Hidup dalam paradigma baru (Pdt Johan Lumoindong)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 16 Januari 2022 |
Gereja | GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Video | Rekaman YouTube |
Khotbah lainnya | |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Shalom, kita akan melihat kebenaran Firman Tuhan di dalam satu injil, yaitu Yohanes 3:1-7 dengan tema yaitu Hidup dalam Paradigma yang Baru.
- "Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali."
Pertemuan antara Yesus Sang Juru Selamat, dengan seorang pemimpin Yahudi. Nikodemus datang pada malam hari. Ada kemungkinan bahwa dia tidak mau terlihat oleh orang lain untuk berjumpa dengan Yesus. Tapi jika kita melihat di sini dia tahu karena Alkitab katakan di ayat yang kedua dia berkata “Rabi kami tahu”, jadi termasuk dia. Dia hendak katakan bahwa saya dan teman-temanku itu tahu, tetapi bagaimana mungkin dia tahu tetapi tidak mengerti? Yesus tegur dia di ayat sebelumnya anda dapat lihat “Engkau tidak mengerti”. Banyak Orang Kristen seringkali mengatakan “Saya tahu” tetapi tidak mengerti dan tidak percaya. Nikodemus tahu tetapi tidak percaya, dia tahu tetapi dia tidak melakukan. Dia tidak tahu juga dia berhadapan dengan siapa, dia hanya tahu Yesus seorang Rabi. Hari ini saya mau katakan bagi Saudara. Seringkali di dalam paradigma kita, pola pikir kita, model contoh kita, dalam kehidupan sehari-hari di masa lalu terseret di dalam kehidupan sekarang di tahun yang baru. Di tahun 2022 sudah dicanangkan oleh Gembala Saudara, yaitu “The Year of New Paradigm” Satu nuansa dan pola pikir yang baru itu mencakup beberapa hal.
Mengapa sampai hari ini seringkali kita merasa kekurangan damai sejahtera dan rasa tidak menang, menghadapi persoalan dan masalah selalu kalah. Dimulai dari peperangan di paradigma Saudara, pola pikir kita. Di dalam perkembangan itu kita dapat melihat ada beberapa cakupan. Cakupan yang pertama yang ingin dijelaskan oleh Alkitab.
Hidup yang baru
- Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Ini berbicara mengenai hidup yang diubahkan atau hidup yang baru. Di dalam paradigma yang baru saya dan anda harus hidup dalam keadaan dan situasi yang baru. Kita tahu manusianya sama, pribadinya sama, tetapi karakter, sifat, kelakuan, tabiat yang buruk dan tidak berkenan kepada Tuhan, itu yang harus ditinggalkan. Sejarahnya tidak, karena saya dan anda tidak dapat mengubah sejarah di masa lalu. Kita tidak dapat mengubah bahwa kita adalah anak dari bapak dan ibu kita. Membicarakan orang yang tidak baik, keluar kata-kata kotor. Sudah mengenal Yesus sebagai juruselamat, sudah ada dalam ibadah, melayani Tuhan, masih saja bersinggungan dan hidup dalam keadaan dosa. Setiap kali datang kepada Tuhan “Ampuni aku, Tuhan adalah maha pengasih dan pengampun.” Tetapi mengapa kita harus terus lagi dalam kehidupan lama. Kita tidak tahu kapan kita dipanggil Tuhan. Oleh sebab itu yang pertama yang harus dimengerti oleh Nikodemus adalah satu kehidupan yang baru dilahirkan kembali, reborn, rebirth. Bukan berarti harus masuk ke dalam perut ibu kita. Tetapi harus ada dalam satu kehidupan bersama dengan Yesus yaitu kehidupan yang baru dan diubahkan.
