Kusta (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Mari kita menjadi anak-anak Tuhan yang betul-betul mencari hadirat-Nya, terutama karena mujizat terbesar yaitu keselamatan ada dalam hidup kita.

Shalom, kita boleh bersyukur GBI BNR sudah buka kembali. Amin! GBI BNR dibuka pada tahun 2018 di sebuah hotel, kemudian dalam perjalanannya terjadi pandemi sehingga sementara ditutup karena kita tidak boleh beribadah lagi di sana. Tentu kita tidak tinggal diam saja, setelah pandemi Pak Sukirman dan teman-teman terus berusaha untuk membuka kembali ibadah, dan dengan berbagai upaya, tempat ini akhirnya jadi, dan saya percaya ibadahnya bukan hanya sekali! Amin!

Kita tahu musim menuai sudah tiba. Saya juga sudah mempersiapkan Ibadah Sabtu sore di GBI Pajajaran, dan kita persiapkan supaya umat-umat Tuhan bisa ikut ibadah di Sabtu sore, karena musim menuai sudah tiba. Amin!

Lukas 17:11-19,

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Perjalanan

Satu kali Yesus dari Galilea dalam perjalanan ke Yerusalem. Saya mau bicara sedikit mengenai perjalanan. Dalam kehidupan kita sebagai manusia, kita mau tidak mau harus ada dalam satu perjalanan. Perjalanan demi perjalanan, perjalanan dalam keluarga, perjalanan dalam usaha, perjalanan dalam pelayanan. Hari lepas hari kita jalani. Ada perjalanan yang dekat, karena usia orang itu pendek, tapi ada yang jauh, karena orang itu usianya panjang. Bermacam-macam, ada yang dekat dan ada yang jauh.

Dalam perjalanan seringkali ada pasang surut, ada naik ada turun. Bayangkan Yesus 2000 tahun lalu dari Galilea ke Yerusalem, perjalanan yang jauh, dan tentu bukan seperti sekarang ada jalan tol, dulu itu jalannya berbatu-batu, bukan suatu perjalanan yang enak dan nyaman.

Itulah gambaran perjalanan Saudara dan saya, kadang kita dalam perjalanan keluarga ada gesekan suami-istri, antar pasangan, antara anak dan orang tua, dalam perjalanan usaha, kadang naik kadang turun.

Demikian juga dalam perjalanan GBI BNR, dari 54 cabang yang Tuhan sediakan buat gereja kita di Rayon 7, tinggal satu yaitu BNR yang belum dibuka. Karena Pak Sukirman dan teman-teman pelayan jemaat begitu antusias, dalam perjalanannya, akhirnya tempat ini hari ini kembali dibuka dan nama Tuhan dipermuliakan. Jadi, semua ada dalam perjalanan.

Ada satu tulisan yang menarik, penulisnya tidak dikenal, NN, no name:

Akte lahir adalah kertas. Ijazah juga kertas. Akta nikah juga kertas. Surat kepemilikan rumah atau sertifikat, mobil, BPKB, harta-harta, adalah kertas. Uang juga kertas.
Kehidupan kita layaknya hanya dikelilingi oleh kertas-kertas. Seiring waktu berlalu, semua bisa robek. Kemudian dibuang dan dibakar. Berapa banyak orang bersedih karena kertas-kertas yang dimilikinya telah lenyap sekejap. Begitu banyak orang begitu berbahagia dengan kertas-kertas yang dia miliki
Tapi ada satu lembar kertas yang tidak mungkin dilihat oleh orang itu, yaitu akte kematiannya sendiri.

Jadi dari tulisan ini, ada satu kertas yaitu akte kematian, mengingatkan kita bahwa manusia itu ada batasnya. Amin! Dalam setiap perjalanan kita seringkali kita jatuh bangun untuk mengejar sesuatu. Tapi Tuhan ingatkan, semua itu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk menuai, Pengkhotbah berkata semua ada waktunya. Tuhan ingatkan kembali, melalui tulisan tadi, Tuhan katakan dalam Matius 6:19-21,

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Amin!

Saudara, ini menjadi sesuatu peringatan buat Saudara dan saya, kita semua, di mana ada hartamu, di situ juga ada hatimu. Pada waktu kita ambil bagian dalam setiap pelayanan Tuhan, pada waktu kita ikut serta dalam hal-hal apapun juga untuk penuaian jiwa, sebenarnya kita sedang menabung harta kita di Surga. Karena buat Tuhan, berapa pun nilai harganya, menangkan satu jiwa, karena satu jiwa amat sangat berharga! Amin!

Waktu kita ambil bagian lakukan apa yang Tuhan suruh, kita sedang menabur, menaruh harta kita di Surga. Waktu kita taruh harta kita di Surga, hati kita ada di sana, kita rindu Tuhan segera menjemput umat-umat-Nya.

Ayo jalani setiap perjalanan kita. Dalam Mazmur 23, Tuhan ingatkan dalam lembah kekelaman sekalipun, gada dan tongkat Tuhan tetap menyertai kita. Baik tidak baik kondisinya, gada dan tongkat Tuhan tetap menyertai kita sampai kesudahannya. Tuhan bilang jangan takut!

Setiap hari kita buka, ada perkataan Firman Tuhan, jangan takut! Masalah boleh ada, ayo kita hadapi bersama dengan Tuhan. Pasti Tuhan berikan jalan keluar!

