Article: 20200607/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| tanggal =" menjadi "| date=")
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Baris 2: Baris 2:
| namespace=Article
| namespace=Article
| pagename=20200607/RK
| pagename=20200607/RK
| judul = Dimensi baru yang tidak terduga
| title= Dimensi baru yang tidak terduga
| tahun = 2020
| tahun = 2020
| minggu = 23
| minggu = 23

Revisi per 18 November 2022 17.37

RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal07 Juni 2020
PenulisPdt Dr Johannes SP Rajagukguk ST, CBC
Renungan khusus lainnya

“Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."

(Lukas 5:37-39)

Dimensi baru

#1 Dimensi yang relatif

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa dimensi baru yang akan kita temui di tahun 2020 lebih merupakan perubahan atau pengubahan keadaan saja. Pola pikir seperti ini membuat mereka melihat bahwa tahun dimensi baru itu sebagai sekedar kelanjutan saja dari keadaan yang sebelumnya. Suatu kelanjutan yang bisa saja membelokkan keadaan dahulu, untuk menuju kepada keadaan yang baru, namun tidak terlalu jauh dari yang lama. Mengapa ada pola pikir seperti ini? Alkitab menjelaskan bahwa manusia tidak terlalu senang menghadapi sebuah perubahan yang drastis. Bila mereka sudah menikmati anggur tua, maka mereka tidak akan suka anggur yang baru. Perubahan drastis sepertinya akan mengganggu kenyamanan manusia. Perubahan drastis akan mengganggu rasa aman. Manusia selalu ingin dapat mengendalikan keadaan, walaupun telah terjadi perubahan. Bila kita akan mengukur, “Apa itu keadaan baru menurut setiap individu?” Hasilnya pasti tidak akan sama satu dengan yang lain, karena arti kata ‘baru’ yang manusia inginkan sangat relatif.

#2 Dimensi yang absolut

Memasuki bulan Maret 2020, manusia dan dunia mengalami dimensi baru, suatu dimensi yang benar-benar baru. Membuka tahun 2020, banjir dadakan terjadi di Jakarta, bukan hanya di Jakarta saja; ternyata secara masif juga terjadi di beberapa tempat di bumi ini, mungkin hal ini belum membuat kita mampu membayangkan apa yang akan terjadi. Banyak orang yang hanya, “Wow, banjir." Kemudian situasi yang berubah dengan cepat datang, Cina diserang COVID-19, sepanjang Januari hingga Februari, dan mengalami perlambatan ekonomi yang masif dan itu ternyata mulai mempengaruhi situasi makro ekonomi banyak negara. Bayangan resesi ekonomi mulai terbit seperti fajar.

Kita dikejutkan dan mendadak semua berubah. Virus itu menyebar keluar dari Cina ke Asia, Eropa, Amerika dan masih berkelanjutan hingga saat ini, dan jika kita lihat apa yang terjadi ini, sepertinya dunia tidak siap. Bahkan ketika pelajaran demi pelajaran untuk menghadapi COVID-19 diterima dari Cina, Korea Selatan dan Singapura, informasi itu tidak membuat manusia mau belajar dan berubah dengan cepat. Korban mulai berjatuhan, fokus perhatian dunia berubah, resesi mendadak tiba di depan mata. Korban di Korea Selatan semakin bertambah karena gereja mengabaikan seruan untuk tidak berkumpul. Korban di Italia meningkat karena penduduknya tidak mau dibatasi karantina. Korban di USA melompat jumlahnya karena anak-anak muda lebih mementingkan ‘Spring Break’ yaitu pesta gila para remaja/mahasiswa pada musim liburan yang penuh dengan kebebasan daripada keamanan para manula dan anak kecil di keluarga mereka. Di Indonesia, juga mirip-mirip walau belum separah di negara-negara itu. Para manusia yang tidak mau diubah itu, dipaksa untuk melihat harga yang mereka bayar, ketika orang-orang di sekitar mereka menghembuskan nafas terakhirnya.

Dimensi baru ini benar-benar baru, ternyata kata ‘baru’ yang Tuhan maksudkan adalah, tentang sesuatu yang belum pernah terjadi, yang bila ditinjau dari sudut apapun akan mengejutkan, akan tetap baru. Baru yang Tuhan maksudkan itu absolut.

“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini." (Ulangan 29:29)

#3 Hal-hal yang tersembunyi

Perubahan dan keadaan yang baru melahirkan banyak pertanyaan. Mengapa? Mengapa dia yang terkena, dia kan orang baik? Mengapa aku? Bagaimana nanti? Bagaimana hari depanku? Mengapa tidak dapat ditolong? Ada banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab. Mungkin karena keterbatasan manusia, atau ada alasan lain? Alkitab berkata bahwa hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita.

Kecenderungan manusia adalah ingin segera dapat menguasai keadaan, ingin berada di zona aman dan nyaman, dan ini membuat banyak manusia hidup terjebak dalam kekhawatiran hari-hari ini. Khawatir ini akan memicu ketakutan, ketakutan mendorong kekacauan, ketakutan menurunkan daya tahan tubuh, dan akhirnya kekhawatiran tidak pernah berakibat lebih baik.

Tuhan Yesus dalam Matius 6 mengajarkan agar janganlah kita khawatir. (Yun) μή μεριμνάω (merimnao) yang merupakan sebuah kata kerja. Artinya untuk tidak khawatir manusia harus dengan aktif memastikannya. Sehingga terjemahannya mungkin dapat juga dikatakan, “Buatlah khawatir tidak hadir”. Karena Tuhan tahu yang kita perlukan.

