Mujizat bagiku

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Mujizat bagiku
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeApril 2011
MingguV (2011-17)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Unduh PDF
      Daud adalah seorang tokoh yang dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan berkenan kepadanya. Tokoh ini merupakan tokoh yang luar biasa; seluruh perjalanan hidupnya menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita anak-anak Tuhan. Tuhan memberikan mujizat-demi-mujizat dalam kehidupan Daud. Mujizat pertama adalah ketika Tuhan, melalui Nabi Samuel, menetapkan Daud akan menjadi Raja Israel menggantikan Saul (1 Samuel 16:13). Mengapa hal itu merupakan mujizat? Karena faktanya, pada saat diurapi untuk menjadi Raja, Daud adalah yang termuda di antara semua saudaranya (bahkan masih anak-anak) dan Daud bukanlah tentara profesional seperti abang-abangnya melainkan hanya seorang gembala kambing-domba yang sederhana. Namun ia diurapi dan ditetapkan jadi Raja oleh Tuhan sendiri, maka hal itu adalah mujizat baginya. Sesudah diurapi apakah yang dilakukan Daud? Dia kembali ke pekerjaannya, tetap setia melakukan apa yang Tuhan kehendaki sampai pada akhirnya ia benar-benar jadi raja. Daud tetap rendah hati di hadapan Tuhan dan manusia; ia tidak kemudian menjadi sombong dengan status baru yang ia miliki (walaupun itu haknya).

      Kunci #1: Tetap rendah hati di hadapan Tuhan, karena itulah yang menyenangkan hati Tuhan (Amsal 22:4).

      Mujizat yang Tuhan berikan selalu baru. Itu pula yang dialami oleh Daud. Kalau mujizat yang pertama hanya disaksikan dalam lingkup keluarga, maka mujizat berikutnya disaksikan oleh banyak orang. Dalam kisah yang kita baca dalam 1 Samuel 17, Allah memberikan mujizat yang luar biasa bagi Daud di hadapan seluruh rakyat/tentara Israel dan musuh mereka bangsa Filistin. Ketika itu Goliat – seorang tentara profesional dan raksasa dari barisan Filistin – menantang duel satu lawan satu dengan tentara Israel. Tidak ada satu pun yang berani menjawab tantangan ini, termasuk Raja Saul, padahal Saul pada mudanya dikenal sebagai seorang yang gagah berani. Israel dan Raja Saul dicengkeram oleh ketakutan. Saul sampai menjanjikan hadiah-hadiah yang fantastis bagi siapa saja yang bisa mengalahkan Goliat, yaitu kekayaan, dijadikan menantunya dan seluruh keluarga dibebaskan dari pajak (1 Samuel 17:25). Namun tidak ada yang berani menjawab tantangan ini, kecuali Daud. Mengapa Daud berani menjawab tantangan ini? Itu karena ia:

      • Tidak dicengkeram ketakutan (1 Samuel 17:32) karena ia penuh dengan Roh Kudus (1 Samuel 16:13)
      • Hormat akan Tuhan (1 Samuel 17:26b)
      • Ingat akan pengalaman iman bagaimana Tuhan telah menyertainya sepanjang hidupnya (1 Samuel 17:34-36).
      • Percaya penuh pada penyertaan Tuhan (1 Samuel 17:37)

      Kunci #2: Kepenuhan akan Roh Kudus akan membuat kita berani, tidak dicengkeram ketakutan.

      Roh Tuhan yang ada dalam kita lebih besar daripada roh-roh lain yang ada di dalam dunia. Roh Kudus yang di dalam kita memberi kita kekuatan dan keberanian untuk mampu menjawab dan menghadapi “goliat-goliat” dalam hidup kita, karena kita menghadapinya bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi dengan kekuatan yang berasal dari Allah. Inilah yang dimaksudkan dengan tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan.

      Orang yang mengandalkan Tuhan akan selalu mengingat apa yang Tuhan telah perbuat baginya. Daud selalu ingat bagaimana Tuhan telah memberkati, melindungi, menjaga, merawat dan membelanya sepanjang hidupnya. Ketika ia mengingat hal ini, itulah juga yang memberi kekuatan untuk menghadapi raksasa apapun dalam hidupnya. Ketika kita mengingat segala kebaikan yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita, maka kita menjadi kuat juga untuk menghadapi raksasa apapun yang mencoba mempermalukan, mengolok dan menyusahkan hidup kita.

      Kunci #3: Tuhan memberikan perkenanan dan mujizat kepada orang yang hormat/takut akan Tuhan dan yang percaya penuh kepadanya.

      Daud menghadapi Goliat bukan untuk mendapatkan hadiah dari Saul, melainkan karena menghormati Tuhan. Seusai mengalahkan Goliat, Daud tidak pernah menuntut hadiah yang dijanjikan oleh Saul. Motivasi Daud mengalahkan Goliat bukanlah ingin menjadi kaya. Daud tidak mencari “koneksi” atau “network” tingkat tinggi dengan menikahi anak seorang Raja (Diskusi: berapa banyak hari-hari ini orang yang menginginkan koneksi dengan ‘pembesar’?). Daud tidak mencari kemudahan hidup atau kompromi dengan bebas pajak (Diskusi: berapa banyak hari-hari ini yang tidak mau bayar pajak?). Motivasi Daud ingin mengalahkan Goliat hanyalah untuk membesarkan nama Tuhan. Perhatikanlah 1 Samuel 17:46-47 yang merupakan penjelasan motivasi Daud:

      • Agar dunia tahu bahwa ada Tuhan yang hidup.
      • Agar dunia tahu bahwa Tuhan-lah yang berperang bagi anak-anak-Nya dengan cara yang ajaib (bukan dengan cara dunia).
      • Agar dunia tahu bahwa Tuhan masih memberikan mujizat.

      Sadarlah bahwa kehidupan kita bukanlah yang utama. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah untuk memuliakan dan membesarkan nama Tuhan. It’s all about HIM. Ketika Tuhan ditinggikan dan dipermuliakan, maka Ia juga membela dan memberikan mujizat bagi kita. Motivasi yang salah-lah yang membuat banyak orang jatuh dalam dosa, karena lebih mementingkan untuk memuaskan keinginan pribadi dibanding menyenangkan hati Tuhan. Motivasi ingin menjadi kaya membuat banyak orang jatuh dalam berbagai dosa. Ingatlah bahwa kekayaan bukan tujuan hidup, melainkan akibat, yaitu akibat karena kita hidup sesuai kehendak Allah.

      Kalau Daud dengan kekuatan Tuhan dapat memiliki motivasi yang benar, maka hal sama juga dapat Anda lakukan. Mujizat demi mujizat yang ajaib, disediakan Tuhan bagi orang yang memiliki motivasi hidup yang benar, yaitu hormat/takut akan Tuhan, percaya penuh kepada-Nya dan selalu ingin menyenangkan hati Tuhan. Apa yang terjadi dalam kehidupan Daud, itu juga dapat terjadi dalam kehidupan Anda, kalau Anda juga melakukan kunci-kunci yang Daud lakukan sepanjang hidupnya.

      Amin.

      Sumber