Kedewasaan yang benar

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Kedewasaan yang benar
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeSeptember 2010
MingguIV (2010-38)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. (1 Korintus 13:11-12)

      Konsep dunia/umum mengenai kedewasaan selalu dikaitkan dengan usia seseorang. Kebanyakan orang beranggapan bahwa semakin tua seseorang maka semakin dewasalah ia. Namun kita semua juga tahu bahwa ada beberapa orang yang ternyata semakin tua usianya tidak menunjukkan semakin dewasa (beberapa diantara anda sekarang bahkan mungkin sedang mengingat dan membayangkan orang tersebut bukan?). Menjadi dewasa sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan usia. Kedewasaan diraih dengan perjuangan, dengan berusaha dan dengan bekerja keras. Kedewasaan adalah kualitas hidup yang akan berpengaruh terhadap diri sendiri maupun terhadap orang-orang yang di sekitarnya.

      Sayang sekali tanpa disadari banyak orang gagal memahami kedewasaan yang benar sehingga jatuh dalam berbagai masalah atau kedewasaan palsu. Jika kita memahami mana kedewasaan yang benar dan mana yang palsu, maka akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk bergerak menuju kedewasaan yang benar.

      Kedewasaan palsu dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:

      • Perasaan tidak dihargai dalam keluarga (selalu dianggap anak-anak).
      • Terpengaruh oleh pergaulan-pergaulan yang negatif/kekanak-kanakan/mementingkan diri sendiri.
      • Menganggap bahwa kedewasaan berarti kebebasan dan bukannya hidup dalam tanggung-jawab.

      Kedewasaan palsu berdampak kepada hal-hal yang serius seperti mudah ditipu dalam pergaulan (mental anak-anak), banyak melakukan tindakan yang negatif karena bahwa kedewasaan berarti bisa berbuat seenaknya, dan yang paling parah adalah tidak mau bertanggung-jawab karena merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang “lumrah” dilakukan oleh orang-orang lain. Orang-orang yang memiliki kedewasaan palsu akan mengukur kedewasaannya berdasarkan apa yang dilakukan oleh mayoritas orang dan bukan mengukurnya berdasarkan kebenaran Firman TUHAN dan apa yang dikehendaki-Nya. Orang-orang yang dewasa palsu biasanya menginginkan agar selalu dipuji dan dihormati karena “sudah tua”, tidak mudah bergaul dengan yang lebih muda, bergaya lebih tua dari usia sebenarnya dan bahkan jika menceritakan dirinya akan melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya. Semua itu dilakukan agar orang-orang di sekelilingnya menganggap dia “dewasa”.

      Kedewasaan yang benar adalah kedewasaan yang semakin lama semakin bertumbuh di dalam kebenaran dan kehendak TUHAN. Apa ciri orang yang dewasa yang benar? Perhatikan dan bacalah ciri-ciri orang dewasa dalam 1 Korintus 14:20 dan Kolose 4:12:

      1. Orang yang dewasa yang benar, memiliki pemikiran benar (1 Korintus 14:20)
        Pemikiran benar adalah pemikiran yang berdasarkan kebenaran, yaitu berdasarkan Firman TUHAN. Yang betul menurut dunia tidak selalu benar menurut Firman TUHAN, tetapi kebenaran Firman TUHAN pastilah betul.
      2. Orang yang dewasa yang benar, peduli kepada orang lain dan berdoa untuk mereka (Kolose 4:12)
        Orang yang dewasa yang benar menyadari bahwa keberadaan dirinya di dunia ini adalah untuk menjadi berkat bagi orang lain. TUHAN dengan jelas memaparkan kebenaran ini dalam seluruh Alkitab, bahwa orang yang mengasihi TUHAN juga pastinya mengasihi sesamanya.
      3. Orang yang dewasa yang benar, percaya dan yakin penuh dengan segala hal yang dikehendaki TUHAN (Kolose 4:12)
        Hanya orang dewasa yang benar yang tidak akan tergoyahkan akan hal-hal yang terjadi di dunia ini; ia percaya dan yakin penuh akan segala sesuatu yang dikehendaki TUHAN dalam dirinya, walaupun apa pun yang terjadi di sekelilingnya. Hanya orang dewasa yang benar yang memiliki iman bahwa ALLAH sanggup bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi dirinya yang mengasihi TUHAN sepenuhnya. Orang yang dewasa palsu hanya akan mengalir/mengikut ke mana “berkat” ada, sedangkan yang dewasa yang benar tidak akan berfokus kepada berkat, tetapi kepada DIA yang adalah segalanya.

      Peneguhan

      Mereka yang dewasa secara benar yang akan hidup dalam pemulihan dan kelimpahan. Amin!

      Sumber