Article: 20100906/RK: Perbedaan antara revisi
k (baru) |
k (Penggantian teks - "| tanggal =" menjadi "| date=") |
||
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ | {{unified info | templatetype=renungankhusus | ||
| | | namespace= Article | ||
| pagename= 20100906/RK | |||
| title= Tuntunan Roh Kudus | |||
| tahun = 2010 | | tahun = 2010 | ||
| minggu = 36 | | minggu = 36 | ||
| | | date= 2010-09-11 | ||
| readmore = {{{readmore|}}} | | readmore = {{{readmore|}}} |
Revisi terkini sejak 24 November 2022 04.09
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 11 September 2010 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Betapa pentingnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan berbagai cara Tuhan ingin menyelamatkan manusia; yang dari sejak zaman Adam telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. (1 Timotius 2:4; 2 Titus 1:2; 2 Petrus 3:9).
Adam dan Hawa sebelum memetik dan memakan buah pengetahuan; hanya mengetahui hal-hal yang baik saja (Kejadian 3:22), tetapi setelah itu mereka mengenal yang baik maupun yang jahat. Dan sejak itu pula manusia jatuh dalam dosa, karena telah mengenal yang baik maupun yang jahat. Sebenarnya bersamaan dengan itu juga manusia sudah mengenal hukum yaitu hukum hati nurani (Roma 2:14-15).
Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk menentukan jalan kehidupannya, karena hati nurani manusia mampu menentukan hidupnya untuk berbuat baik atau jahat. Sebenarnya harapan Allah bagi manusia adalah agar manusia melakukan hal yang baik saja, tetapi yang terjadi; manusia selalu menganggap dirinya benar, dan Tuhan menguji hati manusia. Amsal 16:2, Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
Dalam lingkup hukum hati nurani, di mana setiap manusia hanya menganggap dirinya benar menurut pikirannya; apa pun perbuatannya tidak ada yang salah sehingga perbuatan salah pun dibenarkan oleh diri sendiri; padahal Tuhan yang menentukan baik maupun jahat suatu perbuatan, maka tidak mungkin manusia dapat diselamatkan karena melakukan hukum hati nurani.
Bagaimana pun, Tuhan ingin menyelamatkan manusia. Karena hukum hati nurani sifatnya tidak tertulis dan berdasarkan pikiran, maka Tuhan melalui Musa memberikan hukum yang tertulis yaitu hukum Taurat. Pada kenyataannya manusia pun tidak sanggup melakukan Hukum Taurat, karena justru dengan adanya Hukum Taurat orang mengenal dosa, sehingga tidak seorang pun dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat (Roma 3:20). Kecenderungan untuk hidup dalam kedagingan membuat manusia tidak mampu melakukan Hukum Taurat; seperti apa yang dikatakan Paulus: Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat (Roma 7:15). Manusia yang terdiri dari roh, jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (keinginan daging) mengalami konflik di dalam dirinya yang kadang kita sadari maupun tidak kita sadari; dan mengakibatkan manusia tidak luput dari kesalahan.
Bagaimana manusia mampu menentukan cara hidup benar sesuai yang dikehendaki Allah? Apakah Allah gagal? Sama sekali tidak, karena kelemahannya, manusia secara pikiran (hukum hati nurani) maupun secara tertulis (hukum Taurat) tidak dapat dibenarkan; maka jalan keselamatan hanya ada satu yaitu melalui anak-Nya yaitu Yesus. Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Keselamatan yang kita terima dari Yesus adalah keselamatan kekal, tetapi sebagai manusia yang masih hidup dalam daging; kita tidak luput dari kesalahan dan dosa inilah kelemahan utama manusia (I Yohanes 5:11-12).
Sebelum Yesus naik ke sorga, Dia berkata: “…dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20) Dengan apa Tuhan Yesus menyertai kita sampai akhir zaman? Dia mengirimkan Penolong untuk menyertai kita yaitu Roh Kudus, karena manusia masih hidup dalam daging, tidak terlepas dari perbuatan dosa. Yohanes 14:16, Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Contoh: Mungkinkah kita tidak melakukan dosa dalam sehari (24 jam)? Bahkan kurang dari sehari saja kita tidak sanggup. Mungkin hari itu baik tetapi besoknya apakah tidak melakukan dosa? Pasti berdosa lagi.
Jadi seharusnya bagaimana? Tidak ada jalan lain untuk mencapai garis finish, yaitu Kedatangan Yesus dalam keadaan yang siap dan sempurna; baik roh, jiwa dan tubuh tidak bercacat, manusia membutuhkan Roh Kudus. Hanya Roh Kudus yang mampu memperingatkan jiwa (pikiran, kehendak) dan tubuh (perbuatan manusia) dari ketidakmampuan untuk melakukan kebenaran. Karena itu orang yang telah dibaptis Roh Kudus; selain mengalami tanda berbahasa roh, juga harus memiliki buah Roh, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5:22-23)
Itulah sebabnya Gembala Pembina kita selalu—bahkan berulang kali menyarankan agar kita hidup dalam Roh. Inilah bentuk kasih Gembala kepada jemaatnya yang peka pada keadaan zaman, agar jemaat selalu siap kapan pun Yesus datang.
Sumber
- [SP] (11 September 2010). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 13 September 2010.