Article: 20221023/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (fmt)
Tag: Pengembalian manual
k (diatas => di atas)
Baris 33: Baris 33:
</poem>
</poem>


Kutipan kata-kata Max Lucado diatas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan iman kita akan mudah. Tapi Ia berjanji bahwa pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan perjuangan dalam perjalanan hidup kita. Seolah ingin mengatakan bahwa akan ada halangan dalam perjalanan iman kita, akan ada tantangan dalam pertumbuhan kita. Bila untuk mencapai ujung jalan kehidupan atau mendapatkan pertumbuhan itu, kita harus berjuang, timbul pertanyaan: Bagaimana peran Tuhan dalam pertumbuhan kita?
Kutipan kata-kata Max Lucado di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan iman kita akan mudah. Tapi Ia berjanji bahwa pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan perjuangan dalam perjalanan hidup kita. Seolah ingin mengatakan bahwa akan ada halangan dalam perjalanan iman kita, akan ada tantangan dalam pertumbuhan kita. Bila untuk mencapai ujung jalan kehidupan atau mendapatkan pertumbuhan itu, kita harus berjuang, timbul pertanyaan: Bagaimana peran Tuhan dalam pertumbuhan kita?


| isi=  
| isi=  

Revisi per 28 Oktober 2022 14.56

RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal23 Oktober 2022
PenulisPdt Dr Johannes Rajagukguk, ST, CBC
Renungan khusus lainnya

"Tuhan tidak pernah berkata bahwa perjalanan hidup kita akan mudah, tapi Dia berjanji pada saat kita tiba kita akan merasa bahwa semuanya jadi layak."
"God never said that the journey would be easy, but He did say that the arrival would be worthwhile."
-Max Lucado-

Kutipan kata-kata Max Lucado di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan iman kita akan mudah. Tapi Ia berjanji bahwa pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan perjuangan dalam perjalanan hidup kita. Seolah ingin mengatakan bahwa akan ada halangan dalam perjalanan iman kita, akan ada tantangan dalam pertumbuhan kita. Bila untuk mencapai ujung jalan kehidupan atau mendapatkan pertumbuhan itu, kita harus berjuang, timbul pertanyaan: Bagaimana peran Tuhan dalam pertumbuhan kita?

Tuhan berperan

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”
(Roma 8:28-30)

Tidak ada seorangpun manusia Kristen yang kebetulan menjadi Kristen. Sejak awal Allah turut bekerja dalam Kemahakuasaan-Nya. Walaupun respon seorang Kristen nantinya akan mempengaruhi perjalanannya, tetapi peran TUHAN jelas ada.

Dalam Kemahatahuan-Nya:

  • Tuhan memilih
    Kita adalah orang-orang pilihan-Nya. Kita harus meresponi Dia dengan datang kepada-Nya.
  • TUHAN menentukan
    Ada tujuan, arah, sasaran yang dipercayakan kepada kita. Kita bukan manusia yang hidup asal hidup. Tuhan menentukan kita seharusnya menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.
  • Tuhan memanggil (Yun. Kaleo)
    Ia mengundang kita untuk mendekat. Dalam tradisi kerajaan, tidak sembarang orang dapat mendekati raja. Manusia Kristen menerima undangan untuk mendekati Sang Raja. Pemahaman lain, Ia memanggil nama kita. Kita dikenal oleh-Nya, dan bukan orang asing bagi Allah, Raja segala Raja.
  • Tuhan membenarkan
    Seperti Ester menerima uluran tongkat raja Ahasyweros, saat menghadap raja tanpa undangan. Uluran tongkat itu, membenarkan Ester untuk lolos dari hukuman yang seharusnya ia terima. Saat kita mendekati Tuhan, kita butuh dibenarkan. Justifikasi diberikan dalam iman akan korban salib Kristus. Keselamatan itu hasil pemberian dalam iman.
  • Tuhan memuliakan
    Tuhan menganugerahkan kemuliaan kepada siapa Ia berkenan. Ia memiliki pre-kondisi ilahi kepada manusia seperti apa kemuliaan diberikan. Bila perkenanan ada, maka kemuliaan diberikan. Di bagian inilah, perjuangan kita menjadi penting.

“Ukuran tertinggi dari seseorang bukanlah ketika ia berdiri di dalam kenyamanan dan kemudahan melainkan ketika ia berdiri dalam masa penuh pergumulan dan pertentangan.”
“The ultimate measure of a man (or woman) is not where he (she) stands in moments of comfort and convenience, but where he (she) stands at times of challenge and controversy.”
- Martin Luther King Jr –

Kita berjuang

“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.”
(1 Petrus 4:14-19)

Manusia pada dasarnya telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) dan hanya yang percaya kepada Kristus lah yang menerima justifikasi atau pembenaran; menerima keselamatan. Sebuah kesempatan baru untuk kembali kepada rencana Allah, kepada keserupaan dengan Kristus, kepada kemuliaan Allah.