Kusta

Dari cerita tadi, ada 10 orang kusta. Zaman dulu penyakit kusta adalah penyakit yang sangat mengerikan. Ngga ada obatnya seperti sekarang. Kalau sekarang kusta masih bisa diobati dan sembuh. Dulu kusta digambarkan sebagai dosa, sehingga orang yang kusta harus dikucilkan, dan harus berteriak saya najis! Mereka disingkirkan oleh komunitas, tidak boleh bergaul, karena kusta itu menularkan dan mereka adalah orang yang berdosa.

Dalam Perjanjian Lama, ada tokoh-tokoh yang karena dosa, kena kusta, seperti Miryam yang iri hati dengan Musa, dia ejek dan dia kena kusta. Gehazi kena kusta dari Naaman ke Gehazi, karena dia bohongi Elisa.

Sekarang kusta sudah jarang, tapi ternyata masih banyak kusta-kusta rohani! Apa artinya? Banyak orang jatuh dalam dosa. Saya baca, apa sih ciri awal orang kusta? Ternyata orang kusta itu ciri awalnya seperti kulitnya putih seperti panu. Kulitnya jadi bercak warna putih. Tapi bedanya, kalau panuan, disundut korek api pasti kesakitan, orang itu pasti menjerit. Tapi kalau kusta, tanda bercak putih tadi kalau kena api, dipukul, ditusuk, ngga berasa sakit. Tidak merasa apa-apa.

Ada orang-orang udah hidup berdosa, ditegur, dikasih tahu, datang ibadah tiap Minggu, tapi dosa jalan terus. Udah seperti orang masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Ngga merasa berdosa. Kita harus punya kepekaan, kalau salah kita perlu punya kepekaan, saya salah, saya marah sama orang, saya sakit hati orang, kita harus merasa. Jangan sampai sudah ditegur Firman Tuhan, kita ngga merasa bersalah. Mari memiliki lebih lagi kepekaan, dan kalau kita salah, kita bertobat dan datang kepada Tuhan. Jangan sampai ada yang sudah tidak merasa lagi kalau sedang hidup dalam dosa.

Lalu tanda lain kusta, pada waktu tertular hari ini, dan kusta tidak mudah untuk tertular juga. Ngga langsung muncul batuk pilek. Tapi kalau hari ini kena kusta, tertular kusta, itu inkubasinya lama, bisa sampai 2-7 tahun, jadi panjang inkubasinya.

Saudara percaya, apa yang kita tabur pasti kita tuai? Saudara tabur apa sekarang? Sekali waktu pasti akan dituai. Ada yang menanam bibit jagung, 3 bulan langsung jadi jagung. Kalau pohon mangga bertahun-tahun baru muncul buahnya. Durian juga begitu. Durasinya panjang. Hati-hati apa yang kita tabur pasti kita tuai. Jadi Tuhan ingatkan, ayo tabur yang baik, tabur yang baik. Waktu kita menabur yang baik, Tuhan pasti akan memberikan tuaian yang luar biasa baiknya. Amin!

Di tempat ini, kita menabur, kita buka tempat ini, kita menabur di tempat ini. Kita sediakan wadah ini pasti kita akan menuai banyak! GBI BNR akan menuai banyak! Amin!

Penutup

Dari ayat-ayat tadi, sepuluh orang kena kusta. Semua berteriak, Yesus, Guru kasihanilah kami! Mereka berseru kepada Yesus. Sepuluh-sepuluhnya kena kusta, berseru pada Tuhan Yesus, dan Tuhan suruh perlihatkan diri kepada Imam-Imam. Semuanya pergi ke Imam-Imam. Dalam perjalanan, tiba-tiba sepuluh-sepuluhnya sembuh. Lalu begitu sepuluh-sepuluhnya dalam perjalanan sembuh, yang satu sadar sembuh, dia balik. Sementara yang sembilan jalan terus ke tempat Imam-Imam, pergi ke Sinagog-Sinagog untuk ketemu Imam. Yang satu kembali bertemu Yesus.

Kita belajar sesuatu, bagaimana 9 orang ini bertemu dengan Imam di Sinagog, dan mereka hanya dapat mujizat kesembuhan dari kusta. Tapi yang satu, dia balik, dia bertemu lagi dengan Tuhan Yesus, dan dia dapat mujizat yang lengkap. Selain dia disembuhkan dari penyakit kustanya, dia mendapat mujizat terbesar dalam setiap kehidupan orang percaya, yaitu keselamatan.

Saudara, saya mau bilang, ada orang-orang yang pergi ke gereja. Sembilan itu banyak, jadi banyak yang pergi ke gereja. Tapi mereka ngga ketemu Tuhan Yesus, sekedar dapat mujizat, berkat saja. Mereka datang, rajin ke gereja. Tapi hanya satu yang bukan hanya datang ke gereja, tapi datang khusus untuk cari Tuhan. Bertemu Tuhan, dan mendapatkan double portion, mujizat kesembuhan dan mujizat keselamatan dari Tuhan.

Matius 7:14,

karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Saya berdoa kita semua adalah golongan yang sedikit itu, kita yang masuk pintu yang sempit itu, kita datang ke gereja untuk cari Tuhan. Bukan secara lahiriah kita datang ke gereja, tapi terutama kita betul-betul anak-anak Tuhan yang mencari hadirat-Nya, dengan penuh pertolongan Tuhan akan melengkapi semua mujizat-mujizat dan terutama yang terbesar adalah keselamatan ada dalam hidup kita!

Amin!