Kekuatiran (Pdm Marilynda Sumbayak)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom Bapak/Ibu, senang sekali kita boleh berada dalam ibadah pada hari ini, kita percaya betapa besar Tuhan di dalam kehidupan kita karena Tuhan jauh lebih besar dari persoalan hidup kita. Jalan-jalan Tuhan itu tak terselami di dalam kehidupan kita, yang penting kita terus maju menggenapi rencana Tuhan karena Tuhan punya rencana yang indah bagi setiap kita. Hari ini saya rindu membagikan satu kebenaran Firman Tuhan berbicara tentang kekuatiran.

Matius 6:24, 25, 34,

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Bapak/Ibu yang dikasihi oleh Tuhan, kekuatiran adalah sesuatu yang dapat kita alami di dalam hidup kita, bukan berarti jika kita sudah percaya Yesus, jadi anak Tuhan, kita tidak dapat kuatir atau kebal terhadap kekuatiran. Tetapi Firman Allah berkata Matius 6:25, Janganlah kamu kuatir. Kata kuatir banyak sekali ditulis di dalam ayat-ayat Firman Tuhan. Jika hari ini kita membaca Matius 6 itu adalah satu rangkaian yang namanya khotbah di bukit. Di dalam khotbah di bukit ini Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita untuk tidak kuatir. Ayat paralel yang sama yang ditulis oleh Lukas adalah Lukas 12:22-34 berbicara juga hal yang sama untuk kita tidak kuatir.

Kuatir mampir boleh, nginep jangan, bikin galau!

Mengabdi kepada dua tuan

Jika saya galau maka saya tidak dapat maksimal di dalam hidup saya. Tetapi Tuhan mau kita jangan kuatir, walaupun kekuatiran masih ada dapat datang di dalam kehidupan kita. Kata kuncinya kita tidak hidup di dalam kekuatiran. Yang indah, ketika saya melihat ayat 25 maupun yang di dalam Lukas maka ada kata karena itu. Kata karena itu berkaitan dengan topik sebelumnya, Matius 6:19-24 berbicara tentang hal mengumpulkan harta dan bagian ini maka dikatakan kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, Tuhan sendiri atau mamon. Mamon itu artinya di mana kita merasakan bahwa uang itu lebih dari segalanya, kita lihat mengabdi kepada mamon menilai uang begitu tinggi. Sehingga saya menaruh kepercayaan dan iman saya pada uang. Walaupun uang penting yang tidak boleh adalah cinta akan uang, karena cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Jadi ketika kita mengabdi kepada mamon, kita menilai uang begitu tinggi, kita menaruh kepercayaan dan iman kepada uang. Kita merasa uang itu adalah sumber kebahagiaan. Padahal bukan. Kita harus melihat Yesus itulah sumber kebahagiaan kita. Kita merasa uang itu adalah harapan masa depan kita . Sehingga kita lebih mengingini uang dari pada kebenaran dan kerajaan Allah, ini yang Tuhan mau ingatkan kita pada hari ini sebelum Dia berkata “Janganlah kamu kuatir”.

Jadi kata jangan kuatir Tuhan ingin melihat bahwa hidup kita ini punya konsep yang benar dahulu, untuk melihat setiap berkat Tuhan. Berkat Tuhan kita perlu di dalam hidup kita, tetapi kita harus bersandar kepada sumber berkat. Luar biasa, di ayat paralelnya, Lukas 12:34, Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Ini Tuhan Yesus sebelum berbicara tentang kekuatiran, hal yang sama dia mengingatkan melalui satu cerita jika Matius berbicara mamon, tetapi Lukas bercerita ada orang kaya yang tamak. Orang yang tamak ini ingin mengumpulkan harta. Akhirnya dia bangun suatu tempat dan diisi dengan keperluan dia, dan berkata “tenanglah jiwaku”, sekian tahun sampai aku meninggal aku punya makanan. Tetapi apa yang terjadi terhadap orang ini, malam itu dia meninggal. Harta yang banyak diberikan kepada orang. Demikianlah kehidupan orang yang kaya tetapi tamak.

2 dasar inilah, sebelum masuk perkataan “janganlah kamu khawatir”. Berarti kita harus punya suatu konsep yang benar untuk melihat kehidupan kita. Kita berkata “Saya tidak khawatir”, tetapi ketika konsep kita tentang uang masih salah maka terus kita akan diliputi kekhawatiran. Kita bukan pemilik, tetapi kita penilik. Pemilik itu dia yang memiliki uang, penilik dia hanya mengelola. Kita tidak bisa suka-suka kita dengan uang, karena itu ketika konsep kita tentang setiap berkat yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita itu sudah benar di hadapan Tuhan maka kita percaya kita tidak akan khawatir.

