempertanyakan Tuhan saat menghadapi keadaan yang buruk.
  • Penuh semangat dan antusias dalam melaksanakan setiap tugasnya.

Kita sedang berada di Tahun Pemulihan dan Kelimpahan. Mari ikuti teladan Yusuf. Kejarlah hubungan persahabatan dengan Tuhan sampai mengalami penyertaan-Nya atas saudara, dan lakukan dengan semangat semua tugas yang dipercayakan. Pemulihan pasti Saudara alami, dan kelimpahan terjadi di dalam hidup Saudara. Amin.

Sumber