Article: 20201129/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| nama=" menjadi "| name=")
k (Penggantian teks - "| ringkasan =" menjadi "| summary =")
Baris 11: Baris 11:
| infobox = {{{infobox|}}}
| infobox = {{{infobox|}}}


| ringkasan = <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.
| summary = <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.


Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu.
Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu.

Revisi per 15 November 2022 10.23

RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal29 November 2020
PenulisPdm Mickey Kambey, MA
Renungan khusus lainnya

Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu. Apapun yang terjadi di dunia ini semua sudah ditetapkan Tuhan melalui Firman yang diucapkan-Nya, dan bahwa dalam segala hal, Tuhan selalu yang memegang kendali. Apa yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan penggenapan dari firman-Nya dalam 2 Timotius 3:1 yang berkata:

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar."

Sebagai umat Tuhan, kita harus percaya akan kuasa Tuhan, tetapi pada saat yang sama kita juga harus selalu siap sedia menghadapi setiap tantangan zaman yang memang pasti terjadi, menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali. Firman Tuhan bahkan dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang kita jalani di hadapan Tuhan adalah bagaikan sebuah pertandingan atau perlombaan. Pertandingan iman tentunya.

Setiap orang percaya harus mau bertanding, berlomba, supaya keluar sebagai pemenang. Kita tidak pernah bertanding seorang diri, ada Tuhan yang akan selalu menyertai dan menolong kita supaya pada akhirnya kita akan tetap keluar sebagai pemenang.

“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."
(1 Korintus 9:24-27)

Pertanyaannya, mengapa hidup ini disebut pertandingan iman/pertandingan rohani? Karena ternyata dalam hidup ini Tuhan mengizinkan kita mengalami banyak hal. Bukan hanya berkat, tetapi kadangkala masalah, persoalan dan tantangan. Selain kita mengalami keberhasilan dan kesuksesan, kadangkala kita diperhadapkan kepada pergumulan yang berat; entah masalah keluarga, masalah kesehatan, masalah ekonomi, kegagalan, dsb. Itulah kenyataan dari sebuah kehidupan.

Nah, musuh/lawan kita adalah si Iblis. Dia mau kita kalah dan dijatuhkan saat sedang mengalami hal-hal yang buruk atau hal-hal yang tidak mengenakkan tadi. Di sinilah petandingan iman/perombaan rohani itu terjadi, saat kita harus mempertahankan iman meskipun melewati masa-masa yang sukar dan berat dalam hidup kita.

Sering sekali kita lihat banyak orang Kristen yang tadinya rajin beribadah, bahkan sudah melayani pekerjaan Tuhan, tetapi kemudian mereka tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan lagi, mereka kecewa dan undur dari pelayanan karena sedang menghadapi persoalan yang berat dalam hidupnya. Mereka tidak sadar bahwa hidup ini memang sebuah perjuangan, sebuah pertandingan. Tidak selalu mudah seperti yang dibayangkan, tetapi firman Tuhan berkata, kalau kita setia dan bertahan sampai akhir, kita akan menerima mahkota dan upah. Artinya kita pasti akan menerima berkat dari Tuhan.

Persis seperti firman-Nya dalam 2 Timotius 4:7-8,

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya."

Seandainya saat ini kita sedang menghadapi tantangan, persoalan, pergumulan yang berat, yang Tuhan izinkan terjadi, apa yang harus kita lakukan? Apa yang firman Tuhan ajarkan supaya kita dapat bertahan bahkan keluar jadi pemenang?

Iman vs tantangan

#1 Bangkit dan hadapi!

Jangan lari dari kenyataan. Hadapi, jangan takut. Ingatlah akan janji Tuhan dalam 1 Korintus 10:13,

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Janji Tuhan ini berlaku untuk semua masalah dan pergumulan hidup kita, apapun bentuk dan penyebabnya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan masalah apapun terjadi melebihi kekuatan kita. Tahukah Saudara, semua tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh di dunia ini bukanlah orang-orang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya? Justru mereka mengalami banyak sekali kegagalan! Persoalannya karena mereka tidak mau menyerah, mereka bangkit dan menghadapi masalahnya. (contoh: Thomas Alfa Edison, Abraham Lincoln, dll.) Kalau kita tidak lari dari kenyataan melainkan bangkit dan menghadapi masalah tersebut, pasti kita akan melihat mujizat dari Tuhan!

