Arti penderitaan (Pdt Sutadi Rusli)
Pesan Gembala | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 12 November 2006 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Kita tahu bahwa hari-hari ini, ada begitu banyak gelombang yang terjadi. Baik itu gelombang kesembuhan, gelombang pemulihan, dan mujizat-mujizat yang sedang terjadi dalam hidup kita. Ada banyak anak-anak Tuhan yang mengalami terobosan dalam keuangan, kesehatan, keluarga dan kesembuhan. Banyak kesaksian yang luar biasa terjadi. Ini membuktikan bahwa Tuhan tetaplah sama dulu, sekarang dan selama-lamanya, Dialah yang membuat semuanya itu. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang belum mengalami terobosan, pemulihan atau mujizat seperti yang dialami oleh yang lainnya. Bahkan mungkin ada yang sudah mulai putus asa, hilang pengharapan dan berpikir bahwa dia tidak akan pernah mengalami pertolongan dari Tuhan.
Di sebuah kota di negeri Belanda, tepatnya di kota Amsterdam, ada sebuah tulisan di salah satu jendela dari gedung yang ada di kota itu. Tulisan dengan lampu kerlap-kerlip dengan warna yang menyolok sehingga dapat terbaca oleh semua orang yang melewatinya. Tulisan itu berkata "GOD BESTAATNIET", yang artinya "Tuhan itu tidak ada". Mungkin tulisan ini dipasang oleh orang yang sedang mengalami keputus asaan, mengalami hal yang tidak enak dalam hidupnya sehingga dia berkata bahwa Tuhan itu tidak ada. Tetapi ternyata 50m sebelum tulisan itu ada, ada tulisan yang lain yang ditulis dengan huruf yang lebih besar dan lebih terlihat, yang berkata "Jesus love you."
Dua sisi orang Kristen
Filipi 1:29 berkata, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia."
Ada dua sisi dalam perjalanan kehidupan orang Kristen. Pdt Benny Hinn pada satu acara "Crusade" dari Morris Cerrullo berkata, ada banyak gereja Tuhan yang hanya membagikan mengenai kelimpahan, berkat-berkat Tuhan, dan itu semua tidak ada yang salah. Sebab berkat dan kelimpahan itu datangnya dari Tuhan Yesus Kristus. Tetapi gereja Tuhan lupa bahwa kita juga harus memberitakan tentang salib Yesus. Tentang penderitaan yang Yesus alami. Sehingga jemaat tidak lagi menjadi jemaat yang lemah, 'cengeng', mudah menyerah. Tetapi menjadi jemaat yang kuat menghadapi segala perkara. Waktu kita datang kepada Tuhan dan kita meminta berkat dan kelimpahan, itu tidak salah. Tetapi kalau selama bertahun-tahun hanya itu yang kita lakukan, tanpa pernah kita melangkah untuk mengerti bahwa Tuhan terkadang mengijinkan berbagai permasalahan untuk dapat kita hadapi, yang akan menjadikan kita kuat. Sebab bukankah Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan atas kita. Gereja harus menjadi pribadi yang kuat. Diberkati atau tidak diberkati, ditolong atau tidak ditolong, kita harus tetap berpegang kepada Yesus Kristus.
Suatu kali setelah Yesus selesai mengajar, Dia mengajak murid-muridNya untuk berlayar ke seberang, melewati danau Galilea (Markus 4:35-41). Lalu terjadilah angin badai yang menghatam perahu itu sedemikian rupa, sehingga hampir tenggelam. Dan hal itu membuat murid-muridNya menjadi sangat ketakutan. Sementara Yesus sedang tidur di buritan kapal. Ketegangan dan kebingungan terjadi di antara para muridNya, sehingga akhirnya mereka membangunkan Yesus. Lalu Yesus mulai bangkit dan menghardik angin ribut itu, dan danau itupun menjadi tenang, dan merekapun selamat sampai tujuan.
Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini? Yesus sendiri yang mengajak para muridNya untuk bertolak ke seberang. Rupanya, sebelum Yesus mengajak mereka ke seberang, Dia mengajar kepada mereka (Markus 4):
- Benih yang ditabur di tanah yang baik, yang menghasilkan kelimpahan mejadi 30, 60 bahkan 100 kali lipat. Berbicara tentang berkat Tuhan.
- Harus menjadi pelita, menjadi terang.
- Menghasilkan buah.
- Iman yang bertumbuh.
Ada 4 perkara yang diajarkan, sebelum akhirnya murid-murid masuk dalam ujian, mengalami angin badai di danau Galilea.
Kalau kita membaca kitab Yoel, kitab Yoel dibuka dengan kekeringan, kesusahan, lalu masuk ke dalam perobatan, dan diberkati. Kemudian diulang kembali kepada kekeringan, kesulitan, bertobat, dan diberkati. Berputar terus seperti itu.
Rupanya siklus kehidupan terjadi seperti itu, kita diberkati, diuji, mengalami kekeringan, kesulitan, pertobatan, dan diberkati oleh Tuhan. Lalu diuji kembali, kita mengoreksi diri, bertobat dan memperbaiki diri lalu diberkati. Itulah siklus kehidupan di dalam Tuhan. Jika kita coba berandai-andai; apakah kapal itu akan tenggelam jikalau pada waktu itu murid-murid Yesus tidak membangunkan Yesus, pada saat terjadi angin badai? Kita percaya, tentu tidak. Karena ada Yesus di dalam perahu itu, seharusnya Yesus tidak perlu dibangunkanpun mereka pasti selamat.
