Menolak diri sendiri (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau"; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:9-10)

Pendahuluan

Oleh darah-Nya, Ia membasuh kita bersih dari dosa kita, membuat kita murni dan kudus kembali, lalu membawa kita ke hadirat Bapa-Nya dan Bapa berfirman: "Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau!" Jika Allah sudah menerima kita, kita harus mampu menerima diri kita sendiri. Allah menerima kita bahkan dengan semua ketidaksempurnaan kita.

Isi

Kenyataan yang kita hadapi adalah banyak orang menolak dirinya sendiri. Penolakan diri muncul dengan banyak cara yang berbeda. Ada beberapa gejala yang paling lazim dari penolakan diri sendiri yang perlu kita pelajari:

  1. Perhatian berlebihan pada pakaian (Matius 6:31-33)
    • Tidak ada salahnya berpakaian bagus, tetapi kita tidak boleh membiarkan pakaian kita menentukan siapa kita. Firman Tuhan katakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
  2. Ketidakmampuan untuk mempercayai Allah (Yohanes 10:10)
    • Orang yang terperangkap dalam penolakan diri sering sulit mempercayai Allah. Jika mereka merasa tidak puas dengan cara Allah menciptakan mereka, bagaimana mereka dapat mempercayai Dia di bidang lain hidup mereka?
    • Musuh kita, iblis, menyebabkan kita merasa tidak puas dan tidak percaya kepada Allah, selalu berusaha mencuri sukacita dan harapan kita.
  3. Rasa malu yang berlebihan (Yesaya 41:10)
    • Rasa malu berakar dari ketakutan akan apa yang orang lain pikirkan dan merasa bahwa ia tidak punya apa-apa yang layak diberikan, takut terluka, menutup diri.

Kesimpulan

Inilah waktunya bagi kita sebagai oran gpercaya untuk berhenti memikirkan pendapat orang lain tentang diri sendiri.

Sharingkan dengan contoh dan saling mendoakan.

Baca lagi bersama: Yesaya 41:9-10