Article: 20210208/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| isi =" menjadi "| content=")
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=")
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
| infobox=    {{{infobox|}}}
| infobox=    {{{infobox|}}}


| illustration=  Devotional 2021.jpg
| illustration16x9=  Devotional 2021.jpg


| summary = <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->
| longsummary=
| summary=
| shortsummary= <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->


| intro = <!-- Paragraf(-paragraf) awal untuk ditampilkan di [[Devosi]] -->'''''"Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.''''' ({{sabdaweb2v|Zakharia 4:6}}).
| intro = <!-- Paragraf(-paragraf) awal untuk ditampilkan di [[Devosi]] -->'''''"Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.''''' ({{sabdaweb2v|Zakharia 4:6}}).

Revisi terkini sejak 19 November 2022 04.15

"Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. (Zakharia 4:6).

Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku...

Inilah sumber kekuatan dan kemampuan kita menghadapi kesulitan yang kita hadapi hari ini. Kita mengandalkan pertolongan Roh Kudus. Tuhan Yesus mengirimkan Roh Kudus sebagai Roh Penolong, Penghibur, yang mengajar dan menuntun dalam kebenaran. Kita memiliki Penolong, yaitu Roh Kudus, sumber kekuatan dan hikmat. Dia ada di dalam kita, Dia menuntun kita dan memberikan kekuatan.

Kesulitan dan tekanan masalah yang dihadapi banyak orang sejak pandemi Covid-19 membuat banyak orang ada dalam stress, terintimidasi, hilang pengharapan, patah semangat dan semacamnya. Ya... iblis memang sangat ingin merusak, mencuri dan membunuh manusia. Melalui semua yang sedang terjadi, iblis ingin membunuh pengharapan, damai sejahtera, masa depan, dan menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan. Itulah yang terjadi dengan orang-orang yang tidak memiliki Roh Kudus. Namun kita umat milik kepunyaan Tuhan tidaklah demikian

Tuhan memanggil kita untuk hidup oleh Roh Kudus. Ketika Tuhan berkata: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, ..." Firman ini memilah, antara hidup oleh kekuatan dan kemampuan manusiawi, ataukah kita hidup oleh kemampuan Roh Allah.

Tuhan memperingatkan kita untuk jangan bersandar kepada kekuatan manusia. Bukan dengan kekuatan atau keperkasaan kita, melainkan oleh kemampuan Roh Allah. Hiduplah oleh Roh!

Ketika hidup oleh Roh, maka Roh Kudus menjadi sumber kekuatan dan kemampuan kita menaklukkan tantangan dan masalah. Hasilnya damai sejahtera Allah memenuhi hati. Kita dipenuhi pengharapan akan pertolongan Tuhan dan masa depan yang baik. Kita memiliki kekuatan untuk mengusir rasa khawatir dan pesimis.

Ketika kita hidup oleh Roh maka akan menghasilkan buah Roh, dan buahnya dimakan manis oleh banyak orang. Buah Roh adalah kasih. Kita dipenuhi kasih dan mengekspresikan kasih dalam perbuatan. Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kerinduan itu sudah tertanam sejak kita lahir baru oleh Roh Kudus.

Kontras dari hidup oleh Roh adalah hidup menurut daging. Yaitu mengikuti keinginan dan sifat alamiah kedagingan. Hidup oleh daging menghasilkan buah daging, yaitu melawan Tuhan melakukan yang jahat.

Dalam Hadirat-Nya

Kita akan meraih kuat kuasa Roh Kudus jika hidup dalam hadirat-Nya. Bangunlah penyembahan dan keintiman dengan Roh Kudus, yaitu gaya hidup: hati yang dipenuhi syukur dalam menghadapi segala keadaan, menaikkan puji-pujian ganti dari mengeluh maupun bersungut-sungut, dan mengobarkan berbahasa Roh. Kita akan mengalami aliran kuat kuasa Roh Kudus menjadi kekuatan kita.

Dengan berserah dan tidak lagi mengandalkan diri sendiri, kita akan tetap tinggal dalam hadirat-Nya. Seorang yang telah masuk ke dalam perhentian di hadirat Tuhan, dia beralih dari bersumber dari diri sendiri menjadi bersumber kepada Roh Kudus. Berhenti dari segala pekerjaannya.

"Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga." (Ibrani 4: 10, 11)

Mari hiduplah oleh Roh Kudus dalam hadirat-Nya, maka kuat kuasa-Nya menjadi kekuatan dan kemenangan kita. Amin. (MG)