Bukankah seringkali kitapun mengalami dan melakukan hal yang sama dengan para murid-Nya. Kita seringkali berusaha sekuat tenaga dengan kekuatan kita untuk dapat keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Dan setelah semuanya sudah 'habis-habisan', barulah kita pergi kepada Tuhan Yesus. Seharusnya kita mempercayakan seluruh hidup kita kepadaNya, tanpa pernah bimbang dan ragu. Sebab setiap rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, tetapi rancangan hidup yang kekal, rancangan keselamatan, damai sejahtera dan hari depan yang penuh dengan harapan. Jadi bagaimana respon kita dalam menghadapi setiap tantangan dan masalah yang ada ditentukan dari seberapa dalam pengenalan kita akan Tuhan Yesus Kristus. Semakin kita mengenal Dia, mengenal kuasaNya, perlindunganNya, gada dan tongkatNya akan tetap menyertai kita dalam segala perkara yang kita hadapi. Sehingga kita dapat tetap tenang dan aman di tengah badai, sebab kita tahu Yesus menyertai kita.
Seorang penulis buku dari Amerika, yang bernama Helen Keller, adalah seorang yang buta sejak lahirnya. Dari kecil, dia belajar untuk membaca Alkitab dengan huruf braille. Bertahun-tahun dia membaca Alkitab bukan dengan mata jasmaninya, dan mengalami pengenalan akan Yesus. Lewat pengenalannya kepada Yesus, dia menulis buku dan memberi makan jutaan orang melalui bukunya yang memberkati banyak orang. Satu hari ada seorang dokter yang kagum kepadanya dan mendatangi ibu Hellen itu. Dokter ini berkata kepadanya bahwa mereka siap untuk memberikan seorang donor mata, yang dapat memberikan matanya kepada ibu Hellen, sehingga dia dapat melihat. Tetapi Helen Keller berkata demikian, "Saya tidak mau diberikan donor mata, saya tidak perlu melihat. Dan pribadi yang paling pertama yang akan saya lihat pada waktu saya mati yaitu hanya satu pribadi namanya Tuhan Yesus kristus." Helen Keller ini menghadapi semuanya itu, segala penderitaan yang tidak enak. Tetapi dia tahu ada satu pribadi yang sungguh berharga buat dirinya. Ayub dalam Ayub 1:1 dikatakan, "Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Dia adalah seorang yang saleh dan jujur. Tetapi kalau kita baca selanjutnya, dia mengalami kemerosotan ekonomi, kemalangan yang luar biasa, tanpa ada sebabnya. Bahkan dia kehilangan seluruh keluarganya, dan mengalami penyakit borok yang sangat menjijikkan. Ayub menghadapi ujian yang luar biasa, atas seijin Tuhan.
Matius 16:21-24 mengatakan, "Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
Seringkali pikiran kita sama seperti Petrus dan teman-temannya. Tuhan sudah melakukan banyak mujizat, memberi makan 5000 orang, menyembuhkan orang sakit, berjalan di atas air, dan murid-muridNya melihat bagaimana Yesus melakukan semuanya itu. Sehingga pada waktu Yesus berkata bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, itu tidak pernah ada di dalam pikiran Petrus. Itu sebabnya Petrus berkata kepada Yesus, "dijauhkan kiranya semuanya itu, dan hal itu tidak akan pernah terjai terhadap Engkau." Seberapa banyak kita juga berpikir seperti itu? Kita hanya mau hal-hal yang 'enak' saja dari Tuhan, sementara setiap ujian yang tuhan berikan kiranya itu dijauhkan dari hidup kita.
Alasan badai dan ujian terjadi
Ada 7 hal, mengapa Tuhan mengijinkan badai dan ujian terjadi dalam hidup kita, yaitu:
- Untuk memperbaiki hidup kita
- "Maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka, dan kepada pelanggaran mereka, karena mereka berlaku congkak, dan ia membukakan telinga mereka bagi ajaran, dan menyuruh mereka berbalik dari kejahatan." (Ayub 36:9-10)
- Untuk mendidik kita agar hidup lebih benar dan lebih baik lagi
- "Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan." (Amsal 6:23)
- Supaya kita menjadi kuat bersama Dia
- "TUHAN membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat dari pada para lawannya;" (Maz 105:24)
- Supaya kita mengalami penyertaan Tuhan
- "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu." (Kej 39:21)
- Supaya kita mengerti kehendak Tuhan
- "Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus" (Ef 1:18)
- Supaya kita mengalami pemulihan dan berkat-berkat yang lebih lagi dari Tuhan
- "TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu" (Ayub 42:12a)
- Untuk memuliakan Tuhan selama-lamanya
- "Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya." (Maz 145:12)
Penutup
Memasuki tahun-tahun ke depan, akan lebih banyak lagi tantangan dan pergumulan yang akan kita hadapi. Bahkan firman Tuhan mengatakan bahwa "yang jahat akan bertambah jahat, dan yang baik biarlah menjadi semakin baik." Itu sebabnya kita harus mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan di depan. Efesus 6:10 mengatakan, "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." AMIN