== Kuatir karena overthinking ==

Jangan kuatir artinya bukan berarti kita tidak boleh mempersiapkan kebutuhan masa depan kita, jika kita tidak mempersiapkan kebutuhan masa depan kita maka kita menjadi beban bagi orang lain. Tetapi yang Tuhan minta adalah jangan sampai adanya kekhawatiran yang diakibatkan karena kita kurang percaya akan pemeliharaan Tuhan. Kuatir normal terjadi dalam kehidupan setiap orang percaya tanpa terkecuali. Begitu kita mendengar berita, melihat setiap kejadian, mengalami apa yang terjadi dalam hidup kita, respon kita dapat kuatir. Karena kuatir itu pada dasarnya adalah emosi negatif karena adanya rasa ketakutan dan hal ini terjadi karena kita overthinking. Saya takut karena saya terlalu overthinking, padahal Firman Tuhan berkata

Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada apa yang patut kamu pikirkan, tetapi berpikirlah sedemikian rupa menurut kasih karunia allah sehingga kita memperoleh iman di dalam hidup kita.”

Bapak/Ibu 90% yang kita khawatirkan itu tidak terjadi. Jadi sebenarnya, kita lebih banyak ketakutannya di dalam menjalani hidup ini. Tetapi hari ini Tuhan mau setiap kita untuk hidup dalam keyakinan memelihara pertolongan Tuhan. Setiap kita masih dapat khawatir tetapi kita tidak boleh hidup di dalam kekuatiran dan ketakutan. Ketika saya hidup di dalam kekuatiran dan ketakutan, membuat galau, sakit, dan tidak maksimal dalam menjalankan kehidupan kita sehingga tidak menggenapi rencana Tuhan yang indah. Karena kita terlalu kuatir kita tidak berani melangkah, akhirnya kita kehilangan momen di dalam hidup kita. Mari kita berkata “Saya mau belajar Tuhan, saya tidak mau kuatir di dalam hidup ini.” Emosi ketakutan, itu muncul karena kita overthinking.

Anak saya menceritakan bahwa di Australia terjadi inflasi yang akhirnya biaya sewa naik. Ketika saya pelayanan online untuk teman-teman kami yang ada di Amerika berkata bensin harganya mahal, kejadian-kejadian di sekitar kita dapat membuat kita kuatir. Tetapi ketika kita overthinking untuk hal itu. “It’s okay bensin naik, inflasi terjadi.” Harus kita kelola dalam hidup kita, bukan berarti kita kuatir terus, “Aku percaya Tuhan akan memelihara kehidupan kita.” Bagian kita pelihara pikiran kita agar tidak overthinking. Overthinking itu terlalu memikirkan hal-hal yang lebih. Padahal itu tidak terjadi di dalam kehidupan kita, jadi setiap rasa takut itu emosi negatif yang harus dikelola dalam hidup kita. Sebagaimana Raja Daud berkata,

Waktu aku takut, aku percaya kepada Allah yang aku puji. Aku tidak takut, apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku (Mazmur 56:4-5)

Bagaimana mengelola kekuatiran

#1 Hidup ini lebih penting daripada pakaian

Matius 6:33,

Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Siapa yang bergumul dengan pasangan hidup? Serahkan pada Tuhan, cari dahulu kerajaan Allah. Mungkin anda kuatir dalam kehidupan ini, tetapi ketika kita mencari Tuhan kita percaya Tuhan yang akan menjawab dalam kehidupan kita. Itu akan menjadi bagian bonus dalam kehidupan kita, karena ketika kita menjadikan Tuhan yang pertama di dalam kehidupan kita maka Firman Allah berkata, kita harus tahu apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Firman Allah berkata “Hidup ini lebih penting dari pada pakaian dan tubuh ini lebih penting daripada makanan.” Artinya prioritas kita harus tahu bahwa hidup ini jauh lebih berarti dalam kehidupan kita daripada kita memakai barang-barang yang mungkin kita rasa itu mahal dan bagus, tetapi bukan itu yang menjadi tujuan kita. Karena keberhargaan diri saya bukan terletak ketika saya memakai barang bermerk dalam hidup saya. Asal ada pakaian, asal ada makanan cukup bagi saya.

