Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom! Hari ini kita merayakan Natal bersama-sama. Tema Natal untuk tahun 2023 adalah: “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”

Shalom! Hari ini kita merayakan Natal bersama-sama. Tema Natal untuk tahun 2023 adalah: “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”

Pada waktu Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia ini, ada dua kelompok orang yang datang kepada Tuhan Yesus untuk menyembah Dia:

  1. Para gembala yang mewakili orang-orang sederhana, baik secara ekonomi maupun kepandaian. Mereka juga adalah orang-orang Yahudi.
  2. Orang-orang Majus dari Timur, yang mewakili orang-orang yang kaya dan pandai. Dan mereka bukan orang Yahudi.

Jadi, Tuhan Yesus datang ke dalam dunia bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja; bukan untuk orang-orang yang kaya dan pandai saja, tetapi Tuhan Yesus juga datang untuk orang-orang yang bukan Yahudi dan orang-orang sederhana. Tuhan Yesus datang untuk semua orang.

Sesuai dengan yang tertulis dalam Lukas 2:8-12, ketika para gembala sedang menjaga ternaknya, mereka dikunjungi seorang malaikat untuk menyampaikan pesan surgawi kepada mereka.

Kata malaikat itu kepada mereka,
“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk segala bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Tuhan, di kota Daud. Inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi yang dibedung dan terbaring di dalam palungan." (Lukas 2:10-12)

Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini sebagai Juruselamat bagi umat manusia. Alkitab berkata semua orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Upah dosa adalah maut. Mati. Tempatnya di neraka. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal itu. Yohanes 3:16 (TB2) berkata,

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Saya mengajak kita semua agar percaya dan mengenal Tuhan Yesus supaya kita mendapatkan hidup kekal selama-lamanya. Haleluya!!

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi

Setelah malaikat menyampaikan kabar sukacita itu, maka bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Nyanyi:

Kemuliaan bagi Allah
Di tempat yang mahatinggi
Damai sejahtera di Bumi
Di antara semua umat manusia
Yang berkenan pada-Nya

Para gembala itu segera berangkat ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang telah diberitahukan Tuhan. Setelah mereka bertemu dengan Sang Mesias, mereka pulang dengan sukacita sambil memuji dan memuliakan Tuhan karena apa yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh malaikat kepada mereka.

Melalui kisah yang terdapat dalam Lukas 2:8-14 ini Tuhan mengingatkan kita untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

#1 Menghormati Hadirat Allah

Lalu berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (Lukas 2:9)

Kita perlu sadar bahwa Tuhanlah yang berinisiatif menghampiri manusia dan menyatakan kemuliaan-Nya. Kalau kita boleh merasakan kehadiran dan kemuliaan Tuhan dalam hidup kita, itu semua karena anugerah dan kebaikan Tuhan kepada kita.

Jika kita sadar bahwa itu semua anugerah Allah semata, maka kita tidak akan meremehkan kehadiran Allah dalam hidup kita. Sebaliknya, kita akan mensyukuri dan menghargai hadirat Tuhan. Meresponinya dengan senantiasa hidup takut dan gentar di hadapan hadirat-Nya. Kita akan memastikan diri untuk tetap hidup benar di dalam hadirat dan kemuliaan-Nya.

#2 Memberitakan kabar baik atau mengInjil

“Kata malaikat itu kepada mereka, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Tuhan, di kota Daud." (Lukas 2:10-11)

Natal adalah momen di mana kita diingatkan bahwa Juruselamat dunia dilahirkan dua ribu tahun yang lalu. Pesan ini tidak hanya bagi orang Israel saja, tetapi bagi seluruh bangsa. Injil ini diterima para gembala, kemudian diteruskan kepada orang lain dari zaman ke zaman. Hingga, akhirnya, pesan itu kita terima dan kita pun diselamatkan melalui Injil.

Para gembala menerima dan meneruskan berita Injil saat mereka bekerja yaitu sebagai peternak. (Lukas 2:8, 17-18) Kita pun memiliki tanggung jawab yang sama untuk meneruskan Injil atau kabar baik ini kepada seluruh bangsa, di dunia kerja kita masing-masing. Jangan biarkan pesan Injil berhenti di kita saja, supaya seluruh bangsa juga menerima kesukaan besar karena diselamatkan oleh Yesus, Sang Juruselamat mereka.

#3 Memuliakan Yesus dalam hidup kita

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi. (Lukas 2:14a)

Yesus, yang lahir dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan, adalah Allah sendiri. Ia adalah Allah yang Kekal dan Mahakuasa. Namun, Ia mengambil rupa sebagai hamba, dilahirkan sama dengan manusia. Justru, hal inilah yang membuat Ia layak menerima segala kemuliaan di tempat yang tertinggi. (Filipi 2:7-9)

Malaikat Allah tahu akan hal ini, sehingga mereka memuliakan Yesus di tempat yang Mahatinggi.

