Salib (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Terlalu besar kasihMu Bapa
Pengorbanan yang Kaub'rikan bagiku
Terlalu mahal DarahMu Yesus
Tercurah untuk menebus hidupku

Shalom, Saudara berbahagia dan diberkati Tuhan? Amin! Tidak terasa kita sudah berada di bulan ketiga di tahun 2013, yaitu bulan Maret 2013. Beberapa minggu ke depan, kita akan memperingati peringatan keempat dan kelima bagi orang percaya yaitu Jumat Agung dan Minggu Paskah. Saya dorong Saudara untuk menghadiri Ibadah Jumat Agung. Memang karena long weekend, mungkin banyak yang berlibur, tapi jangan lupa, di mana pun Saudara berlibur, usahakan untuk menghadiri Ibadah Jumat Agung yang ada.

Dalam Ibadah Jumat Agung, kita diajak untuk mengingat kasih Tuhan dua ribu tahun lalu bahkan sampai dengan hari ini. Kalau kita boleh diselamatkan, itu semua karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Salib itu berbicara mengenai kemenangan atau kekalahan? Saya harus kasih tahu dulu, salib bicara kekalahan. Di atas kayu salib, Tuhan Yesus tidak bisa apa-apa lagi. Tapi kalau Dia tidak disalibkan, maka kebangkitan tidak akan ada, dan Saudara dan saya tidak akan diselamatkan. Salib juga berbicara kemenangan, karena kita melihat kebangkitan. Karena ada kematian, kita justru melihat kebangkitan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Di mana ada persoalan di situ bukti mujizat Allah masih ada dalam hari ini.

Sepanjang minggu-minggu sengsara, saya mau ajak Saudara dalam perenungan dan saya juga mengajak seluruh Saudara untuk berpuasa mulai hari Rabu, 27 Maret 2013 hingga Jumat Agung, 29 Maret 2013.

Makna salib

Kalau kita masuk ke suatu rumah, seringkali kita melihat sesuatu yang tergantung di rumah itu, dan kita bisa tahu apa yang dipercayai oleh orang yang ada di dalam rumah itu. Kalau kita melihat di pintu ada kantong merah, kaca, ada gambar macannya, kita bisa tahu agama apa orang yang ada di rumah itu. Bermacam-macam. Dan kalau kita lihat di ruang tamunya ada salib, maka kita tahu orang itu adalah orang Kristen, orang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Orang Kristen berbicara gaya hidup, cara berpikir, cara bertindaknya, harus sama seperti Kristus. Saudara, percuma saja punya salib besar-besar digantung di dinding rumah, tapi cara hidup Saudara, gaya hidup Saudara, pikiran, dan gaya berbicara Saudara tidak mencerminkan sama sekali Tuhan Yesus Kristus. Bahkan ada orang yang di mana-mana pakai salib, mulai dari kalungnya, gelang, antingnya ada kayu salib, di buku ada gambar salib, di mobil ada salib, mungkin kondenya bentuk salib, tapi apakah gaya hidupnya sesuai dengan gaya hidup Kristus?

Mari renungkan, apakah di dalam hidup kita ada gambar salib itu?

Kasih kepada Tuhan dan sesama

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
(Lukas 10:25-28)

Salib itu memiliki dua bagian, ada yang vertikal dan ada yang horisontal. Bagian yang vertikal, dari atas ke bawah, lebih panjang dari yang horisontal, dari kiri ke kanan. Itu salib. Kalau panjangnya sama, namanya tanda tambah.

Bukankah Tuhan berbicara, inilah hukum yang terutama? Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Bukankah kita diminta mengasihi Tuhan, lebih panjang, lebih dari segala-galanya? Dan ada hukum yang sama, yang horisontal, lebih pendek, yaitu kita harus mengasihi sesama manusia.

Saya mau tanya, kita lebih gampang mengasihi Tuhan atau mengasihi sesama? Kalau mau jujur, kita lebih gampang mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan! Coba kalau disuruh mengasihi sesama, apalagi yang sudah menyakiti kita, tentu lebih sulit.

Batang salib yang vertikal itu lebih panjang, berbicara kita harus mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Salib yang horisontal berbicara kita harus mengasihi sesama.

