Tahun Paradigma yang Baru (The Year of a New Paradigm) (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kita baru saja meninggalkan tahun 2021 – ‘Tahun Integritas, The Year of Integrity’, di mana Tuhan menekankan agar kita hidup berintegritas, yang artinya semakin menyerupai dengan gambar Yesus. Dan hari ini kita baru saja memasuki tahun 2022.

Mungkin ada yang bertanya-tanya: Bagaimana keadaan tahun 2022? Apakah keadaan saya akan lebih baik atau lebih jelek? Bagi Saudara yang sedang bertanya-tanya seperti itu, saya katakan bahwa kita harus berpegang pada firman Tuhan, sesuai dengan Ratapan 3:22-23 yang berkata:

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

Berdasarkan ayat ini, kita harus percaya bahwa kasih setia Tuhan selalu baru tiap hari, selalu baru tiap minggu, selalu baru tiap bulan, dan selalu baru tiap tahun. Karena itu, saya akan mengajak Saudara untuk memperkatakan ini: “Tuhan, saya percaya tahun 2022 akan lebih baik daripada tahun 2021, karena kasih setia Tuhan selalu baru tiap hari, selalu baru tiap minggu, selalu baru tiap bulan dan selalu baru tiap tahun.

Nyanyi:

Kasih Tuhan tak berkesudahan
Tak habis-habisnya rahmat-Nya
Selalu baru setiap pagi, baru setiap pagi
Besar setia-Mu Tuhan, besar setia-Mu

Coda
Besar setia-Mu Tuhan
Besar setia-Mu

Mengapa tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021?

  1. Kita akan selalu berharap kepada Tuhan
  2. Dasar kita percaya bahwa tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021, karena Ratapan 3:24 berkata:
    "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

    Jadi, karena kita akan selalu berharap kepada-Nya, maka kita akan berkata bahwa tahun 2022 akan lebih baik dibanding tahun 2021.

    Apa yang terjadi kalau kita berharap kepada-Nya?

    1. Akan mendapatkan kekuatan yang baru
    2. Orang yang berharap kepada Tuhan, akan melebihi kekuatan orang-orang muda. Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu. Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Haleluya!

      Nyanyi:

      Orang yang berharap Tuhan
      Diperbaharui kuatnya
      Terbang naik dengan sayap rajawali

      Berlari tiada penat
      Berjalan tiada lelah
      Ajarku harap Kau Tuhan

      Orang yang berharap Tuhan
      Diperbaharui kuatnya
      Terbang naik dengan sayap rajawali

      Berlari tiada penat
      Berjalan tiada lelah
      Ajarku harap Kau Tuhan

      Coda
      Ajarku harap Kau Tuhan
      Ajarku harap Kau Tuhan

    3. Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak,
    4. Mengapa demikian? Sebab TUHAN menopang tangannya.

      Mazmur 37:23-24 berkata:

      “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”

      Orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan adalah orang yang berharap kepada Tuhan. Bagi orang yang seperti itu, Tuhan akan menetapkan langkah-langkahnya, dan apabila ia jatuh tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.

      Perlu dicatat: Sebagai orang-orang yang berkenan kepada Tuhan, kita bisa jatuh ke dalam berbagai macam kegagalan dan masalah. Namun Alkitab berkata kita bisa jatuh, tetapi tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan kita.

      Nyanyi:

      Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
      yang hidupnya berkenan kepada-Nya
      Apabila ia jatuh tak sampai tergeletak
      sebab Tuhan menopang tangan-Nya

    5. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan
    6. Yeremia 17:7-8 berkata:

      “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
      yang menaruh harapannya pada TUHAN!
      Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
      yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
      dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
      yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering,
      dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Haleluya!

    7. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut akan Dia
    8. Yaitu kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, Mazmur 32:8 dan Mazmur 33:18 menyatakan bahwa mata Tuhan tertuju:

      • kepada mereka yang takut akan Dia,
      • kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.

      Tuhan akan mengajar, menasehati dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Tuntunan Tuhan ini akan kita mengerti, hanya kalau mata kita tertuju kepada Dia.

  3. Hidup intim dengan Tuhan
  4. Alasan yang kedua mengapa kita berkata kalau tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021, karena hati kita melekat kepada Tuhan, karena kita hidup intim dengan Tuhan.

    Dalam Mazmur 91:14-16, Tuhan berkata:

    Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,
    Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
    Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,
    Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,
    Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
    Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,
    dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

    Jadi kalau hati kita melekat kepada Tuhan, kalau kita hidup intim dengan Tuhan, maka:

    1. Tuhan akan meluputkan dan membentengi kita terhadap sakit penyakit, panah api dari si jahat, jerat penangkap burung, kedahsyatan malam atau terror of the night yang berbicara tentang penculikan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, terorisme, peperangan
    2. Tuhan akan menjawab ketika kita berseru pada masa kesesakan
    3. Tuhan akan memuliakan kita
    4. Tuhan akan memberikan panjang umur dengan berkat yang melimpah
    5. Tuhan akan memberikan keselamatan.

    Haleluya!

    Nyanyi:

    Bless the Lord oh my soul, oh my soul
    Worship His holy name
    Sing like never before, oh my soul
    I’ll worship Your holy name

    Bless the Lord oh my soul, oh my soul
    Worship His holy name
    Sing like never before, oh my soul
    I’ll worship Your holy name

    Coda
    I’ll worship Your holy name
    I’ll worship Your holy name

Tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru

Tuhan menuntun kita untuk memasuki tahun 2022 dengan memberikan tema bahwa ‘Tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru, The Year of a New Paradigm’.

  • Definisi 'paradigma' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ‘model’ dan juga ‘kerangka berpikir’.
  • Definisi 'paradigma' menurut Westminster Dictionary of Theological Terms adalah: ‘contoh, pola, model’.

Dan istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan cara berpikir dalam teologi, ketika bahan-bahan dikumpulkan dan diatur dalam satu pola atau cara tertentu seperti dalam doktrin. Tuhan memberikan ayat emas untuk tema ini yaitu Yesaya 43:18-21 dan Filipi 3:13-14.

Dalam Yesaya 43:14-21, Tuhan berkata bahwa dulu orang Israel dibebaskan dari kejaran Firaun dan pasukannya dengan cara Firaun dan pasukannya mati di tengah-tengah Laut Merah, tetapi sekarang orang Israel akan dibebaskan dari Babel dengan cara yang berbeda. Tuhan berkata: “Jangan ingat hal-hal yang dulu. Sekarang Aku hendak membuat sesuatu yang baru.

Kalau dulu Allah menyelamatkan Israel lewat jalan laut, sekarang Allah menyelamatkan Israel dengan cara yang baru. Allah akan menyelamatkan mereka lewat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara. Ini adalah paradigma yang baru. Bagian Tuhan adalah memberikan paradigma yang baru, yang adalah sesuatu yang baru, yaitu membuat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara, di mana pada waktu itu hal ini tidak mungkin bisa dikerjakan oleh manusia. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Katakan Amin.

Tujuan Allah menyelamatkan Israel dari Babel, yaitu karena mereka umat pilihan Tuhan dan yang ditetapkan untuk memberitakan kemasyhuran nama-Nya. Demikian juga bagi kita umat pilihan Tuhan, pada tahun 2022 ini, Tuhan akan menolong dan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita; apakah itu sakit penyakit, keluarga, pelayanan, bisnis, masa depan, dengan cara-cara yang baru atau paradigma yang baru.

1 Korintus 2:9 berkata:

“Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Apa yang Tuhan minta untuk kita lakukan? Kita harus memberitakan kemasyhuran-Nya. Kita harus menyelesaikan Amanat Agung dalam era Pentakosta Ketiga ini.

1 Petrus 2:9 berkata:

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”

Memasuki tahun 2022 ini, kita akan melihat, bahwa dengan adanya pandemi yang sampai sekarang belum selesai, maka cara-cara pelayanan di gereja berubah. Kita tidak bisa hanya memakai cara-cara yang lama lagi.

Sebagai contoh: sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh George Barna yang dirilis pada 6 Juni 2021 yang lalu mengenai generasi anak muda di Amerika yang disebut generasi berbeda. Dikatakan bahwa pelayanan gereja selama 5 dekade terakhir tidak akan efektif untuk generasi ini. Jadi perlu ada paradigma yang baru dalam pelayanan di gereja. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru sebagai pola yang baru dan bagian kita adalah menerima sebagai cara pandang yang baru.

Demikian juga dengan cara berbisnis, pasti banyak dari cara-cara yang lama yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Perlu diperhatikan bahwa Wahyu 13:16 pasti akan digenapi. Manusia tidak dapat membeli dan menjual kalau tidak memiliki tanda Antikristus di tangan kanannya dan dahinya. Dengan seizin Tuhan, dunia sedang dibawa ke sana untuk menggenapi Wahyu 13:16 tadi.

Tetapi bagi kita yang percaya bahwa pengangkatan terjadi sebelum masa sengsara yang disebut sebagai pre-tribulation, kita tidak akan mengalami itu. Jadi, daripada kita disibukkan memikirkan chip dari Antikristus, sampai-sampai menolak untuk divaksinasi, sebaiknya kita mempersiapkan diri kita untuk pengangkatan yang sudah sangat-sangat dekat waktunya. Maranatha! Tuhan Yesus datang segera!

Jadi dalam Tahun Paradigma Yang Baru ini, ada 3 hal yang harus diperhatikan:

  1. Paradigma adalah inisiatif Tuhan sendiri yang perlu diresponi oleh umat-Nya. Ada bagian yang Tuhan perbuat, ada bagian yang umat-Nya harus lakukan.
  2. Bagian Tuhan: membuat sesuatu yang baru, yaitu paradigma sebagai pola.
  3. Bagian umat Tuhan: melihat, mengetahui dan menerima yang Tuhan buat, yaitu paradigma sebagai cara pandang.

Nyanyi:

Hatiku percaya
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Selalu kupercaya

Sesuai dengan Filipi 3:7-9, yang merupakan ayat emas kita tadi, dikatakan titik tolak perubahan paradigma Paulus terkait dengan masa lalunya, adalah karena pengenalan akan Kristus Yesus. Orang yang berjumpa dengan Tuhan Yesus seharusnya mengalami perubahan paradigma, artinya memiliki paradigma yang baru. Untuk itu, sesuai dengan Filipi 3:13-14, Paulus melupakan apa yang telah di belakangnya dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya dan “berlari-lari kepada tujuan”, artinya “mengejar sekalipun menderita” untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Kita juga harus berpikir tidak hanya masuk sorga saja, tetapi masuk sorga dengan hadiah berupa mahkota. Karena itu, mari kita responi ajakan rasul Paulus untuk memiliki dan menghidupi paradigma yang baru.

Memiliki paradigma yang baru dalam mengikut Tuhan adalah suatu keharusan, sekali lagi suatu keharusan. Firman Tuhan berkata bahwa kita harus meninggalkan cara hidup yang lama, ketika kita berbalik untuk mengikut Tuhan. Cara hidup yang lama atau paradigma yang lama termasuk pola pikir, tutur kata, tingkah laku, dan perbuatan kita sehari-hari, harus mengalami perubahan. Jadi orang Kristen yang sudah lahir baru, tetapi masih memakai paradigma yang lama, perlu bertobat.

Hidup dalam paradigma yang baru

  1. Apa yang Alkitab katakan tentang "Paradigma yang Baru"?
  2. Roma 12:2 berkata:

    “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
    tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
    sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
    apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

    Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk budi adalah ‘nous’, yang artinya pikiran, akal budi, pola pikir atau mindset; yang sama juga artinya dengan paradigma.

    Di sini Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran atau paradigma yang baru supaya kita tidak sama lagi dengan dunia ini dan mengerti kehendak Allah. Sebelum bertobat, pola pikir dan cara hidup kita pasti sama dengan dunia ini. Tinggalkan itu, tinggalkan itu, masuk ke dalam paradigma yang baru! Ingat: paradigma yang lama akan menghambat kita untuk mengerti kehendak Allah. Ada pesan Tuhan yang kuat hari-hari ini, yaitu agar kita mengerti dan melakukan kehendak Allah pada zaman ini.

  3. Bagaimana supaya kita memiliki paradigma yang baru?
  4. Yaitu melalui firman Allah dan Roh Kudus.

    Karena itu baca Alkitab setiap hari. Renungkan, lakukan dan saksikan, dan selalu berkata: “Penuhi kami dengan roh-Mu, ya Tuhan! Biarlah kami dituntun dengan firman dan Roh-Mu.”

    Pada akhirnya, diingatkan bahwa paradigma yang lama, yaitu pola pikir duniawi yang berdampak kepada kehidupan duniawi, akan berujung kepada kebinasaan, akan kehilangan keselamatan. Karena itu, miliki dan hidupi paradigma yang baru.

    Kita akan menjadi serupa dengan gambar Yesus. Kita akan menjadi orang yang berintegritas. Kita akan mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi, sehingga pada saat Tuhan Yesus menjemput kita gereja-Nya di awan-awan, kita akan diangkat dan masuk sorga dan akan bersama-sama dengan Tuhan Yesus selama-lamanya.

    Nyanyi:

    Hosana, Hosana di tempat yang tinggi
    Hosana, Hosana, di hati yang suci

Enam hal yang harus diperhatikan

Jadi Saudara-saudara, memasuki tahun 2022, yang Tuhan berikan tema: ‘Tahun Paradigma Yang Baru. The Year of a New Paradigm’, ada 6 hal yang harus diperhatikan:

  1. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru dan kita harus menerimanya sebagai pola pikir dan cara pandang yang baru.

  2. Tuhan akan menolong dan akan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita, dengan paradigma yang baru dan kita harus mengerti dan menerimanya.

  3. 1 Korintus 2:9 akan kita alami, yaitu apa yang belum pernah dilihat oleh mata; belum pernah didengar oleh telinga; belum pernah timbul dalam hati, akan kita alami karena kita mengasihi Tuhan Yesus.

  4. Tuhan mengingatkan kita sebagai orang Kristen yang sudah lahir baru, agar kita meninggalkan kehidupan duniawi yang disebut dengan paradigma yang lama, untuk masuk ke dalam paradigma yang baru yaitu kehidupan surgawi.

  5. Kita harus melupakan apa yang ada di belakang kita, yaitu kehidupan duniawi dan mengarahkan diri kita kepada apa yang ada di hadapan kita, yaitu kehidupan sorgawi dan berlari-lari kepada tujuan, yang artinya mengejar sekalipun menderita, untuk memperoleh hadiah berupa mahkota. Kita harus berpikir tidak hanya masuk sorga saja, tetapi masuk sorga dengan mendapatkan mahkota.

  6. Kita harus meminta kepada Tuhan agar dipimpin dengan firman dan Roh-Nya supaya kita bisa memahami dan menghidupi paradigma yang baru.

  7. Dengan adanya paradigma yang baru ini, apa yang Tuhan minta kepada kita untuk dilakukan yaitu supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah menyelamatkan kita. Supaya dalam era Pentakosta Ketiga ini, kita menyelesaikan Amanat Agung dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.

Nyanyi:

Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Tuhan yang setia
Yang selalu menopang

Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Bapaku yang setia

Video