Kita pun harus memuliakan Tuhan di tempat yang paling tinggi dalam hidup kita. Kemuliaan nama Yesus harus menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan di dalam hidup kita. Pastikan pilihan-pilihan hidup yang kita ambil adalah yang membawa kemuliaan bagi nama Yesus.

#4 Membawa damai bagi dunia

… dan damai sejahtera di bumi…. (Lukas 2:14b)

Di tengah dunia yang penuh peperangan, kelaparan, bencana alam, kriminalitas, dan kondisi manusia yang semakin jahat, masih ada pengharapan akan damai sejahtera di bumi. Di zaman akhir ini, Shalom atau damai sejahtera-lah yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia. Namun, dunia sulit melihat dan merasakan damai sejahtera itu di tengah kekacauan dan kejahatan hari-hari ini.

Kelahiran Tuhan Yesus, sebagai Raja Damai, memberikan pengharapan bahwa masih ada damai sejahtera di bumi ini. Adanya kejadian perang di beberapa tempat dan kondisi politik hari-hari ini membuat pengharapan akan damai sejahtera di bumi makin relevan dan dibutuhkan.

Oleh sebab itu, sebagai anak-anak Allah, kita pun harus membawa damai di mana pun kita berada (Matius 5:9) supaya dunia dapat melihat pengharapan itu. Orang dunia akan datang kepada Tuhan, melalui kehidupan kita, dan menerima Sang Raja Damai menjadi Tuhan dan Juruselamat, sehingga mereka pun akan mengalami damai sejahtera di bumi.

#5 Menjadi orang yang berkenan kepada-Nya

…dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. (Lukas 2:14b)

Damai sejahtera di bumi ternyata tidak dapat dirasakan oleh semua orang. Hanya orang yang berkenanlah yang akan mengalami damai sejahtera di bumi. Oleh karena itu, setiap kita harus lahir baru, yaitu, menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, dan setelah itu berkomitmen untuk hidup kudus di hadapan Allah. Hanya orang yang rela menyangkal diri dan memikul salib, yang akan berkenan kepada Allah dan akhirnya merasakan damai sejahtera di bumi.

Nyanyi:

Oh, Yesusku
Engkaulah Raja Damai
Kau turun ke dunia
Selamatkan manusia

Oh, Yesusku
Kau Tuhan penuh kasih
Kau berikan hidup-Mu
'Tuk tebus dosaku

Kaulah Allah yang kupuji
Kaulah Allah yang kusembah

Kemuliaan bagi-Mu di tempat maha tinggi
Kemuliaan bagi-Mu di tempat maha tinggi

Sesuai dengan yang tertulis di Matius 2:1-12, maka orang-orang Majus dari Timur dituntun untuk menemui Yesus dan menyembah-Nya melalui kitab para nabi. Disebutkan bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea.

Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara para pemimpin Yehuda, karena dari engkaulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. (Matius 2:6)

Untuk sampai ke Betlehem mereka dituntun oleh bintang-Nya. Bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat ANAK itu berada. Orang-orang Majus itu sangat bersukacita. Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya lalu mereka sujud menyembah Dia.

Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya yaitu emas, dupa atau kemenyan dan mur. Setelah itu orang-orang majus ini pulang ke negerinya melalui jalan lain.

Sembahyang

Hari-hari ini, Tuhan berbicara sangat kuat kepada kita tentang "sembahyang".

Sembahyang berasal dari kata “sembah” dan “Hyang”

Hyang” berasal dari kata Sanskerta, bahasa Bali dan Jawa kuno yang berarti: yang maha suci, yang maha kuasa. Untuk kita sebagai orang percaya, Dia itu adalah Allah yang kita kenal dengan nama Tuhan Yesus Kristus.

Kata "sembah" memiliki 2 macam arti:

  • Dalam arti sempit adalah masuk dan merasakan hadirat-Nya dalam doa, pujian, dan penyembahan.
  • Dalam arti luas adalah taat kepada perintah-Nya.

Tema Natal 2023 “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”; ini adalah pujian bala tentara surga meresponi pemberitaan malaikat tentang kelahiran Juruselamat, Kristus Tuhan (Lukas 2:11-13). Dengan kata lain, bala tentara surga ini melakukan sembahyang.

Selanjutnya, para gembala yang ada di padang Efrata juga meresponi pemberitaan malaikat dengan pergi menjumpai bayi Yesus (Lukas 2:16). Setelah mereka melihat Yesus, kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah (Lukas 2:20). Para gembala ini juga melakukan sembahyang.

Kisah Natal tidak dapat dilepaskan dari kisah orang-orang Majus yang dituntun bintang Ilahi untuk datang ke Betlehem, melihat Yesus, mereka sujud menyembah-Nya, dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur (Matius 2:11). Apa yang dilakukan orang-orang Majus ini adalah sembahyang.

Kita melihat bahwa kisah kelahiran Yesus adalah juga kisah orang-orang yang meresponi kedatangan-Nya ke dunia dengan sembahyang. Demikian juga kita semua, Tuhan ingatkan untuk banyak sembahyang dalam perayaan Natal tahun ini.