Ketika orang Israel keluar dari Mesir, perjalanan mereka terhenti karena melihat masalah besar di hadapan mereka, yaitu Laut Merah. Tuhan ternyata tidak suruh mereka untuk putar arah, tetapi menyuruh mereka maju. Ketika Musa maju memukul laut itu dengan tongkatnya, maka laut itu terbelah dua. Tongkat itu adalah lambang dari kuasa Allah. Ketika kita sebagai orang percaya, sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin, maju dengan iman dan percaya akan kuasa Allah, Mujizat pasti terjadi!

#2 Hidup dalam perkenanan-Nya

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”. (Mazmur 37:23-24)

Sebagai manusia yang bertubuh fana, tidak ada di antara kita yang kebal terhadap dosa. Siapapun bisa jatuh dalam dosa dan kesalahan. Dalam kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia itu, apa yang harus kita lakukan? Satu hal yang terpenting yaitu rindukan selalu perkenanan-Nya. Minta selalu kepada Tuhan anugerah-Nya ini, sebab mungkin kita bisa sempat jatuh, tetapi kejatuhan itu tidak akan sampai menghancurkan hidup kita, sehingga membuat kita tergeletak dan tidak bisa bangun lagi.

Ketika kita mengalami kasih dan perkenanan Tuhan, maka tangan-Nya senantiasa menopang kita, membela dan mengangkat kita kembali. Itu yang Daud selalu alami di hadapan Tuhan. Daud bukanlah manusia sempurna, tetapi Daud tahu persis apa artinya perkenanan Tuhan.

Pertanyaannya sekarang, apa rahasianya untuk mendapatkan perkenanan Tuhan itu? Ada 3 tokoh di Alkitab yang disebut ‘orang yang dikenan oleh Tuhan’ yaitu Henokh, Daud dan Yesus. Ketiga orang ini memiliki ciri yang sama, yaitu mereka hidup bergaul karib dengan Tuhan. Jadi jawabannya sederhana – namun melakukannya yang tidak mudah – yaitu: INTIM dengan Tuhan. Keintiman adalah kunci untuk mengalami perkenanan dari Tuhan. Mari bangun keintiman dengan hati yang melekat kepada-Nya melalui doa, pujian dan penyembahan secara pribadi di hadapan Tuhan.

#3 Tinggalkan sifat dan perbuatan yang salah

“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11)

Tinggalkan sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang salah/buruk, bahkan jahat, (bad attitude) yang seringkali kita lakukan. Segala bentuk ketidaktaatan, karakter yang negatif, pergaulan yang salah, pengendalian diri yang buruk, pada akhirnya semua akan berujung pada masalah-masalah yang akan menjerat dan menjatuhkan kita di waktu yang akan datang; cepat atau lambat. Sebab itu jadilah dewasa.

Sifat dan kebiasaan buruk itu bagaikan 'ikatan' yang melilit diri kita; persis seperti seekor ular piton atau sanca ketika mau menelan mangsanya. Ular itu akan melilit dulu tubuh mangsanya, sehingga tidak bisa bergerak ke mana-mana, baru ditelannya dengan perlahan, tetapi pasti.

Strategi Iblis juga begitu, dia tidak bisa membuat kita langsung jatuh dalam dosa dan kesalahan. Tetapi dia bersembunyi dibalik sifat, kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, yang kanak-kanak; di mana satu hari hal-hal yang tadinya mungkin sepele, tiba-tiba menjadi monster yang menjatuhkan kita.

Ini adalah hari-hari peperangan yang dahsyat, kita harus jaga ‘daerah teritorial’ hidup kita. Yaitu: keluarga, pekerjaan, usaha, kesehatan kita, dan segala sesuatu yang Tuhan sudah sudah percayakan. Di luar sana ada banyak musuh yang mau merebutnya. Musuh sakit penyakit, kegagalan, kemiskinan, kebangkrutan, perselingkuhan, dan sebagainya. Mereka selalu mengintai untuk menyerang kita. Sebab itu berjaga-jagalah. Tinggalkan sifat kanak-kanak dan jadilah anak Tuhan yang dewasa.

