Article: 20100628/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k baru
 
Leo (bicara | kontrib)
k fmt
Baris 29: Baris 29:
Siapakah yang tidak dapat mengenang kembali masa lalu untuk melihat bahwa hal-hal yang dianggap sebagai musibah akhirnya ternyata merupakan '''berkat''' terselubung? Seorang Pelukis mencampur berbagai warna yang bagi mata orang biasa atau orang awam nampaknya jauh sekali dari tujuan si Pelukis. Tetapi tunggulah sampai ia selesai memadukan warna-warna itu.
Siapakah yang tidak dapat mengenang kembali masa lalu untuk melihat bahwa hal-hal yang dianggap sebagai musibah akhirnya ternyata merupakan '''berkat''' terselubung? Seorang Pelukis mencampur berbagai warna yang bagi mata orang biasa atau orang awam nampaknya jauh sekali dari tujuan si Pelukis. Tetapi tunggulah sampai ia selesai memadukan warna-warna itu.


Kehidupan diumpamakan seperti sehelai kain yang sedang ditenun. Untuk membuat pola yang indah, kita harus menggunakan berbagai warna. Beberapa harus cerah dan indah, beberapa lagi harus gelap. Campuran warna-warna itulah yang membentuk keindahan Pola kain. Sementara tragedi demi tragedi menimpa Yusuf, dibuang dari rumah, dijual sebagai budak, dipenjarakan secara tidak adil, sukar sekali bagi Yusuf untuk dapat melihat bahwa peristiwa-peristiwa itu bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan baginya. Namun dengan mengenang masa lalu, ia berkata kepada saudara-saudaranya, '''“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan.“ ({{sabdaweb2v|Kejadian 50:20}})'''
Kehidupan diumpamakan seperti sehelai kain yang sedang ditenun. Untuk membuat pola yang indah, kita harus menggunakan berbagai warna. Beberapa harus cerah dan indah, beberapa lagi harus gelap. Campuran warna-warna itulah yang membentuk keindahan Pola kain. Sementara tragedi demi tragedi menimpa Yusuf, dibuang dari rumah, dijual sebagai budak, dipenjarakan secara tidak adil, sukar sekali bagi Yusuf untuk dapat melihat bahwa peristiwa-peristiwa itu bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan baginya. Namun dengan mengenang masa lalu, ia berkata kepada saudara-saudaranya, '''''“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan.“ ({{sabdaweb2v|Kejadian 50:20}})'''''


Dalam peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam hidup kita, “Allah selalu mempunyai tujuan yang sesuai dengan Martabat-Nya yang mendatangkan kepujian bagi-Nya dan mendatangkan kebaikan bagi kita.“  '''(AH)'''
Dalam peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam hidup kita, “Allah selalu mempunyai tujuan yang sesuai dengan Martabat-Nya yang mendatangkan kepujian bagi-Nya dan mendatangkan kebaikan bagi kita.“  '''(AH)'''

Revisi per 28 Juni 2010 07.37

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.“ (Roma 8:28)

Kalimat di atas, apabila ditafsirkan menurut konteksnya, dapat mendatangkan penghiburan dan penguatan yang tidak sedikit bagi orang Kristen yang sedang menghadapi berbagai pencobaan. Bagi Paulus kebenaran ayat ini merupakan keyakinan yang mendalam. Dalam hal ini sama sekali tidak ada keragu-raguan. Ia memiliki kepercayaan yang tidak tergoyahkan akan pemeliharaan Allah yang mutlak.

Ia percaya bahwa Allah akan menjadikan segala sesuatu serba baik.

Rencana Allah Serasi. "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu."

Segala sesuatu merupakan bagian dari suatu pola yang sudah dirancang sebelumnya. Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan tidaklah terlepas dari satu dengan yang lainnya. Resep yang diberikan oleh seorang Dokter yang ahli dan berpengalaman seringkali terdiri dari campuran beberapa macam obat yang tujuannya adalah semata-mata untuk mendatangkan kebaikan. Seorang Hamba Tuhan yang bernama Barclay mengemukakan isi ayat itu sebagai berikut, “Kita tahu bahwa Allah mencampurkan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.“ Apabila pengalaman-pengalaman hidup diambil secara terpisah-pisah, mungkin kelihatannya tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya, tetapi apabila dicampur menjadi satu, hasilnya tidak lain adalah kebaikan. Dalam keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan, seringkali kita bertanya, “Bagaimana mungkin hal ini mendatangkan kebaikan?“ Jawabannya ialah “Tunggulah sampai Tabib Agung itu selesai menulis resep-Nya.“

Siapakah yang tidak dapat mengenang kembali masa lalu untuk melihat bahwa hal-hal yang dianggap sebagai musibah akhirnya ternyata merupakan berkat terselubung? Seorang Pelukis mencampur berbagai warna yang bagi mata orang biasa atau orang awam nampaknya jauh sekali dari tujuan si Pelukis. Tetapi tunggulah sampai ia selesai memadukan warna-warna itu.

Kehidupan diumpamakan seperti sehelai kain yang sedang ditenun. Untuk membuat pola yang indah, kita harus menggunakan berbagai warna. Beberapa harus cerah dan indah, beberapa lagi harus gelap. Campuran warna-warna itulah yang membentuk keindahan Pola kain. Sementara tragedi demi tragedi menimpa Yusuf, dibuang dari rumah, dijual sebagai budak, dipenjarakan secara tidak adil, sukar sekali bagi Yusuf untuk dapat melihat bahwa peristiwa-peristiwa itu bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan baginya. Namun dengan mengenang masa lalu, ia berkata kepada saudara-saudaranya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan.“ (Kejadian 50:20)

Dalam peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam hidup kita, “Allah selalu mempunyai tujuan yang sesuai dengan Martabat-Nya yang mendatangkan kepujian bagi-Nya dan mendatangkan kebaikan bagi kita.“ (AH)

Sumber