Khotbah: 20210627-0900/DWP: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= <!-- 4-5 kalimat --> | summary= <!-- 2-3 kalimat --> | shortsummary= <!-- 1 kalimat -->")
k (Penggantian teks - ".jpg↵ | illustration1x1 =" menjadi ".jpg | illustrationA5= | illustration1x1=")
 
Baris 14: Baris 14:


  | illustration16x9= Daniel W Pradhana-20210627.jpg
  | illustration16x9= Daniel W Pradhana-20210627.jpg
  | illustration1x1 = Daniel W Pradhana-20210627-1x1.jpg
| illustrationA5=
  | illustration1x1= Daniel W Pradhana-20210627-1x1.jpg


  | video1service= youtube
  | video1service= youtube

Revisi terkini sejak 19 November 2022 04.30

Shalom, saya percaya Tuhan senantiasa memelihara hidup Saudara, memberkati hidup Saudara, bahkan melindungi Saudara.

Pesan yang saya mau sampaikan buat Saudara saya kasih judul: "Strong Foundation". Saya percaya setiap daripada kita dalam hidup kita sedang membangun sesuatu, karier kita, usaha kita, bisnis kita, rumah tangga kita, anak-anak kita. Tapi tahukah Saudara, dalam membangun sesuatu yang penting adalah fondasinya atau dasarnya.

Saudara sebentar akan bangun tempat kebaktian Saudara yang baru, saya berikan selamat buat Saudara dan ternyata memang benar bahwa sebelum gedung itu dibangun ke atas, maka gedung itu justru harus dibangunnya ke bawah. Hidup kita berlaku prinsip yang sama. Sepanjang satu tahun lebih terakhir melalui waktu-waktu kondisi pandemi, saya temukan ada banyak orang yang “bangunannya” runtuh, karirnya runtuh, rumah tangganya runtuh, dan saya temukan salah satu alasan utamanya adalah ternyata mereka bangun dengan fondasi yang tidak kuat.

Matius 7:24-27,

Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Membangun di atas dasar yang kuat

Saudara temukan lewat ayat-ayat yang baru kita baca, tentang dasar yang teguh dan kuat.

  • Tadi dikatakan setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ketika angin datang, ketika persoalan datang, rumahnya tidak rubuh. Sebab didirikan di atas batu. Nah penting kita pastikan rumah kita, hidup kita dibangun di atas batu karang.
  • Tapi kemudian perhatikan yang kedua Alkitab katakan, tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya. Jangan dengar saja, harus melakukan. Kalau Saudara dengar Firman tapi tidak melakukannya maka ketika mengalami badai, tantangan, masalah, maka apa yang Saudara bangun akan runtuh.

Saya temukan sesuatu yang menarik di sini, Alkitab katakan mau orang itu lakukan Firman, tidak lakukan Firman, setiap kita akan mengalami yang namanya masalah. Tuhan ijinkan untuk tunjukkan sama kita yang bahwa hidup kita ini sudah dibangun dengan cara yang benar atau tidak. Lewat masalah Tuhan mau ajar kita sesuatu. Alasan kedua Alkitab katakan di hari-hari yang terakhir Tuhan akan goncang semuanya, mau Kristen atau bukan, supaya kerajaan yang tidak tergoncangkan itu tinggal tetap Ibrani 12:27-28. Semua akan digoncang, supaya Tuhan tunjukkan perbedaan antara orang yang beribadah kepada Tuhan dengan orang yang tidak beribadah kepada Tuhan, justru di tengah-tengah guncangan, waktu semua orang lain mengalami kehancuran, orang-orang percaya yang membangun rumahnya di atas dasar yang kuat akan tinggal tetap dan lewat itu Saudara jadi terang dan garam.

Dasar yang kuat

Hari ini saya mau ajak kita belajar sama-sama, bagaimana caranya ketika kita menghadapi semua itu kita dapat tetap berdiri kokoh dan teguh. Supaya ke depan apapun yang kita bangun, atau apapun yang kita mau bangun kembali, dibangun dengan cara yang benar, karena Saudara meletakkan fondasi yang benar.

#1 Mendengarkan perkataan Tuhan

Dasar yang kuat di mulai dari mendengar perkataan Tuhan. Perkataan Tuhan itu secara umum dapat diartikan jadi dua hal:

  • Menggali Firman Tuhan
  • Penting untuk setiap kita punya disiplin dan komitmen dalam menggali Firman Tuhan, membaca Firman Tuhan, belajar Firman Tuhan. Alkitab berkata langit dan bumi dapat berlalu, akan berlalu, tapi Firman Tuhan akan tinggal tetap, artinya Firman Tuhan memiliki kuasa, kemampuan untuk tetap berdiri kuat Matius 24:35.

    Kalau Saudara bangun hidup Saudara di atas dasar Firman Tuhan, maka guncangan macam apapun hidup Saudara tetap akan kuat dan kokoh. Saudara dapat dengar khotbah, Saudara dapat baca buku-buku rohani. Saya percaya salah satu efek positif dari COVID-19, dari pandemi, hari-hari ini kita punya akses terhadap berbagai pengajaran, berbagai khotbah dari berbagai Hamba Tuhan. Kita sekarang punya akses terhadap begitu banyak resources, sumber pengajaran, manfaatkan itu, karena kalau Saudara mau punya dasar yang kuat, Saudara harus dengar perkataan Tuhan.