Roh Kudus yang adalah Roh Kemuliaan yang diberikan kepada orang percaya (Efesus 1:13), bukan hanya untuk memberikan kuasa menjadi saksi (Kisah Para Rasul 1:8), tetapi juga memampukan kita untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging orang percaya. (Roma 8:13)

Roh Kudus menuntun kita pada segala kebenaran. Jalan ini tidak mudah!
1 Petrus 4:14-19 di atas mengatakan bahwa akan munculnya penderitaan karena kehendak Allah. (Kisah Para Rasul 14:22; 1 Tesalonika 3:3-4; 1 Petrus 2:20-21; Filipi 1:29; 2 Timotius 3:12)

Manusia Kristen harus berjuang dengan menyerahkan jiwanya pada Pencipta yang setia, dengan selalu berbuat baik. Ya, berbuat baik itu perlu perjuangan dan penyerahan jiwa.

Ada beberapa perjuangan dan penderitaan yang pasti dialami orang percaya:

  • Perjuangan melawan dosa (Ibrani 12:4)
    Contoh: Penipu yang tidak menipu lagi, pembohong yang berjuang untuk jujur, dll.
  • Perjuangan melawan kerajaan kegelapan (Efesus 6:12)
    Contoh: Lepas dari jimat, ramalan, sihir, okultisme, dll.
  • Perjuangan melawan keinginan daging (1 Petrus 2:11)
    Contoh: Tidak membeli barang ‘Sale’ yang tidak perlu, melawan godaan gengsi, dll.
  • Perjuangan melawan keinginan dunia (1 Yohanes 2:16-17)
    Contoh: Tidak menggunakan cara-cara dunia untuk mencapai tujuan, tidak harus kaya untuk sukses, dll.
  • Penderitaan sebagai orang Kristen (1 Petrus 4:16)
    Contoh: Siap dijauhi oleh orang lain karena hidup dalam kebenaran, siap menderita karena nama Kristus, dll.
  • Ujian api yang menempa (1 Petrus 1:7)
    Contoh: Dibentuk makin sabar, makin rendah hati, makin seperti Yesus.

“Jika Anda menginginkan sebuah agama yang membuat Anda merasa nyaman, maka saya sangat tidak menganjurkan kekristenan.”
“If you want a religion to make you feel really comfortable, I certainly don’t recommend Christianity.”
- C.S Lewis -

Bertumbuh dengan sengaja

Jelas bahwa Tuhan berperan, dan kita juga berperan dalam pertumbuhan kita menuju kemuliaan yang Tuhan rencanakan, yaitu seperti gambaran Anak-Nya. Kesadaran, penilaian, keputusan dan tindakan orang percaya akan mendorong pertumbuhan, kedewasaan, dalam menjadi serupa dengan Kristus.

Paulus berkata:

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)

Dunia psikologi dan pendidikan mengenal istilah ‘Rekayasa Pertumbuhan’. Untuk sebuah kredibilitas sumber daya manusia dengan kriteria tertentu, dibuat pelatihan dan pendidikan tertentu dalam kurun waktu tertentu, dan dengan sadar manusia yang disebut siswa atau mahasiswa itu dibentuk dan diuji dalam kurun waktu tertentu. Kekristenan sebenarnya memiliki pola yang serupa dengan itu. Kriterianya sudah ditentukan oleh Tuhan, Pencipta kita. Pelatihan dan pendidikannya oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan. Buku acuannya adalah Alkitab. Dari waktu ke waktu kemajuan dan pertumbuhan kita diuji; Dari kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar. (2 Korintus 3:18)

Kepada Timotius, Paulus juga mengajarkan bahwa diperlukan latihan untuk semua itu dari waktu ke waktu.

“... Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:7b-8)

Paulus menyadari bahwa dengan penuh kesadaran (kesengajaan) pentingnya untuk mencapai standar keserupaan dengan Yesus Kristus. Perlu latihan untuk sabar seperti Yesus, perlu latihan untuk murah hati seperti Yesus, perlu latihan untuk rendah hati, kuasai diri, punya damai sejahtera ilahi, punya sukacita ilahi dan keserupaan lainnya seperti Yesus.

Peran Tuhan, pasti Ia lakukan. Bagian kita juga jangan dilupakan. Bertumbuhlah dengan sadar dan berlatihlah dalam Tuhan, karena semua itu tidak akan pernah sia-sia.

“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18)

“Mere change is not growth. Growth is the synthesis of change and continuity, and where there is no continuity there is no growth”
– C.S. Lewis -

Sekedar berubah bukanlah sebuah pertumbuhan. Pertumbuhan adalah gabungan antara perubahan dan kesinambungan, di mana tanpa kesinambungan maka tidak ada pertumbuhan. (JR)

Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan iman kita akan mudah. Tapi Ia berjanji bahwa pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan perjuangan dalam perjalanan hidup kita.