Pencurahan Roh dari atas sangat diperlukan di era Pentakosta Ketiga (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
“Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”'
(Yesaya 32:15-17)

Firman Tuhan tersebut di atas menyatakan bahwa: “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas, maka padang gurun akan berubah menjadi kebun buah-buahan...” Ini bisa diartikan bahwa orang Kristen 'padang gurun' akan menjadi orang Kristen 'kebun buah-buahan' hanya kalau ada pencurahan Roh dari atas. Jadi hanya kalau ada pencurahan Roh dari atas, maka orang Kristen padang gurun akan berubah menjadi orang Kristen kebun buah-buahan.

Dikatakan bahwa di padang gurun selalu berlaku keadilan, sedangkan di kebun buah-buahan tetap ada kebenaran. Jadi tandanya bahwa seseorang itu adalah orang Kristen 'padang gurun' adalah kalau selalu memberlakukan keadilan. Sedangkan kalau orang itu adalah Kristen 'kebun buah-buahan' selalu melakukan kebenaran.

Prinsip keadilan

  1. Gigi ganti gigi, mata ganti mata
  2. Tetapi Tuhan Yesus berkata:
    • “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
    • Kalau ada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
    • Dan barangsiapa yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.”

    Ini adalah KEBENARAN.

  3. Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu
  4. Tetapi Tuhan Yesus berkata:
    “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
    Ini adalah KEBENARAN Kalau kita melakukan kebenaran, maka kita akan mengalami damai sejahtera, ketenangan, dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bukankah ini yang kita cari selagi masih ada di dalam dunia ini? Karena itu kita harus selalu berdoa:
    “Curahkan Roh Kudus-Mu ya Tuhan, penuhi aku dengan Roh-Mu, supaya aku selalu melakukan kebenaran.”
    Seperti yang dikatakan dalam Yohanes 4:23-24, bahwa:
    “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

    Karena itu Bapa menghendaki… Bapa mencari… penyembah-penyembah benar yaitu mereka yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Ingat! Jangan sampai kita menyembah Bapa dalam roh dan keadilan. Bukan rahasia lagi bahwa ada orang-orang yang berbahasa roh, tetapi mereka adalah Kristen padang gurun yang selalu memberlakukan keadilan. Hatinya dikotori oleh kemarahan, oleh sakit hati, oleh kepahitan. Ini bukan penyembah-penyembah benar. Ini bukan penyembah-penyembah yang dikehendaki oleh Bapa. Ini bukan penyembah-penyembah yang dicari oleh Bapa. Kalau kita adalah penyembah-penyembah benar yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, pasti penyembahan kita benar di hadapan Tuhan.

Penyembah yang benar

Sesuai dengan 2 Timotius 2:3-7, maka kita sebagai orang percaya yaitu penyembah penyembah benar, juga diajak ikut menderita bersama Kristus. Sebagai penyembah yang benar kita diibaratkan sebagai:

  1. Seorang prajurit yang baik
  2. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya supaya dengan demikan ia berkenan kepada komandannya.

    Di sini sebagai penyembah benar, kita diajarkan bahwa prioritas utama kita adalah hidup berkenan di hadapan Tuhan; hidup untuk menyenangkan hatinya Tuhan; memikirkan soal-soal penghidupan adalah prioritas berikutnya.

  3. Seorang olahragawan
  4. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara apabila bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

    Sebagai penyembah benar, kita tidak sekedar hanya masuk sorga, tetapi masuk sorga dengan mendapatkan mahkota. Katakan Amin! Untuk itu kita harus hidup berdisiplin sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan rela mengorbankan hal-hal yang menghalangi kita untuk mendapatkan mahkota, termasuk mungkin hobi-hobi kita.

  5. Seorang petani
  6. Seorang petani harus siap bekerja keras dalam pengharapan akan tuaian, meskipun tuaian itu dalam waktu yang relatif lama baru terjadi.

    Dalam Titus 3:8, dikatakan kita harus berusaha sungguh-sungguh melakukan pekerjaan yang baik. Artinya kita harus bekerja keras. Kita juga harus berusaha sungguh-sungguh, supaya kita kedapatan tidak bercacat cela pada waktu kedatangan-Nya.

Untuk kita bisa mengerti akan semua hal ini, maka kita harus mengingat perkataan Rasul Paulus dalam 2 Timotius 2:7 yaitu:

“Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.”

Saya juga berdoa agar kita semua mengerti makna ajakan untuk ikut menderita bersama Kristus. Sebagai penyembah-penyembah benar, kita harus mengikuti tiang awan dan tiang api. Kalau mereka bergerak, kita juga harus bergerak. Kalau mereka diam, kita juga harus diam.

Pada jaman Musa, tiang awan dan tiang api kadang-kadang bisa seperti statis; dalam kurun waktu yang lama berada di satu tempat, tapi ada kalanya hanya beberapa jam saja untuk kemudian bergerak lagi. Mungkin mereka kadang-kadang tidak bisa mengerti, tetapi satu hal yang mereka lakukan, mereka taat untuk mengikuti gerakan tiang awan dan tiang api. Hal yang seperti ini yang juga harus kita lakukan sekarang dengan mengikuti tuntunan Roh Kudus.