Simon dan perempuan yang berdosa

Lukas 7:36, Yesus diurapi oleh perempuan berdosa,

Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Orang Farisi adalah orang yang lebih menghargai roh keagamaan. Mereka tahu segala hukum Taurat, dan selalu memandang orang lain di luar mereka itu orang yang kelasnya lebih rendah, dianggap kelas dua-kelas tiga. Mereka menganggap dirinya paling superior, paling mengerti Firman Tuhan, paling taat melakukan perintah Tuhan. Itu menurut versinya mereka.

Satu waktu Simon, orang Farisi ini, tidak tahu motivasinya apa, mengundang Tuhan Yesus untuk makan di rumahnya. Mungkin dia mau memancing Tuhan Yesus untuk menjatuhkan-Nya. Dari ayat-ayat ini, saya kasih garis bawah dulu, kata-kata mengundang. Mari renungkan baik, apakah kita hari-hari ini mengundang Tuhan Yesus untuk masuk di dalam hidup kita? Memang waktu pertama kali Tuhan Yesus, Saudara mengundang Tuhan Yesus ke dalam hati Saudara. Tapi apakah dalam kehidupan Saudara, apakah Saudara mengundang Tuhan Yesus dalam hidup Saudara?

Ada satu mobil, ada stikernya, Jesus is my co-pilot. Betul apa tidak? Salah! Yang benar adalah Jesus is my pilot! Amin?

Jadikan Tuhan Yesus pilot di dalam rumah tangga Saudara, dalam Perusahaan Saudara, dalam kamar tidur Saudara, dalam pelayanan Saudara, dalam apapun juga. Di mana Saudara menempatkan Yesus? Apakah waktu Saudara mengundang Yesus, Saudara hanya meletakkan Yesus hanya sampai di halaman rumah Saudara, ruang tamu, ruang keluarga, atau sampai kamar tidur Saudara? Ayo, kita harus menempatkan Tuhan Yesus di setiap aspek kehidupan Saudara.

Hari-hari ke depan, tanpa Yesus Saudara tidak akan pernah bisa berhasil. hari-hari ke depan, tanpa Yesus hidup Saudara akan sia-sia. Sekali pegang Yesus, jadikan Yesus pilot di dalam rumah tangga kita.

Orang Farisi ini mengundang Yesus. Setelah itu ada orang lain yang tidak diundang, seorang wanita yang berdosa. Dia ini dengar Yesus ada di rumah orang Farisi ini. Dia mau tahu, dia datang. Hebatnya, wanita itu sudah bawa buli-buli berisi minyak itu. Saudara, dia datang dan waktu itu dia lihat Tuhan Yesus sedang selonjoran di dipan. Wanita ini datang menangis, menyeka kaki Tuhan Yesus, dan ketika Simon melihat itu, timbul dalam hatinya, kalau Yesus adalah benar nabi, dia pasti tahu ini wanita berdosa.

Tapi puji Tuhan, Tuhan tahu apa yang kita pikirkan. Baru saja timbul kita mau berniat untuk melakukan Firman Tuhan, Dia sudah berkati! Dia Maha Tahu akan apa yang menjadi pergumulan Saudara, Dia tahu apa yang menjadi kerinduan Saudara!

Tanpa perlu ngomong, Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati Simon, orang Farisi ini.

Dosa adalah dosa

Lalu Tuhan bercerita kepada Simon, ada dua orang, yang satu punya hutang 500 dinar, satu lagi 50 dinar. Saudara, satu hari upah orang di Tanah Perjanjian adalah 1 dinar. Jadi yang satu berhutang senilai kerja dua tahun, dan satu lagi, berhutang senilai kerja dua bulan. Lalu oleh si pemberi hutang, kedua-duanya dibebaskan karena mereka tidak mampu membayar.

Lalu Yesus bertanya pendapat Simon akan siapa yang lebih senang dibebaskan hutangnya. Simon menjawab, tentu yang 500 dinar. Yesus berkata, betul.