Berkat di balik masalah

Dalam setiap keadaan yang Tuhan izinkan kita alami, Dia selalu punya rencana yang indah. Dia mau kita selalu berubah dan menjadi seperti apa yang dikehendaki-Nya. Tuhan selalu ingin memberkati setiap kehidupan orang percaya, bahkan di tengah-tengah himpitan masalah dan kesulitan.

Apa berkat yang akan kita peroleh di saat kita menghadapi masalah?

#1 Masalah itu mendewasakan kita

Masalah diizinkan Tuhan supaya kita mau berubah dan menjadi lebih dewasa. Ingat Wahyu 3:19 berkata,

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”

Tuhan seringkali mendidik anak-anak-Nya melalui masalah dan penderitaan yang dialami. Kadang kala telinga rohani kita tidak peka untuk mendengar suara, teguran dan nasihat dari Tuhan. Sehingga Dia pakai masalah untuk berbicara kepada kita, supaya kita sadar dan berbalik, sebab itu jangan keraskan hati.

Di sisi lain, setiap tantangan dan masalah yang kita alami menjadikan kita pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya. Masalah itu akan melatih otot-otot rohani kita supaya bertumbuh.

Alkitab mengajarkan bahwa iman itu bertumbuh melalui pembacaan kitab suci, tetapi juga melalui masa-masa yang sukar. (2 Timotius 3:10-15) Tetapi sekali lagi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu justru untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. (Roma 8:28)

#2 Masalah membuat kita dapat melihat kuasa dan kemuliaan Tuhan

Ada perkataan: “Banyak masalah, banyak mujizat. Sedikit masalah, sedikit mujizat. Tidak ada masalah, tidak ada mujizat”. Masalah membuat hidup kita lebih 'hidup', hidup jadi tidak monoton, dan sesungguhnya masalah yang kita alami adalah cara Tuhan untuk kita melihat mujizat dan pertolongan-Nya dinyatakan. Masih ingat kisah di dalam Yohanes 9:1-3 ketika Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Tuhan Yesus berkata bahwa bukan salah siapa-siapa dia buta seperti itu, bukan salah dirinya atau orang tuanya tetapi karya Allah mau dinyatakan dalam diri orang itu.

#3 Masalah membawa kepada keintiman dengan Dia

Seringkali kita terlalu larut dalam segala kesibukan dan rutinitas kita, sehingga hubungan yang intim dengan Tuhan sering terabaikan. Padahal Tuhan mau kita selalu tinggal dalam kasih yang mula-mula dengan Dia. Akhirnya Tuhan izinkan masalah datang supaya kita kembali ke hadirat-Nya.

Waktu masalah datang, kita kembali disadarkan bahwa kita sangat memerlukan Tuhan. Hanya Tuhanlah yang sanggup melindungi kita, keluarga, pekerjaan, apapun, dengan sempurna. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu. Kita hanya bisa bergantung sepenuhnya dan mengandalkan Tuhan.

Melalui masalah Tuhan membuat kita lebih mengenal pribadi-Nya bahkan mengerti jalan-jalan-Nya, bukan hanya dari kata orang atau sekedar pengetahuan, tetapi melalui pengalaman secara pribadi, seperti yang dialami oleh Ayub (Ayub 42:5-6).

“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10)

Penutup

Sebagai orang percaya, kita ditentukan Tuhan untuk jadi ‘emas’ (bersinar, memancarkan kemuliaan Allah, dan berharga). Percayalah akan hal itu, jangan putus asa atau menyerah ketika sedang menghadapi persoalan dan tantangan dalam hidup. Itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk menjadikan kita ‘emas’, yaitu anak-anak-Nya yang memancarkan kemuliaan-Nya. (MK)

Sumber

  • Pdm Mickey Kambey, MA (29 November 2020). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 29 November 2020.

    Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.

Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu.