Article: 20100322/RK: Perbedaan antara revisi
k (Leo memindahkan halaman Renungan khusus/2010-12 ke Article:20100322/RK) |
k (upd) |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=renungankhusus | {{unified info | templatetype=renungankhusus | ||
| namespace= Article | |||
| pagename= 20100322/RK | |||
| judul = Bergembiralah karena Tuhan - Dia sedang memulihkan kita (Mazmur 37:4) | | judul = Bergembiralah karena Tuhan - Dia sedang memulihkan kita (Mazmur 37:4) | ||
| tahun = 2010 | | tahun = 2010 |
Revisi per 11 Februari 2021 13.31
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 24 Maret 2010 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Kita sedang berada di Tahun Pemulihan dan Kelimpahan. Sepanjang tahun 2010 ini, kita akan mengalami sendiri atau akan mendengar kesaksian teman-teman yang mengalami pemulihan dan kelimpahan yang Tuhan buat atas kita. Apa yang Tuhan janjikan mengenai pemulihan dan kelimpahan, itulah yang akan terjadi di dalam kita yang mengerti meresponi Tuhan dengan benar. Kita sedang dituntun Tuhan untuk mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam tahun pemulihan dan kelimpahan. Mari berikan respons yang tepat.
Apakah yang akan Tuhan lakukan di dalam pemulihan? Terjadinya kelimpahan gandum, anggur dan minyak zaitun. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.
"Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis ..." Yoel 2:25.
Gandum, anggur, dan minyak berbicara kebutuhan hidup yang pokok bagi umat pilihan-Nya. Ketika Tuhan pulihkan umat-Nya, semua yang pernah hilang itu dikembalikan ke dalam hidup umat-Nya dengan berlimpah. Saat firman Tuhan ini disampaikan kepada bangsa pilihan Tuhan, mereka sedang dalam situasi yang buruk. Kenyataannya mereka sengsara karena dijarah oleh musuh. Tetapi sementara umat-Nya masih dalam keadaan yang berbalikan dengan kelimpahan, Tuhan sudah menjanjikan pemulihan dan kelimpahan.
Tuhan menghendaki agar pemulihan ini terjadi atas setiap kita. Karena itu kita harus mengerti bagaimana meresponinya dengan benar. Dia menghendaki agar kita percaya “ mengucap syukur “ bersorak bagi Dia dan bersukacita karena Tuhan.
Kita harus belajar menangkap apa yang Tuhan katakan hari-hari ini, dan mau percaya apa yang akan Dia buat, walau masih dalam keadaan yang sulit. Jangan biarkan laporan pandangan mata kita mendikte sikap kita kepada janji Tuhan. Kita harus menentukan sikap hati kita berdasarkan apa yang firman Tuhan katakan. Apa yang harus kita lakukan?
Firman Tuhan katakan: "Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan ..."
Ketika bani Sion masih dalam keadaan yang susah, firman katakan: bersorak-soraklah ... Ini perintah. Memang tidak masuk akal. Kalau sedang dapat rejeki nomplok, bersorak-sorak ya gampang. Tapi kalau keadaannya sedang serba memprihatinkan, mana bisa? Ya memang, kalau alasannya karena melihat kepada keadaan diri kita sendiri, mana mungkin. Laporan pandangan mata kita akan mengatakan, ini payah, masa disuruh bersorak dan bersukacita saat keadaan menyedihkan. Pantesnya sih, ya merenungi nasib malang dengan keluhan, biar dada sesak merasa agak plong. Karena itu jangan biarkan laporan mata kita mendikte sikap kita. Ambil keputusan untuk bersikap dan bertindak dengan iman. Melakukannya bukan karena merasa dan melihat, melainkan karena percaya firman-Nya dan menginginkan penggenapan janji-Nya. Jadi karena percaya, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Tuhan. Ini namanya iman.
Alkitab berkata, orang benar akan hidup oleh iman. Jika dengan iman, maka alasannya bukan lagi kenyataan keadaan diri kita, melainkan karena Tuhan. Di situlah yang membedakan kita dengan anak-anak dunia. Mereka memang tidak harus hidup dalam iman. Mereka hidup berdasarkan fakta yang kelihatan mata, dan menuruti analisa yang logis menurut pikiran. Tetapi kita tidaklah demikian. Kita adalah anak-anak Bapa di sorga. Kita adalah orang-orang yang sudah dibenarkan oleh Tuhan. Kita hidup oleh iman. Iman akan karya Kristus di kayu salib bagi kita menjadikan kita dibenarkan Allah. Sebagai orang yang sudah dibenarkan Tuhan, Dia mau supaya kita hidup konsisten sebagai orang benar, yaitu hidup oleh iman. Apa maksudnya?
Hidup oleh iman artinya, saat janji-Nya itu belum terwujud, belum terjadi seperti yang diharapkan, namun mata rohani kita telah melihat dengan iman, bahwa yang dijanjikan itu sudah Tuhan berikan kepada kita. Kita memandangnya dengan sikap hati seolah-olah sudah berada di tangan kita. Karena sudah menerimanya dalam iman, maka iman inilah yang menjadi alasan untuk bersorak-sorak di dalam Tuhan.
Firman Tuhan katakan, "bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu ..." Jadi karena mempercayainya bahwa kita menerimanya di dalam iman - bahwa Tuhan telah memberikan bagi kita apa yang Dia janjikan, walaupun belum ada kenyataannya, - maka atas apa yang Dia lakukan, kita bersorak-sorak dan bersukacita karena Tuhan.
Hanya orang-orang yang memiliki pengenalan Tuhan yang benar - dengan membangun hubungan yang intim dengan-Nya - yang akan bisa mengalami sukacita karena Tuhan. Jenis sukacita ini ada bukan bersumber dari bumi, yang harus didukung oleh keadaan baik di sekitar, melainkan dari aliran karena hidup intim bersama Tuhan. Sukacita ini adalah buah dari mengenal kebaikan Tuhan dan percaya akan kebaikan-Nya, walau apapun yang terjadi. Orang yang memiliki sukacita seperti ini akan memiliki semangat dan antusias dalam menanggapi apa yang Tuhan janjikan. Orang ini akan memiliki semangat untuk menghadapi kenyataan yang sulit. Orang ini pasti akan melihat Tuhan turun tangan atas masalahnya, dan memiliki pengalaman membalikkan keadaan yang buruk menjadi baik. Memiliki sukacita jenis ini memang tidak gampang, memang mahal bayar harganya, tapi pasti bisa kita raih dari Tuhan. Tuhan sendiri yang menginginkan kita mengalami aliran sukacita ini.
"Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4)
Iblis memang akan berusaha untuk mencuri sukacita jenis ini. Dia akan tembak dengan panah api beracun untuk membuat tawar hati. Tetapi pilihan untuk tidak akan tawar hati sesungguhnya ada di tangan kita. Kitalah yang memutuskannya.
Paulus adalah contoh seorang yang memilih untuk bersukacita. Ketika keadaan yang dihadapinya memburuk, Paulus tidak menyerahkan dirinya pada keadaan tawar hati dan kecewa. Dia memilih untuk bertekun dan berfokus kepada Tuhan, dan memutuskan untuk meraih kasih karunia yang dia perlukan.
Dia katakan dalam Kitab Korintus: Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari" (2 Korintus 4:1, 16).
Ketika Paulus ada di dalam penjara di Filipi dan dianiaya, ia memilih untuk memuji Tuhan, ganti dari ngomel dan bersungut karena kecewa. Hasilnya: terjadi gempa, belenggu putus, dan dia dibebaskan dari penjara. Lebih dari itu, ada buah yang dituai, yaitu kepala penjara Filipi dan keluarganya diselamatkan (Kisah Rasul 16:24-32). Betapa pentingnya untuk selalu memuji Tuhan dengan iman dalam segala situasi yang kita alami.
Alkitab memberi contoh yang jelas tentang orang-orang yang meraih pemulihan dan diangkat Tuhan ke posisi yang Tuhan janjikan.
Yusuf adalah salah satu contoh orang yang dipulihkan kepada rencana Tuhan. Dari seorang yang terpuruk dijual jadi budak dan dipenjara begitu lama, tiba-tiba naik tahta dengan cepat saat waktu Tuhan tiba untuk memulihkannya (Kejadian 41:41).
Sejak Yusuf lewat mimpi menerima janji Tuhan akan masa depannya menjadi raja, tidak lama kemudian ia malahan mengalami musibah yang beruntun. Ia ditimpa penderitaan dan ketidakadilan, yang membuatnya semakin jauh dari harapan memperoleh kegenapan janji Allah. Dia dibuang ke sumur dalam upaya dibunuh oleh kakak-kakaknya yang iri dengki. Lalu dijual sebagai budak ke Mesir oleh kakak kandungnya sendiri. Ternyata di Mesir pun Yusuf difitnah oleh istri Potifar, seorang kepala pengawal raja Firaun, karena tidak mau diajak selingkuh. Justru karena Yusuf mempertahankan hidup setia dan tidak mau mengkhianati Potifar sebagai tuannya, malah menuai musibah. Yusuf dijebloskan ke penjara tanpa ketentuan akan berapa lama ada di sana. Semua ini cukup alasan untuk mengeluh, marah dan patah semangat.
Apakah Yusuf tawar hati dan mengomel atas rentetan musibah yang menimpanya? Tidak. Yusuf membuat pilihan dan keputusan untuk menghadapinya penuh semangat dan ketekunan. Dari mana tahu bahwa Yusuf penuh semangat menghadapi keadaannya? Dari orang yang mempromosikan dia ke posisi penting saat masih jadi budak.
Saat di rumah Potifar, dilihat oleh tuannya ia berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya. Kepada Yusuf diberikan kuasa atas rumahnya, dan segala miliknya diserahkan kepada kuasa Yusuf (Kejadian 39:3-4). Kalau Yusuf ngomel, menggerutu dengan nasibnya, ketus dan memperkatakan kepahitan atas nasib sialnya, siapa mau untuk mempercayakan kepadanya seperti yang Potifar lakukan? Itu terjadi karena Potifar melihat hati Yusuf yang penuh semangat dan tulus melakukan semua tugasnya, maka ia mendapat kepercayaan.
Ketika dijebloskan ke penjara oleh fitnahan istri Potifar, Yusuf malahan menjadi kesayangan kepala penjara. Kepala penjara itu mempercayakan semua tahanan yang ada kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan, Yusuflah yang mengurusnya. Kepala penjara itu tidak mencampuri segala pekerjaan yang dipercayakan kepada Yusuf (Kejadian 39:21-23). Mengapa ini terjadi? Karena Yusuf penuh semangat dan antusias dengan semua yang dikerjakannya, walaupun ia dipenjara dengan tidak adil. Kepala penjara pun jatuh hati untuk mempercayakan kepada Yusuf tugas dan wewenangnya yang cukup vital bagi kerajaan Mesir. Masih jadi budak, sedang dalam status tahanan, eh malah menerima pomosi. Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa bisa seperti itu? Karena Yusuf selalu percaya Tuhan, dan dia memuji Tuhan. Yusuf memiliki semangat dan antusias dalam menghadapi semua tantangan sebab dia memiliki jenis sukacita karena Tuhan. Bukan sukacita yang berasal dari bumi.
Ketika Yusuf sudah jadi penguasa Mesir, ia tidak mengungkit kesalahan dan membalas dendam kepada orang-orang yang telah jahat kepadanya. Dia tidak menyimpan apa yang buruk di hatinya. Ucapannya keluar dari hati yang tulus dan percaya Tuhan. Dia merawat sukacita karena Tuhan terus mengalir di hatinya.
"Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4).
Seperti Yusuf dipulihkan, kita pun sedang dibawa kepada penggenapannya. Apa yang Tuhan janjikan mengenai pemulihan dan kelimpahan, terjadi di dalam kita yang mengerti meresponi Tuhan dengan benar. Raih dan alami sukacita seperti itu, Tuhan pasti memulihkan hidup kita seperti yang Dia janjikan. Anda pasti bisa. Bangkit dan bersemangatlah bagi Tuhan!!!
Sumber
- MG (24 Maret 2010). GBI Jalan Gatot Subroto.