- "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;"
Sekarang kita lihat di YouTube dan media sosial, mengapa Hamba Tuhan menyerang Hamba Tuhan yang lain. Musuh kita bukan Hamba-Hamba Tuhan, musuh kita adalah penguasa dan penguhulu di udara. Mengapa ada orang berkhotbah tentang kebenaran dan new paradigm harus disanggah. Saya mau katakan bagi Saudara terjemahan dan pengertian dapat bebas serta berbeda-beda. Tetapi satu Yesus adalah Juruselamat kita. Musuh kita adalah penghulu di udara, bukan teman seiman. Orang lain yang berbeda iman dengan kita akan tertawa melihat kita. Satu gereja yang terpecah, Hamba-Hamba Tuhan yang terpecah dan selalu diserang bergantian. Mengapa harus menegur di media sosial, mengapa tidak harus empat mata, berbicara via telepon, menghampiri, minum kopi, makan siang, saya rasa itu sesuatu yang sangat baik. Akhirnya saling menyerang, dan Puji Tuhan jika kita melihat orang yang berkobar, melayani, dan tidak menjawab adalah sesuatu yang baik. Biarlah Tuhan yang menilai itu semua.
Hati dan roh yang baru
- "Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh."
Hati yang baru
- "Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, "
Hidup dalam paradigma yang baru berbicara tentang hati yang baru, memohonkan hati nurani yang baik. Jadi segala sesuatu yang ada di dalam hati, busuk, kotor, dan tidak berkenan kepada Tuhan harus dihilangkan. Yesus berkata tentang sesuatu yang menurut pengertian di dalam kebenaran Firman Tuhan bahwa saya dan anda harus masuk dalam baptisan air. Yesus sebagai Anak Allah yang Maha Tinggi, Dia masuk di dalam baptisan itu untuk menjadi contoh, teladan, bagi saya dan anda. Ini menjadi suatu identifikasi bagi saya dan anda di muka bumi. Bahwa saya dan anda menyerahkan hidup melalui satu tanda baptisan itu. Petrus katakan “Bukan untuk membersihkan kenajisan, tetapi lebih untuk memohonkan hati nurani yang baik.” Jadi yang kedua berbicara mengenai hati yang harus terus menerus diperbaharui. Anda dan saya harus menjaga hati dengan baik.
Roh yang baru
- "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,"
Ini berbicara tentang a new spirit juga. Bukankah Perjanjian Lama belum mengenal itu? Yesus yang mengatakan “Aku pergi, tetapi Aku akan memberikan engkau Roh Penolong.” Ini berbicara tentang “Roh” yang baru, yang belum digenapi sebelumnya, Roh Kudus. Bersyukur saya dan anda hari ini telah mengenal itu. Walaupun Yesus sudah ada di Surga tetapi Roh-Nya tetap ada di dalam kehidupan kita. Roh itu harus diperbaharui setiap hari, Dia harus menguasai Roh kita. Hidup kita tidak boleh dikuasai oleh roh-roh yang lain, roh kegelapan, roh setan, roh pemecah belah, ini harus disingkirkan. Yang harus ada dalam hidup kita diperbarui oleh Roh Kudus yang seringkali kita katakan The Holy Ghost, The Holy Spirit. Jadi dia menyinggung dua hal, tentang air yaitu saya dan anda harus hidup di dalam hati yang baru, dan yang kedua berbicara tentang roh yang diubahkan. Berarti roh dan hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus.
Hukum yang baru
- "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Dunia itu adalah saya dan anda, termasuk orang-orang yang belum diperkenalkan dan melihat Yesus. Dia mengasihinya, karena Dia penciptanya. Dia mengasihi dunia ini karena manusia dan dunia sudah jatuh dalam dosa. Tetapi perhatikan bahwa kasih Allah lebih besar dari dosa kita. Jadi Alkitab katakan, sehingga ini berbicara tentang akibat. Tadi yang pertama berbicara tentang sebab. Karena, itu adalah kata sambung yang menyatakan pengertian tentang sebab. Sebab Allah itu mencintai saya dan anda dengan cintaNya yang begitu besar akan dunia ini. Sehingga akibatnya, Dia menganugerahkan AnakNya yang tunggal. Pribadi yang berdiri di depan Nikodemus. Katanya Nikodemus tahu tetapi dia tidak mengerti. Hati-hati Saudara, jangan seringkali kita mengatakan kita tahu karena kita menolak pengajaran. Kita menolak tentang kebenaran itu. Oleh sebab itu Yesus katakan “Akulah jalan kebenaran dan hidup.”