Prinsip rasa syukur kepada Tuhan, kita mengetahui yang utama aku sudah mengenal Tuhan dalam hidupku. Itu jauh lebih berharga dari apapun yang ada di dalam dunia. Tujuan hidup saya adalah memenangkan jiwa bagi kerajaan Allah. Jika saya diberkati saya harus jadi berkat bagi banyak orang. Tujuan hidup kita bukan seperti orang kaya yang tamak itu, mengumpulkan harta untuk dirinya sendiri. Sehingga jangan terjadi deviasi atau penyimpangan. Satu derajat saja penyimpangan yang terjadi dalam hidup saya, ketika itu terjadi dan kita biarkan maka kita lihat akan terjadi deviasi yang cukup jauh. Hati kita bukan pada Tuhan lagi tapi pada dunia ini. Sehingga apapun yang terjadi di dalam hidup ini kita seolah-olah menuntut untuk kita di nomor satukan. Itulah yang terjadi ketika Raja Daud berkata “Ujilah aku Tuhan, cobalah aku Tuhan, selidiki batinku dan hatiku, mataku tertuju padaMu.” Itu tujuan kita untuk terus dekat dengan Tuhan, untuk terus menomorsatukan Tuhan dalam kehidupan kita, sehingga kita mengalami kekuatan dari Tuhan. Jangan sampai ada deviasi dan kontaminasi. Tidak murni lagi. Bersih dan murni itu berbeda. Jika saya membawa air aqua kelihatannya bersih, tapi jika tadi saya beri garam tidak ada yang tahu. Kelihatan dari luar bersih, tapi jika murni perlu cek di lab, ketahuan airnya murni atau tidak. Untuk memeriksa hati kita murni atau tidak hanya hati kita yang tahu di hadapan Tuhan. Tuhan mau hati kita murni pada Tuhan. Hati kita hanya berpaut kepada Tuhan, karena kita tahu hidup ini lebih penting dari apapun juga.

#2 Bertumbuh di dalam Tuhan

Pribadi yang bertumbuh di dalam Tuhan dia akan banyak mengalami perkara-perkara besar. Jika suami bertumbuh, istri bertumbuh ibarat segitiga yang menuju ke atas, Tuhan di puncaknya maka suami istri gampang sehati. Ada masalah apapun juga dia dapat mengatasinya karena keluarga bahagia bukan absen dari masalah. Keluarga bahagia atas anugerah Tuhan berhasil menyelesaikan setiap masalah. Bapak/Ibu tau tidak istri itu diuji cintanya pada suaminya ketika tidak ada uang, ketika suaminya di PHK, usahanya mengalami masalah, uang tidak dapat banyak lagi diberi dari suaminya, istri teruji di situ. Bagi suami ujian tertinggi ketika dia banyak uang, karena ketika banyak uang masih memiliki banyak keinginan dalam hidup ini. Tetapi ketika dia mendapat berkat dari Tuhan dan ingat jika saya diberkati untuk memberkati orang banyak artinya dia bertumbuh di dalam Tuhan, karena itu mari kita sama-sama bertumbuh di dalam Tuhan. Caranya baca Alkitab, ikut COOL. Bapak/Ibu hidup kita tidak selalu mulus pasti ada suatu tantangan dalam hidup kita, tetapi jika ada keluarga rohani yang dapat saling menguatkan dan mendoakan di situlah terletak kekuatan kita. Karenanya kita perlu bertumbuh di dalam Tuhan. Jadi dari bayi rohani jadi dewasa rohani, jika sudah dewasa rohani kita dapat melayani Tuhan bersama-sama.

Matius 6:30,

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini dan besok dibuang ke dalam api, tidaklah ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang kurang percaya?

Mari kita bertumbuh menjadi orang percaya, bangun iman kita di hadapan Tuhan, menjadi support system untuk pasangan dan anak-anak kita. Mari kita sama-sama bertumbuh di hadapan Tuhan.

#3 Percaya selalu ada berkat dan rahmat Tuhan yang baru setiap pagi

Matius 6:34,

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Besok ketika kita bangun pagi hari, kita percaya berkat dan rahmat Tuhan selalu baru setiap pagi dan berkat Tuhan itu cukup bagi kita untuk melalui setiap persoalan lain pada hari besok di hadapan Tuhan, karena itu kekuatiran jangan di tabung hari ini. Masih jauh tapi takutnya sekarang.

Penutup

Saya percaya 3 hal ini kita lakukan dalam kehidupan kita maka kita memiliki dasar yang benar, kita memiliki prinsip yang benar tentang apa yang menjadi berkat dalam hidup saya, tentang uang yang Tuhan berikan di dalam diri saya. Maka saya tidak mengabdi kepada mamon, saya mengabdi kepada Tuhan. Maka Tuhan akan memberkati kita. Amin.

Video