Pengertian apa yang kita dapat? Buat orang Yahudi, dosa itu dianalogikan dengan hutang. Itulah gambaran orang Yahudi. Sehingga Tuhan kasih satu perumpamaan mengenai hutang. Ini bicara dosa yang besar dan dosa yang kecil. Saya mau beritahu Saudara, di dalam Firman Tuhan, tidak ada yang namanya dosa besar dan dosa kecil. Semua dosa di hadapan Tuhan adalah sama. Artinya yang dibilang dosa, setiap dosa—tidak bisa dibilang dosa besar atau dosa kecil—adalah pelanggaran akan hukum Tuhan. Bahkan ada yang bilang dosa putih dan dosa hitam. Tidak ada! Dosa adalah dosa, tidak ada dosa putih-dosa hitam, dosa besar-dosa kecil, dosa adalah dosa. Menurut Firman Tuhan, apa yang Saudara lakukan melanggar hukum Tuhan, itu dosa! Setiap dosa adalah dosa, kesalahan.

Perbandingan Simon dan perempuan yang berdosa

Kemudian mulailah Tuhan kasih gambaran,

Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini?
Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
(Lukas 7:44-47)

Tuhan sedang memberi gambaran, "Simon, kamu itu merasa superior, merasa tahu segala hukum Taurat, tapi kamu melihat perempuan itu jauh di bawah kamu." Sehingga Tuhan suruh perhatikan perempuan itu yang dipandang buruk oleh Simon. Apakah kita juga begitu? Kita pikir kita ini ke gereja tiap minggu, hapal dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, tapi Tuhan suruh lihat orang yang dianggap rendah.

Kemudian dibandingkanlah oleh Tuhan Yesus, Simon dengan wanita itu. Saya suka dengan Kitab Lukas. Kitab Lukas sering membandingkan, seperti orang kaya dengan Lazarus, anak yang sulung dengan yang bungsu, dan dalam kisah ini, orang farisi dengan perempuan yang berdosa.

#1 Air mata yang berharga

Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (Lukas 7:44)

Kebiasaan orang Yahudi, biasanya di depan pintu disediakan air untuk membasuh kaki. Jaman dulu kan sepatu tidak tertutup, sehingga orang yang berjalan jauh, kakinya kotor dengan debu, sehingga biasanya membasuh kaki dulu sebelum masuk ke dalam rumah.

Tuhan membandingkan, wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata, tapi kamu air saja tidak disediakan.

Kadang kita suka merasa lebih superior, kesombongan ada, tapi Tuhan tegor kepada kita, kepada Simon. Dia sudah seka kakiku, tapi air cuci saja kamu tidak siapkan?

Lebih mahal mana? Air mata atau air cuci kaki? Tentu air mata lebih mahal! Saudara, kita bersyukur, setiap air mata Saudara –tapi bukan air mata buaya– itu sungguh sangat berharga di hadapan Tuhan! Amin! Waktu Saudara ada problem, tekanan, pergumulan, dan Saudara menangis sungguh di hadapan Tuhan, air mata Saudara berharga di hadapan Tuhan, Dia menghitung setiap tetes air mata Saudara. Kita bersyukur Dia perhatikan itu semua!

#2 Minyak: Memberi persembahan

Apalagi kedua Tuhan bandingkan? Minyak.

Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (Lukas 7:46)

Kembali lagi ke kebiasaan orang Yahudi, selain mereka menyediakan buli-buli untuk cuci kaki, nanti di dalam rumah, pemilik rumah sudah menyiapkan minyak wangi. Setelah kakinya sudah bersih, karena tamu itu sudah berjalan jauh, maka diberikan minyak wangi, supaya tubuhnya terasa segar kembali.

Ini pelajaran buat kita, ternyata orang yang dianggap lebih jelek dari kita ini, ternyata lebih memuliakan, lebih mengharumkan Tuhan! Simon orang Farisi ini justru tidak melakukan apa-apa! Mari sama-sama introspeksi, apakah hidup kita ini sudah menyenangkan Tuhan? Membawa iklan yang baik untuk nama Tuhan? Menjadi teladan untuk orang lain bahwa Yesus ada di dalam hidup kita? Ayo kita renungkan! Apakah kita sudah sampai di situ? Minyak itu harganya mahal! Ternyata Simon orang Farisi ini orangnya pelit, kalah dengan perempuan berdosa yang dianggapnya warga kelas dua-kelas tiga.

Simon tidak mempersiapkan apa-apa untuk Tuhan, tapi perempuan ini memberikan minyak untuk Tuhan!

