Article: 20110228/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Leo memindahkan halaman Devosi/2011-09 ke Article:20110228/DV)
k (upd)
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=devosi
{{unified info | templatetype=devosi
| namespace = Article
| pagename  = 20110228/DV
| tanggal  = 2011-02-28
  | judul    = Mendengar suara Tuhan
  | judul    = Mendengar suara Tuhan
  | tahun    = 2011
  | tahun    = 2011

Revisi per 19 Februari 2021 05.58

“Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.” (Yohanes 10:3-4).

Ayat yang kita baca di atas adalah penggalan dari perikop yang terkenal: “Gembala Yang Baik”. Tentunya kita semua tahu bahwa Gembala Yang Baik adalah Tuhan Yesus, dan itu berarti bahwa kita semua yang percaya kepada DIA adalah domba-domba-Nya.

Hal lain yang luar biasa yang dapat kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa domba-domba (seharusnya) mendengarkan suara gembalanya, bahkan bukan hanya mendengarkan, tetapi mengenal suara gembalanya.

Kita adalah domba-domba-Nya, dan Tuhan Yesus adalah Gembala kita, pertanyaannya sekarang adalah: Apakah Anda mendengarkan suara-Nya setiap hari?

Mungkin sebagian Anda menjadi heran dengan pertanyaan ini. “Mendengar suara Tuhan??? Aduhhh… saya mah jemaat biasa… bukan pengerja, apalagi pendeta...” “Apa saya bisa?”

Semua kita bisa mendengarkan suara Tuhan dan harus mendengarkan suara Tuhan. Ada banyak alasan penting mengapa kita perlu mendengarkan suara Tuhan, tapi kali ini kita akan mempelajari 2 (dua) di antaranya. 

#1 Mendengarkan suara Tuhan adalah soal hidup atau mati.

Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! (Yesaya 55:3a)

Luar biasa, ternyata mendengarkan suara Tuhan itu bukanlah hal yang sepele, melainkan soal hidup atau matinya kita. Ayat ini mengatakan kalau kita ingin hidup, arahkan telinga kita kepada Tuhan, datang pada-Nya dan dengarkanlah Tuhan!

Contoh yang nyata adalah seperti yang dialami oleh Raja Ahab (1 Raja 22:1-37). Pada waktu itu ketika raja Ahab mengajak raja Yosafat untuk berkoalisi merebut kembali Ramot-Gilead dari tangan raja Aram, Yosafat meminta agar raja Ahab untuk meminta petunjuk Tuhan dengan menanyakan Firman Tuhan (ayat 5). Sebanyak 400 nabi-nabi ‘bayaran’ menubuatkan hal-hal yang baik, tetapi raja Yosafat merasa perlu untuk meminta petunjuk Tuhan melalui nabi TUHAN. Maka dipanggillah Mikha bin Yimla di mana nabi Mikha menyampaikan apa yang menjadi pesan Tuhan dan bagaimana nasib raja Ahab apabila maju bertempur melawan Aram (ayat 17-23).

Sayangnya raja Ahab tidak mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan melalui nabi Mikha. Raja Ahab tetap maju berperang, tapi apa yang terjadi? Sekalipun dia sudah menyamar, tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Ahab diantara baju zirahnya. Pada waktu petang matilah ia karena kehabisan darah (ayat 34-35).

Bukankah bagian lain dari Alkitab mencatat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa “manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Kehidupan kita bukan hanya dari makanan/berkat yang sifatnya jasmani saja (baca: roti), tetapi dari setiap firman (perkataan) yang keluar dari mulut Allah. 

#2 Mendengar suara Tuhan menentukan keberhasilan kita.

Banyak orang berpikir bahwa keberhasilan hanya ditentukan dari keterampilan, keahlian, pengalaman serta seberapa keras dia berupaya. Satu hal yang ‘jarang’ disadari adalah bahwa keberhasilan kita tergantung dari apakah kita mendengarkan suara Tuhan atau tidak.

Daud adalah bukti nyata dari seorang yang mengalami keberhasilan karena mendengarkan suara Tuhan. Salah satu peristiwa yang Daud alami tercatat dalam 1 Samuel 23:1-5 di mana pada waktu itu orang Filistin menyerang dan menjarah kota Kehila. Pada waktu itu Daud bertanya kepada Tuhan, apakah Daud diijinkan Tuhan pergi mengalahkan orang Filistin itu atau tidak. TUHAN berkata, “Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.” Tetapi orang-orangnya Daud mengatakan hal yang sebaliknya dan berupaya mencegah Daud karena mereka ketakutan. Daud kembali meminta konfirmasi dari Tuhan, dan untuk kedua kalinya Tuhan berkata agar Daud pergi dan berperang melawan orang Filistin.

Daud TAAT AKAN SUARA TUHAN, dia pergi ke Kehila; berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan Daud menimbulkan kekalahan besar diantara orang Filistin. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila.

Daud mengalami keberhasilan karena dia mendengarkan suara Tuhan dan taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan.

Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda ingin mengalami hidup yang bermultiplikasi dan dipromosikan Tuhan?

Apakah Anda ingin mengalami keberhasilan-keberhasilan dalam segala aspek kehidupan Anda?

DENGARKANLAH SUARA TUHAN YESUS, DAN ALAMILAH APA YANG TELAH DIA JANJIKAN! Be Blessed!

Sumber