Article: 20101129/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k Leo memindahkan halaman Devosi/2010-48 ke Article:20101129/DV
Leo (bicara | kontrib)
k upd
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=devosi
{{unified info | templatetype=devosi
| namespace = Article
| pagename  = 20101129/DV
| tanggal  = 2010-11-29
  | judul    = Racun bagi pikiran Anda
  | judul    = Racun bagi pikiran Anda
  | tahun    = 2010
  | tahun    = 2010

Revisi per 19 Februari 2021 05.49

"…Madu, di tangan kananmu, Racun di tangan kirimu…
Aku tak tahu mana yang akan kau berikan padaku…"

Syair di atas adalah penggalan dari sebuah tembang lawas yang pernah terkenal di tahun 80-an. Sekarang mari kita berandai-andai, apabila di tangan Anda sekarang ada dua benda seperti syair lagu di atas, di tangan yang satu Anda memegang madu dan di tangan yang lainnya adalah racun. Apabila Anda diwajibkan untuk meminum salah satunya, mana yang akan Anda pilih untuk Anda masukkan ke dalam tubuh Anda? Racun? Tentunya tidak mungkin! karena sangat berbahaya dan Anda sadar betul bahwa racun tersebut dapat mendatangkan kematian bagi orang yang meminumnya. Madu? Sudah pasti! Cairan berwarna keemasan yang merupakan produksi lebah ini merupakan makanan (atau minuman?) yang sangat lezat, manis dan bermanfaat untuk tubuh kita, bahkan dalam Alkitab dikisahkan bagaimana madu merupakan salah satu makanan dari Yohanes Pembaptis.

Secara otomatis perasaan dan pikiran kita dapat memilah-milah makanan atau minuman yang akan kita masukkan dalam tubuh kita. Makanan atau zat yang berbahaya bagi kesehatan tidak mungkin kita konsumsi, tapi sebaliknya makanan, minuman dan zat yang bermanfaat bagi kesehatan dan meningkatkan stamina sudah pasti kita konsumsi.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan PIKIRAN Anda? Apakah Anda memberikan madu bagi pikiran Anda atau justru racun? Ini yang seringkali tidak kita sadari.

Tanpa sadar kita memberikan banyak ‘racun’ bagi pikiran kita, karena kita tidak secara otomatis memilah-milah sesuatu yang akan kita masukkan dalam pikiran kita, apakah itu bersifat seperti madu atau justru racun. Atau kita kadang ‘tertipu’ dengan pikiran kita sendiri, karena biasanya yang bersifat racun itu terasa sangat menarik dan ‘enak’ bagi kedagingan dan hawa nafsu kita, sebaliknya yang bersifat madu bagi pikiran justru terasa kurang menarik. Di sinilah perlunya kebijaksanaan dan penguasaan diri dalam menentukan mana yang akan kita masukkan dalam pikiran kita, mana yang seharusnya dibuang jauh-jauh dari pikiran kita.

Apa saja yang termasuk ‘racun’ bagi pikiran kita?

  1. Pikiran negatif
  2. Intimidasi
  3. Pornografi

Pikiran negatif

Pikiran negatif menjadi racun yang sangat sering dan banyak menyerang setiap orang. Bagaimana kita mengetahui apakah kita terserang oleh racun ini atau tidak? Cobalah renungkan dan jawab pertanyaan berikut ini:

  • Apakah Anda sering kali terganggu dengan kecurigaan yang berlebihan?
  • Apakah Anda sering Berpikiran yang tidak-tidak terhadap orang lain sekalipun tidak ada bukti?
  • Apakah Anda seringkali bersikap pesimis terhadap suatu rencana yang akan datang?
  • Apakah Anda sering membayangkan hal-hal yang negatif terhadap sikap atau pribadi orang lain?
  • Apakah Anda termasuk orang yang bersikap apatis terhadap sesuatu?

Kalau Anda menjawab “ya” atas setiap pertanyaan di atas, maka kemungkinan besar Anda terserang dengan racun yang namanya pikiran negatif.

Intimidasi

Racun yang kedua bernama intimidasi. Intimidasi bersifat menyerang dengan cara membuat Anda gelisah, tidak bisa tidur, merasa tertekan bahkan depresi. Kalau Anda tidak waspada terhadap racun yang satu ini, tanpa sadar ia akan menggerogoti pertahanan iman serta kekuatan mental Anda.

Waspadalah terhadap racun ini, coba cek dengan merenungkan pertanyaan berikut:

  • Apakah Anda sering dihantui dengan ketakutan?
  • Apakah Anda sering dihinggapi dengan perasaan kekuatiran (kuatir akan masa depan, kuatir akan penghidupan sehari-hari, kuatir akan keselamatan, dan lain-lain)?
  • Apakah Anda terus dikejar-kejar dengan perasaan bersalah?

Pornografi

Racun yang satu ini membuat banyak orang terbuai, karena memang racun ini bersifat memanjakan kedagingan dan hawa nafsu Anda. Kalau Anda tidak waspada, tanpa sadar ia akan menjerat kehidupan Anda kepada dosa yang semakin dalam dan mengikat kehidupan Anda.

Jawaban “ya” terhadap pertanyaan di bawah ini cukup mengindikasikan bahwa Anda terserang olehnya.

  • Apakah Anda seringkali membayangkan hal-hal yang ‘cabul’ saat menatap / bersama lawan jenis?
  • Apakah Anda sulit melepaskan diri dari pikiran-pikiran porno?

Ketiga jenis ‘racun’ ini kelihatannya sepele, tapi apabila Anda terus-menerus memasukkan racun-racun ini dalam pikiran Anda, perlahan tapi pasti racun itu akan membunuh pertumbuhan rohani, gairah dalam melayani, kekuatan mental bahkan iman Anda.

Berhentilah memberikan ‘racun’ bagi pikiran Anda sebab Anda memiliki otoritas atas apa yang boleh atau yang tidak boleh masuk dalam pikiran Anda. Banyaklah membaca, merenungkan serta memperkatakan Firman Tuhan!

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8).

Sumber