Article: 20110307/DV: Perbedaan antara revisi
k (upd unified info) |
k (Leo memindahkan halaman Devosi/2011-10 ke Article:20110307/DV) |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 19 Februari 2021 05.54
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 25 November 2024 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
- Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
- Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Saya pernah mendengar seorang hamba Tuhan berkata "to receive Jesus cost you nothing but to follow Jesus cost you everything" terjemahan dalam bahasa sehari-hari kira-kira seperti ini: "untuk menerima Yesus itu gratis tetapi untuk mengikuti Yesus, ada harga yang harus dibayar" artinya ada pengorbanan, mungkin korban waktu, korban tenaga, korban harta, korban perasaan, dan lain-lain.
Ketika kita mulai sungguh-sungguh untuk mengikuti jalan-jalan-Nya, maka kita mulai dianggap aneh oleh orang-orang yang belum percaya kepada-Nya bahkan iblis bisa memakai seseorang atau lebih untuk menganiaya kita dan hati kita begitu pedih rasanya.
Saudaraku, apakah Tuhan benar-benar memahami penderitaan dan kesusahan kita ketika menangis? Dapatkah Ia benar-benar ikut merasakan penderitaan kita?
Kita mengalami kesusahan dan "menangis sepanjang malam", tetapi Yesus juga mengalami hal yang sama. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani 4:15)
Ketika Ia sebagai manusia melakukan kehendak Allah Bapa, Ia mengalami penderitaan yang luar biasa ... dihina, dianiaya, disiksa, bahkan sampai Ia harus mati tergantung di kayu salib untuk membuka jalan menebus manusia yang telah jatuh dalam dosa agar semua manusia yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh kehidupan yang kekal di surga.
Imam Besar Agung kita berjalan melintasi pintu rumah-rumah kita, Ia melongok ke dalam dan dengan lemah lembut meletakkan kantong-Nya di bawah mata kita dan berkata "Menangislah anak-Ku, akan Ku-tampung setiap tetes air matamu dan akan Ku-ingat penderitaanmu".
Mungkin Anda akan bertanya, "Mengapa Tuhan menampung dan menyimpan air mataku? Sebegitu berharganyakah air mataku?"
Airmata yang bercucuran dari anak-anak-Nya dan diserahkan kepada-Nya untuk disimpan, jelas bukan air mata dari sikap pemberontakan atau dari sikap yang tidak ikhlas.
Air mata yang mengalir dari hati yang saleh pada suatu ketika nanti akan dikembalikan kepada pemiliknya, setelah diubah menjadi penghiburan oleh kekuasaan yang dulu pernah mengubah air menjadi anggur.
Saudaraku, mungkin saat ini Anda sedang memerlukan penghiburan dari Tuhan yang belum pernah Anda nikmati.
Saudara terkasih, jangan pernah berhenti berharap kepada-Nya karena Ia bersama dengan Anda.
"...sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai " (Mazmur 30:6)
Biarkan air mata anda berlinang dan bercucuran sesukanya. Tuhan dengan penuh kesabaran menunggu untuk menampung setiap tetes air mata Anda dan Ia akan membuat indah pada waktu-Nya.
Sumber
- (FM) Divisi Profetik (07 Maret 2011). "Air mata yang ditampung-Nya". Devotional (Healing Articles). GBI Jalan Gatot Subroto (Healing Movement Ministry). Diakses pada 07 Maret 2011.