Khotbah: 20060910-0600/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
k (Penggantian teks - "font-size: 95%;" menjadi "font-size: smaller;")
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
  | khotbahstyle=  
  | khotbahstyle=  
  | illustrationA5= Sutadi Rusli.jpg
  | illustrationA5= Sutadi Rusli.jpg
  | completename= Pdt Ir Sutadi Rusli
  | completename= Pdt Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli
| type= pesangembala
| type= pesangembala | event= Ibadah Raya
| type= Pesan Gembala
| event= Ibadah Raya
  | date= 2006-09-10
  | date= 2006-09-10
  | location = Graha Amal Kasih
  | location = Graha Amal Kasih
Baris 16: Baris 14:
}}</noinclude>
}}</noinclude>
<!-- Tulis di bawah ini, satu atau dua paragraf awal singkat yang dapat ditampilkan di Halaman Utama-->
<!-- Tulis di bawah ini, satu atau dua paragraf awal singkat yang dapat ditampilkan di Halaman Utama-->
{| style="background: transparent; font-size: 95%; font-weight: bold; border: 1px #aaa dotted; padding: 1em; margin: 0 1em .5em 0;"
{| style="background: transparent; font-size: smaller; font-weight: bold; border: 1px #aaa dotted; padding: 1em; margin: 0 1em .5em 0;"
| style="padding: 1em;" | {{sabdaweb2v|Matius 6:25-34}},
| style="padding: 1em;" | {{sabdaweb2v|Matius 6:25-34}},
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?  
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?  

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2024 08.54

Matius 6:25-34,

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Di tengah-tengah situasi dan kondisi kita pada hari-hari ini, baik kondisi alam, ekonomi, sosial politik, maupun dalam berbagai hal yang tidak menguntungkan, Tuhan berpesan kepada kita "Janganlah kamu kuatir akan hidupmu!"

Pada waktu Tuhan Yesus mengajar kepada para murid-Nya untuk tidak kuatir, hal ini juga berlaku dan diajarkan atas kita murid-murid-Nya untuk tidak kuatir dalam hidup kita. Di tengah-tengah kondisi Negara kita yang tidak baik, mungkin juga di tengah-tengah keadaan rumah tangga, keluarga, pekerjaan yang kurang baik, Tuhan mengajarkan kita untuk tidak kuatir.

Matius 10:29a, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?..."
Lukas 12:6, "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?..."

Mungkin kita datang ke tukang burung dan membeli burung pipit yang seharusnya berharga 4 ekor dua duit, karena dua ekor seduit. Tetapi ini justru diberikan 5 ekor burung pipit dengan harga dua duit. Ini menandakan betapa tidak berharganya burung pipit itu sebenarnya, tetapi ayat selanjutnya mengatakan, "... Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah." Apa artinya? kalau burung pipit yang tidak berharga saja, keberadaannya tidak dilupakan Allah, apalagi kita yang dijadikan seturut dengan gambar dan rupa Allah, betapa berharganya kita di hadapan Allah. Tidak perduli siapa kita, apa latar belakang kita, pekerjaan kita, dan kondisi ekonomi kita, Tuhan senantiasa memperhatikan dan tidak pernah melupakan kita, seperti yang dikatakan dalam Ayub 7:17-18, "Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?" Di hadapan Tuhan, setiap kita tidak ada yang lebih ataupun kurang, semuanya sama berharganya.

Kuatir itu terbalik dengan iman. Kekuatiran dapat melumpuhkan iman kita dalam mengiring Yesus, itu sebabnya kekuatiran adalah dosa. Tuhan mengatakan bahwa kita harus berjalan dengan iman bukan dengan penglihatan.

Seumpama dua tembok yang saling berhadapan, tembok yang satu berbicara tentang kekuatiran, sedangkan tembok yang lain adalah tembok iman. Jika kita berjalan menuju tembok kekuatiran, itu berarti kita membelakangi tembok iman. Demikian pula sebaliknya, jika kita mengarah kepada tembok iman, artinya kekuatiran itu ada di belakang kita. Tuhan menghendaki kita mengarahkan pandangan kepada tembok iman, dan apa yang kita imani itu pasti terjadi. Bagaimana mungkin persoalan kita dapat terselesaikan jika kita kuatir? Bahkan dikatakan dalam ayat 27, "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" Kekuatiran kita tidak akan mungkin dapat menyelesaikan persoalan, sakit penyakit dan berbagai permasalahan yang kita hadapi. Sebab kekuatiran kita justru menyebabkan iman kita menjadi lumpuh.

Kita mengerti bahwa hari-hari ini, mungkin kondisi Negara kita, keluarga, pekerjaan dan usaha kita mengalami banyak goncangan. Tetapi Tuhan berpesan untuk tidak kuatir, sebab justru Tuhan hendak melakukan pemulihan. Bukankah tahun 2006 adalah Tahun kelimpahan Gandum, Anggur dan Minyak. Dalam berbagai goncangan yang sedang terjadi hari-hari ini, Tuhan sedang membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa di tengah-tengah goncangan, Tuhan tetap memberkati dan memberikan perlindungan bagi umat-Nya. Firman Tuhan berkata, "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu" (ayat 32). Mereka kuatir, karena tidak mengenal Allah, sementara kita anak-anak Tuhan, kita tidak perlu kuatir karena kita mengenal siapa Allah yang kita sembah. Dia adalah Raja di atas segala raja, yang mencukupkan segala keperluan kita, bahkan memberikan jalan keluar dalam segala perkara yang kita hadapi.