Setelah melakukan sembahyang, orang-orang Majus diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, melainkan mengambil jalan lain untuk pulang ke negerinya (Matius 2:12). “Jalan lain” ini berbicara tentang hasil dari tuntunan Tuhan bagi orang-orang yang sembahyang.

Dalam perayaan Natal 2023 ini, saya mengajak kita semua untuk banyak sembahyang. Tahun 2024 akan banyak diselimuti dengan ketidakpastian, sesuatu yang belum pernah kita alami sebelumnya, sebagai akibat dari guncangan demi guncangan yang melanda bumi. Lewat sembahyang ini, Tuhan akan menuntun kita saat melalui jalan-jalan lain, atau jalan yang belum pernah kita tempuh sebelumnya.

Nyanyi:

Kunyanyi Hosana
Bagi Rajaku yang duduk di Tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kau layak disembah

Mengikuti visi dan tuntunan Tuhan

Pada tanggal 23 Oktober yang lalu, diadakan perayaan 40 tahun Asia Evangelical Alliance (AEA) di SICC Tower. Pada kesempatan itu, saya berbicara tentang Pentakosta Ketiga. Lewat acara ini, dihasilkan komitmen untuk melakukan segala upaya dalam menuntaskan Amanat Agung di Asia dan sekitarnya, terutama dalam 10 tahun ke depan, sampai dengan tahun 2033. Haleluya!

Acara ini mengambil tema “Jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu" (Yosua 3:4). Ini adalah bagian dari kisah perjalanan bangsa Israel ke Tanah Perjanjian yang dipimpin oleh Yosua. Dalam menempuh perjalanan ke Tanah Perjanjian, mereka harus melalui jalan yang belum pernah dilalui sebelumnya. Karena itu, mereka diperintahkan untuk mengikuti tabut.

Sama halnya dengan gereja Tuhan hari-hari ini, semua memiliki goal menyelesaikan Amanat Agung pada tahun 2033. Untuk sampai ke sana, harus lewat jalan-jalan baru yang mungkin belum pernah dilalui sebelumnya, itulah Pentakosta Ketiga!

Bangsa Israel harus mengikuti Tabut dengan jarak 2.000 hasta, atau kira-kira 914 meter, supaya mereka dapat mengetahui jalan yang harus ditempuh. Mereka tidak boleh mengikuti Tabut dengan jarak lebih dari 2.000 hasta karena akan kehilangan arah dan tidak tahu jalan yang harus ditempuh.

Saya katakan bahwa gereja kita, GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, yaitu kita semua, akan kehilangan arah kalau tidak ada tuntunan Tuhan lewat Visi Restorasi Pondok Daud dan tema-tema yang Tuhan berikan tiap tahun kepada kita.

Demikian juga mereka tidak boleh mengikuti terlalu dekat dengan jarak kurang dari 2.000 hasta untuk menghormati kekudusan Tabut. Pada prinsipnya, hanya orang-orang Lewi yang bisa berada di dekat Tabut. Orang-orang Lewi ini berbicara tentang mereka yang menguduskan diri. Sayangnya, akhir-akhir ini kita melihat terjadinya krisis integritas di kalangan hamba Tuhan, yang beberapa diantaranya dipakai Tuhan secara luar biasa.

Pengertian lainnya dari terlalu dekat dan terlalu jauh dari Tabut Allah terdapat dalam Pengkhotbah 7:16-17 yang berkata,

Jangan terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat. Mengapa engkau mau membinasakan dirimu sendiri? Jangan terlalu fasik, jangan bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?

Kita harus benar-benar memperhatikan agar tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari tabut Allah karena akibatnya fatal.

  • Terlalu dekat di sini adalah terlalu saleh, perilaku yang terlalu berhikmat. Ini harus dihubungkan dengan Amsal 3:7 (TB2) yang berkata,
    Janganlah engkau menganggap dirimu bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.
  • Sedangkan terlalu jauh bisa berarti terlalu fasik dan bersikap bodoh.

Bagaimana kita bisa mengerti kalau kita terlalu dekat atau terlalu jauh dari Tabut Allah? Seperti pesan Yosua kepada bangsa Israel pada waktu mereka akan berangkat masuk ke Tanah Perjanjian dengan mengikuti Tabut, dalam Yosua 3:5 (TB2),

Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan ajaib di antara kamu.

Kita akan tahu apakah kita terlalu dekat atau terlalu jauh dari Tabut Allah kalau kita menguduskan diri kita.

Saya mau berpesan kepada kita semua: Kuduskan dirimu! Hormati kekudusan Tuhan!

Nyanyi:

Kemuliaan Bapa
Allah maha kuasa
Bri pujian dan hormat
Selamanya

Selamat Hari Natal 2023
Tuhan Yesus memberkati kita semua berlimpah-limpah. Amin!

Video