Supaya juga adalah kata sambung yang menghubungkan dua kata atau kalimat yang tidak seimbang. “Supaya yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan hidup yang kekal.” Itu dua kata yang tidak berimbang, tetapi Yesus dapat melakukan itu. Satu kebinasaan yang harus kita terima, Alkitab dalam Bahasa Indonesia mengatakan supaya kebinasaan itu tidak menjadi milik kita tetapi kehidupan kekal yang menjadi milik kita. ini berbicara tentang Hukum yang baru. Saya mau katakan kepada Saudara, Jesus is the missing link. Ketika hukum demi hukum diberikan Tuhan kepada umatNya pada saat itu, dan hukum Tuhan itu kita miss. Dia dapat mengikuti perkembangan jaman. Oleh sebab itu, saya mau katakan hidup dalam pardigma yang baru mencakup hukum yang baru.
“Yang baru” bukan berarti hukum yang lama dalam Perjanjian Lama tidak dipakai. Tetapi saya mau katakan Yesus adalah kegenapan dari pada hukum itu sendiri, kesempurnaan dari hukum itu sendiri.
- "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
Firman berbicara mengenai hukum taurat. “Tetapi Aku berkata kepadamu” berbicara mengenai hukum yang baru. Dia dapat berkata tentang hukum ini sebab Dia adalah Tuhan. Kita beruntung memiliki Tuhan seperti Dia, sangat beruntung. Dia memperkenalkan diriNya kepada kita. Hukum yang baru dikatakan “Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Anda pernah dengar ini dari pemimpin lain? Mereka berbicara tentang kasih, tetapi persoalan yang kedua apakah berani mempraktekkannya? Dia mati untuk kita semua. Kenapa harus Yesus yang mati, jawabannya sederhana nyawa saya dan Saudara mahal. Setiap hari anda memotong ayam dan sapi, murah. Tidak akan diperdebatkan jika ada sapi mati karena itu biasa. Tetapi jangan ada satu nyawa saja melayang. Maka pers akan meliput. Ditanya mengapa matinya, harus divisum, karena mahal harganya.
Anda dapat bayangkan seluruh nyawa manusia Yesus tanggung. Artinya Dia benar-benar Tuhan, hanya dengan nyawa Yesus saya dan anda dapat selamat karena Dia adalah Tuhan. Bukan Tuhannya yang mati, tetapi manusia Yesus yang mati, karena Tuhan tidak akan pernah dapat mati. Tetapi Dia korbankan sedemikian rupa ketika Dia menjadi manusia. Saya tidak dapat bayangkan ada orang yang dapat mengorbankan diriNya sedemikian rupa padahal Dia punya kuasa untuk tebus semua dosa manusia dengan cara apapun. Dia permalukan dosa dan iblis. Saya mau katakan bagi Saudara jika saya dan anda tidak hidup dalam paradigma yang baru maka kita sedang mempermalukan Tuhan, kita tidak sedang mempermuliakan Tuhan. Oleh sebab itu, mari hukum yang Tuhan berikan kepada kita “Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kasihilah musuhmu, jangan benci mereka, berdoalah untuk mereka. Itu sesuatu yang baru dan tidak pernah dibayangkan di Perjanjian Lama. Mengapa Dia berani masukan hukum ini karena Dia adalah Tuhan. Tuhan memberkati.
(MGT)
Video
[[Kategori:Khotbah]