Ada seorang pengamen buta, yang bernyanyi di sebuah restoran. Dikatakan dalam lagunya, "burung nuri, katanya.. terbang tinggi katanya..", sampai ada seorang pelanggan restoran yang bertanya kepadanya, kenapa lirik lagunya menggunakan "katanya"? Dengan spontan pengamen buta itu berkata, "saya tidak pernah melihat bagaimana rupa burung nuri dan bagaimana dia bisa terbang, semuanya saya tahu dari kata orang, sebab saya tidak bisa melihat." Kita harus mangalami Yesus bukan karena kata orang, tetapi kita harus mengalami secara pribadi. Sehingga pada waktu kita berada di tengah-tengah goncangan, justru perlindungan, pemeliharaan dan berkat Tuhan tetap ada di dalam keluarga kita.

Beberapa waktu yang lalu, dalam acara KKR di Salatiga, yang dihadiri oleh ±7000 orang pada malam itu, terjadi lawatan Allah yang luar biasa. Setelah firman Tuhan dibagikan oleh Bapak Pdt DR Ir Niko Njotorahardjo, diberikan kesempatan kepada mereka yang mengalami sakit penyakit untuk maju dan didoakan. Ada sekitar ribuan orang yang maju pada saat itu. Mereka adalah orang-orang sederhana yang datang dari berbagai tempat di Salatiga dan kota-kota sekitarnya. Hamba-hamba Tuhan mulai mendoakan mereka yang maju ke depan. Banyak mujizat dan kesembuhan yang terjadi pada malam itu. Dan setelah itu, masih diberi kesempatan bagi mereka yang mengalami kesembuhan untuk menyaksikan mujizat Tuhan yang mereka alami. Dan banyak sekali orang yang maju ke atas mimbar untuk menyaksikan mujizat Tuhan yang luar biasa dalam hidup mereka.

Salah satu diantara mereka ada seorang ibu yang selama 8 tahun mengalami tumor ganas di daerah ketiaknya. Pada waktu didoakan, Tuhan menjamah ibu itu, dan dia mengalami kesembuhan total dari tumornya. Setelah selesai dia menyaksikan apa yang dialaminya di atas mimbar, ibu itu turun ke bawah sambil menangis dan terus berseru-seru, "Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya!" ada satu sukacita yang luar biasa. Kesembuhan yang sudah selama bertahun-tahun dinanti-nantikan, yang membuatnya tidak berdaya, itu dialaminya hanya dalam waktu beberapa menit saja. Yesus adalah dokter di atas segala dokter. Dia adalah dokter yang dahsyat dan ajaib!

Kita percaya bahwa pada hari-hari ini gerakan kesembuhan sedang terjadi. Gelombang terobosan keuangan, terobosan kesehatan, terobosan dalam pemulihan keluarga hari-hari ini sedang terjadi. Apapun juga yang kita alami dalam kehidupan kita, Tuhan sanggup untuk memulihkan semuanya. Itu sebabnya kita harus senantiasa bersyukur atas apapun yang kita alami, karena Tuhan punya satu tujuan dan rencana dalam berbagai masalah yang kita hadapi.

Segala permasalahan yang terjadi, merupakan sarana bagi kita untuk lebih mengenal Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Allah kita yang menyediakan segala hal di dalam segala keadaan. Ada beberapa orang yang begitu kuatir, bahkan satu peribahasa berkata, "Jangan pinjam matahari besok, jangan hidup dengan bayangan kemarin", maksudnya ada beberapa orang yang hidup bukan dengan tanggal pada hari ini, tetapi hidup dengan waktu yang lalu, dengan berbagai kekecewaan dan masalah-masalah yang lalu yang masih terus diingat-ingat. Dan ada juga yang berpikir terlalu jauh ke depan, dan mulai stres dan kuatir. Matius 6:34 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Seorang dokter ahli Onkologi, ahli penyakit kanker mengatakan, bahwa di dalam diri setiap orang manusia, terdapat sel-sel atau benih sel yang bisa berkembang menjadi liar, menjadi tidak beraturan, menjadi sesuatu yang ganas. Itulah sel kanker. Dan dikatakan bahwa 90% unsur yang paling besar yang dapat memicu sel ini menjadi liar, yakni pada waktu orang tersebut mengalami stres, kekuatiran, dan ketakutan. Sementara 10% unsur yang dapat memicunya adalah karena makanan. Itu sebabnya Tuhan berpesan, "Jangan kamu kuatir akan hidupmu!"

Tuhan tidak menghendaki anak Tuhan mengalami kehancuran pada waktu kita mengalami kekuatiran. Karena pada waktu kita kuatir, kita meninggalkan tembok iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Sebaliknya, pada waktu kita tetap berpedoman pada tembok iman, maka kekuatiran ada di belakang. Dan apa yang kita imani, itu yang akan kita peroleh.

Pada waktu kita mengimani kelimpahan gandum, anggur dan minyak, maka hal itu akan terjadi dalam keluarga kita. Kalau kita mengimani dalam nama Yesus sakit penyakit kita disembuhkan, maka kita pasti akan mengalami kesembuhan di dalam nama Yesus. Jika kita mengimani perusahaan kita yang sudah tertutup, dibukakan dan diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya buat kita.

Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Kata "ditambahkan" dalam bahasa aslinya adalah "dilipatgandakan." Setiap kita pasti ingin diberkati, dan keinginan Tuhan untuk memberkati kita lebih besar daripada kerinduan kita untuk diberkati. Tetapi jika kita mau diberkati, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka segala sesuatunya akan ditambahkan dalam hidup kita. Yang dimaksud dengan Kerajaan Allah dalam Roma 14:17 ialah, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Kerajaan Allah bukanlah berbicara tentang pemenuhan atau kecukupan akan kebutuhan jasmani, tetapi kepenuhan akan soal-soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita. Semuanya itu adalah kekuatan kita. Pada waktu kita dipenuhi dengan semuanya itu, maka kekuatiran tidak akan ada di dalam hidup kita. AMIN.