    Di dalam Firman Tuhan terdapat prinsip-prinsip yang solid, Jika Saudara lakukan prinsip-prinsip itu pasti terjadi dalam hidup Saudara, Alkitab juga berkata setiap Firman yang keluar dari mulut Allah tidak akan pernah kembali dengan sia-sia Yesaya 55:11, artinya kalau kita tangkap Firman Tuhan, pasti berhasil.

  • Meluangkan waktu untuk Tuhan
  • Bagaimana kita dapat dengar perkataan Tuhan, kalau kita tidak pernah berdoa, tidak pernah luangkan waktu intim dengan Tuhan, tidak pernah menyembah Tuhan, tidak pernah ambil waktu pribadi dengan Tuhan. Bagaimana dapat dengar Tuhan bicara kalau ketemu saja tidak pernah, atau bagaimana dengar suara Tuhan jika hanya menyapa Tuhan.

    Jika Saudara mau mendengar perkataan Tuhan, Saudara harus luangkan waktu dengan Tuhan. Jadi ini syarat yang pertama, syarat yang penting. Tidak hanya bicara tapi dengar apa yang Tuhan katakan, tidak hanya curhat, tapi dengar isi hati Tuhan. Tidak hanya komplain tapi dengar instruksi dari Tuhan, Tuhan mau bicara sama Saudara.

#2 Mengasihi dan melayani sesama

Yang kedua Alkitab katakan dua-duanya sama-sama mendengar perkataan Tuhan. Ternyata mendengar Firman Tuhan saja tidak cukup. Kita harus lakukan. Hidup Saudara tidak diberkati, tidak diubah hanya karena Saudara dengar khotbah. Pernah tidak Saudara ketemu ada jemaat sudah bertahun-tahun, 10 tahun sudah jadi jemaat, rutin tidak pernah bolos, tiap minggu dengarkan khotbah, tetapi selama 10 tahun itu kita lihat, hidupnya tidak berubah sama sekali. Saudara cek hidup Saudara. Hidup seseorang baru berubah ketika dia ambil keputusan berdasarkan khotbah atau Firman Tuhan yang dia dengar, membuat action plan. Saudara dengar khotbah bagus sekalipun, Saudara dengar Yesus langsung berbicara pada hidup Saudara, kalau sesudah itu Saudara tidak ambil keputusan, maka percuma.

Saya mau kasih saran, bisa tidak setiap minggu Saudara ketemu COOL, pakai Zoom, online, fokusnya tidak sekedar berhenti di sharing firman? Tambahkan setiap jemaat yang datang, yang hadir, ditantang dengan satu pertanyaan “perubahan apa yang kamu mau buat mulai hari ini berdasarkan apa yang kamu belajar?” Tantang setiap orang untuk bicara dan jangan ada jawaban yang abstrak atau umum. Tantang setiap orang untuk punya keputusan yang konkrit. Seperti mulai hari ini saya akan baca Alkitab satu ayat satu hari atau berdoa selama lima menit setiap hari. Minggu depan ketemu lagi cool ditanya, berhasil atau tidak. Saya jamin satu tahun lewat orang sudah tidak mengenali Saudara, karena setiap minggunya ada perubahan-perubahan konkret dalam hidup Saudara. Saya mau tunjukkan satu ayat lain untuk Saudara,

Yakobus 1:22-25,

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

Alkitab berikan ilustrasi yang buat saya menarik, setiap orang jika hanya dengar Firman tapi tidak melakukannya itu seumpama orang yang mengamat-amati mukanya di depan cermin. Saudara amati diri Saudara. Sesudah diamati, sudah jelas dilihat di cermin atau di handphone, jauhkan dari cermin dan handphone, saya tanya kepada Saudara masih ingat tidak mukanya? Lupa langsung. Saudara mau lihat sedetil apapun, sebagus apapun, sebagaimana jelasnya ketika berpaling langsung lupa muka sendiri. Orang jika dengar Firman, Saudara amati, bagus, amin, keren! Kita lihat kekurangan dan kelebihan tetapi ketika Saudara tidak lakukan, apapun yang Saudara terima langsung lupa.

Saya tutup dengan ini, Alkitab katakan barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya. Jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya tapi sungguh-sungguh melakukannya, maka dia berbahagia oleh perbuatannya. They will be blessed in what they do (Yakobus 1:25). Kita diberkati berdasarkan apa yang kita lakukan bukan apa yang kita dengar. Saya berdoa setiap kita mulai hari ini, bangun apapun dengan dasar yang kuat dan solid, pertama dengar perkataan Tuhan, setiap kita baca Firman Tuhan, luangkan waktu dengan Tuhan. Yang kedua lakukan, praktekkan, maka dasar kita akan kuat. Ketika guncangan datang, saya percaya hidup Saudara akan berdiri solid, akan berdiri teguh, akan berdiri kuat, dan menyatakan kemuliaan Tuhan. (MGT) (MGT)

Video