Definisi “Orang beriman atau orang percaya” sedang diuji saat ini. Apakah kita semua termasuk dalam bilangan orang yang benar-benar duduk dalam naungan dan perlindungan Tuhan? (Mazmur 91)

Karena orang benar hidup dari percayanya. Mati atau hidup, sakit atau sembuh, aman atau kritis, harus dipercayakan kembali kepada kedaulatan Tuhan (Kurios). Kata ‘Iman’ dalam Perjanjian Baru, memakai kata ‘Pistis’ atau kata kerja ‘Pisteuo’ (beriman), yang bila diterjemahkan langsung kira-kira berarti mempercayakan diri pada apa atau siapa yang dipercaya.

Bisa jadi, puncak dari ‘Shalom’, bukan tidak mengalami masalah. Bisa jadi, puncak dari ‘Shalom’ adalah damai sejahtera walau di tengah badai. Seperti rajawali yang justru naik terbang tinggi di pusat badai, hingga di atas badai. (Yesaya 40: 31)

Hal-hal yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti, atau yang Tuhan belum bukakan, serahkanlah dan percayakanlah di tangan Tuhan.

#4 Hal-hal yang dinyatakan

Jangan sepelekan apapun yang sudah tidak tersembunyi lagi. Hal-hal yang sudah dinyatakan, jadi bagian kita, serta keturunan kita, untuk diperhatikan dan dilakukan. Mungkin hal-hal yang Tuhan masih sembunyikan, memang tidak ada gunanya dinyatakan pada kita saat ini. Mungkin bila dinyatakan pun manusia belum dapat meresponinya. Tetapi bila Tuhan sudah mewahyukannya, dan membukakannya, Firman Tuhan katakan, itu menjadi bagian kita.

Betapa bodohnya manusia, ketika ia tidak mengerti dan paham, manusia hanya sibuk bertanya-tanya tanpa jawaban. Ketika Tuhan sudah menyatakan situasinya, banyak manusia yang tidak mau mengerjakan bagiannya. Ada bagian Tuhan, ada bagian kita. Mempercayakan hal-hal yang tidak kita mengerti pada Tuhan, itu adalah iman. Tetapi melakukan bagian kita, karena sudah Tuhan nyatakan kepada kita, itupun juga iman. Semuanya sudah dinyatakan, supaya diperhatikan dan dilakukan.

Apa yang sudah Tuhan nyatakan yang harus menjadi perhatian kita?

  1. Secara Rohani
    1. Pentakosta Ketiga sedang terjadi, yaitu pencurahan Roh Kudus yang dahsyat untuk penuaian besar dan terakhir sebelum kedatangan Tuhan yang kedua kali.
    2. Pencurahan Roh Kudus akan disertai goncangan, supaya setiap orang yang berseru kepada Tuhan akan diselamatkan.
    3. Pencurahan Roh Kudus memberdayakan Gereja agar dapat menyelesaikan Amanat Agung.
    4. Indonesia memimpin di depan dalam gerakan penuaian ini, dan Generasi Yeremia sedang (bukan akan) dibangkitkan.
    5. Rapatkan barisan dan fokus pada semua yang Tuhan sudah sampaikan.
    6. Terus perkatakan apa yang kita percayai, seperti Mazmur 91.
    7. Banyak membaca Alkitab dan berdoa, memuji dan menyembah Tuhan serta bahasa Roh.
  2. Secara Jasmani
    1. Taati pemerintah, sebab merekalah yang dipilih mewakili Tuhan untuk mengatur Indonesia.
    2. Terapkan social distancing dengan tinggal di rumah, batasi keluar rumah dan batasi kontak fisik dengan manusia lain.
    3. Rajin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, hand sanitizer atau tissue basah.
    4. Jaga kesehatan dan tingkatkan daya tahan tubuh, baik dengan istirahat cukup, olahraga, maupun dengan suplemen.
    5. Sebisanya lakukan WFH (Work from Home) atau online meeting, baik dalam hal-hal sekuler maupun kegiatan rohani dan ibadah.
    6. Batasi media sosial, khususnya hindari berita-berita yang dapat memicu kekhawatiran dan menurunkan daya tahan tubuh. Jadilah pembawa kabar baik bagi sesama, dan bukan penyebar hoaks.

Bukankah hal-hal di atas ini sudah dinyatakan sejak lama dan hingga hari-hari ini. Apa yang sudah dikenali dan diajarkan, adalah untuk manusia percaya lakukan. Baik yang Tuhan nyatakan lewat Gembala Sidang kita, ataupun lewat pemerintah. Mungkinkah akan ada pernyataan lain yang berikutnya? Mungkin saja. Tetapi apa yang sudah dinyatakan saat ini, lakukanlah!

Tuhan pegang kendali

Merenungkan semua yang terjadi, sepantasnya kita kagum akan kasih dan kuasa Tuhan. Dia begitu mengasihi Gereja, sehingga menyatakan rahasia rencana-Nya lebih dahulu pada kita sebelum semuanya terjadi. Kekaguman akan kuasa-Nya, karena apa yang Tuhan katakan, Dia mampu melakukannya. Pesan dan nubuatan sudah disampaikan. Tuhan juga akan melakukannya.

Dimensi Baru sudah datang, dimensi yang belum pernah kita alami sebelumnya dan kita termasuk di dalamnya. Kebingungan yang muncul harus dengan aktif disingkirkan. Bangkitkan percaya, bangkitkan iman, dan mulailah berkata-kata, mulailah berdoa dan bertobat, marilah kita lakukan bagian kita, hingga kita tidak sempat khawatir. Nantikanlah Tuhan, dengan percaya, orang benar akan terbang bagai rajawali, berjalan tidak menjadi lelah dan berlari tidak menjadi lesu. Amin. (JR)

Sumber

  • Pdt Dr Johannes SP Rajagukguk ST, CBC (07 Juni 2020). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 04 November 2020.

    “Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."