Bulan lalu, saya sudah cerita betapa Tuhan menghargai persembahan perempuan janda miskin yang memberikan dua peser. Juga dari cerita Pdt David Yonggi Cho, yang menerima persembahan untuk pembangunan gereja dari seorang janda miskin yang memberikan mangkok dan sumpit bekas untuk Tuhan. Ketika itu dilelang, ternyata mendapatkan USD 50 ribu!

Wanita yang kita anggap berdosa ini, ternyata jauh lebih bisa menghargai Tuhan. Bulan ini, kita ada untuk memperingati kematian Tuhan Yesus dan kebangkitan-Nya. Apakah kita mau menghargai kematian Tuhan Yesus? Bagaimana kita menghargai pengorbanan Tuhan?

#3 Ciuman: Menghormati Tuhan

Dan terakhir, setelah air dan minyak, perempuan yang berdosa itu juga mencium kaki Tuhan!

Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (Lukas 7:45)

Saudara, kebiasaan orang Yahudi, begitu ketemu itu kasih salam dan tidak cukup pakai tangan, ada tradisi "cipika-cipiki", cium pipi kanan-kiri. Untuk kita, tentu boleh saja dilakukan, asal laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan.

Ini berbicara bahwa Simon orang Farisi itu tidak menghormati Tuhan yang datang diundangnya. Air sudah tidak dikasih, minyak wangi tidak dikasih, ciuman sambutan juga tidak dikasih. Apa yang dikasih Simon? Tidak ada!

Hormati Tuhan Yesus Kristus. Amin? Saudara hormati! Kalau ke tempat Ibadah, ke ruang ibadah, hormati Roh Kudus yang ada di dalam ruangan ini, bahkan ada di dalam hidup Saudara! Hormati dan hargai Roh Kudus! Hormati Tuhan Yesus! Misalnya, kalau dalam Ibadah, jangan ada yang tidur! Amin? Ada yang bilang paling enak tidur di gereja, sudah dinyanyiin, pake AC, malah didoain juga. Paling enak tidur di gereja deh.

Mari hormati Roh Kudus, Dia ada di tengah-tengah kita, bahkan di dalam hidup kita.

Keselamatan adalah anugerah!

Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." (Lukas 7:47)

Hak prerogatif seseorang untuk diselamatkan itu adalah di tangan Tuhan. Kita imani, keselamatan itu bukan karena perbuatan baik kita. Tapi keselamatan yang kita terima itu karena apa? Karena anugerah Tuhan Yesus Kristus!

Waktu kita percaya, maka anugerah Tuhan Yesus Kristus itulah yang menyelamatkan kita. Bukan karena kita kasih persembahan, bukan karena kita rajin puasa, rajin ke gereja, sama sekali tidak! Semua semata-mata karena kasih anugerah Tuhan Yesus Kristus. Amin!

Hari-hari ke depan kita harus waspada, ada pengajaran-pengajaran yang menyesatkan. Bahkan ada satu hamba Tuhan terkenal di Amerika, ketika diwawancara oleh Oprah Winfrey, ada rekamannya di YouTube, mengenai keselamatan untuk orang-orang homo dan lesbian, dijawabnya bahwa mereka bisa masuk Sorga tanpa perlu bertobat. Orang yang sama, ketika diwawancarai oleh Larry King, kembali ditanya mengenai keselamatan, dia bahkan katakan, tidak harus melalui percaya pada Tuhan Yesus!

Saudara yang dikasihi Tuhan, penyimpangan-penyimpangan hari-hari ini sedang terjadi. Waspadai, jangan Saudara ada dalam doktrin yang mengatakan bahwa sekali diselamatkan kita akan tetap selamat. Waktu kita menerima anugerah, Saudara juga harus tetap jaga hidup Saudara, supaya waktu Yesus datang, kita didapati kudus tak bercacat. Bereskan semua dosa di hadapan Tuhan. Bila kita tidak bereskan, kita tidak akan bertemu dengan Dia!

Dua ribu tahun lalu, ada kekalahan, tapi juga ada kemenangan! Mari menang atas dosa, kedagingan kita, supaya kita masuk dalam Sorga.

Tuhan Yesus memberkati.