Nyanyi:

Bapa disurga Kupuji Nama-Mu
Bapa disurga Kupuji Nama-Mu

Kucinta, Kupuja, Kusembah selamanya
Bapa disurga Kupuji Nama-Mu

Realitas kekristenan dunia masa kini

Kalau kita melihat keadaan manusia di akhir zaman; persis seperti yang dituliskan dalam 2 Timotius 3:1-5, ternyata hal itu sekarang sedang digenapi. Dikatakan:

  • “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
  • manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.
  • mereka akan membual dan menyombongkan diri,
  • mereka akan menjadi pemfitnah,
  • mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,
  • tidak mempedulikan agama,
  • tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang,
  • tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
  • suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
  • lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
  • secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.
  • Jauhilah mereka itu!”

Mereka ini adalah orang-orang Kristen padang gurun. Karena itu sekali lagi: Hanya pencurahan Roh yang dari atas, yang artinya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga sangat diperlukan hari-hari ini untuk menjadikan orang Kristen padang gurun menjadi orang Kristen kebun buah-buahan.

  1. Ciri-ciri generasi muda
  2. Dr. George Barna merilis hasil surveinya tentang anak muda di Amerika pada tanggal 6 Juni 2021.

    Dikatakan bahwa pelayanan Kristen yang dipraktekkan oleh gereja dalam 5 dekade terakhir tidak akan efektif untuk generasi anak-anak muda yang disebutkan sebagai generasi yang berbeda.

    • Mereka ini tidak peduli terhadap bangsa Amerika
    • Meragukan sejarah dan pondasi bangsa
    • Mereka mahir dalam teknologi
    • Bebas secara seksual
    • Labil emosinya dan campur aduk kerohaniannya
  3. Revival adalah jawaban satu-satunya
  4. Michael L. Brown, pada tanggal 19 Oktober 2021 yang lalu merilis bukunya yang berjudul:
    "Revival or We Die!" A Great Awakening is Our Only Hope
    (Kebangkitan atau kita mati! Kebangunan Besar adalah harapan kita satu-satunya)
    Buku ini berbicara tentang keadaan kekristenan di Amerika. Kesimpulan dari buku ini adalah sebagai berikut:
    • Amerika diambang kehancuran.
    • Harapan satu-satunya adalah lawatan kuasa dan hadirat Allah.

    Melihat semua ini sekali lagi saya katakan: Perlu adanya pencurahan Roh dari atas yaitu pencurahan yang dahsyat dari Roh Kudus di Era Pentakosta Ketiga ini.

    Kita patut bersyukur bahwa Tuhan membuat APT, yaitu Azusa Street Prayer Tower di Los Angeles, Amerika Serikat, yang akan terus berdoa supaya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga terjadi. Ijin penggunaan tempat untuk APT sudah keluar. Haleluya! Sekarang kita sedang mengajukan ijin renovasi Gedung.

Nyanyi:

Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Tuhan yang setia
Yang selalu menopang

Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Bapaku yang setia

Pada waktu murid-murid Tuhan Yesus menantikan pencurahan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem, di mana disebutkan sebagai Pentakosta Pertama, dikatakan dalam Kisah Para Rasul 1:14a bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah Prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah Prinsip Menara Doa.

Setelah 10 hari mereka melakukan itu, Roh Kudus dicurahkan. Mereka dipenuhi Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh. Setelah itu mereka dipakai Tuhan Yesus untuk melakukan Amanat Agung. Hari-hari ini di Era Pentakosta Ketiga, kita harus melakukan hal yang sama yaitu berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam, supaya pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga terjadi, sehingga Amanat Agung selesai dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.

Kesaksian

Saya mempunyai kesaksian bagaimana dengan melalui unity terjadi Gerakan Doa yang mengakibatkan Kebangunan Rohani yang dahsyat.

Pada tahun 2002, Ibu Brigitta, seorang pendoa syafaat di tempat kita, mendapat suatu penglihatan. Dia melihat saya memakai jas di sebuah stasiun kereta api. Kemudian ada suara: Change destination! Change destination! Waktu penglihatan itu disampaikan kepada saya, saya mendapat pengertian bahwa akan terjadi perubahan dalam pelayanan saya. Ketika saya sedang bertanya-tanya kepada Tuhan tentang hal ini, tiba-tiba saya merasakan bahwa kemuliaan Tuhan yang membuat kita menjadi satu sesuai dengan Yohanes 17, turun ke atas saya.

Apa yang saya alami? Terjadinya tekanan-tekanan dalam hidup saya sampai saya tidak tahan dan bertanya kepada Tuhan: “Ampuni saya Tuhan.. Kalau saya bersalah kepada Tuhan, apa yang harus saya lakukan Tuhan?” Ampuni saya.

Tuhan menjawab: “Selama ini kamu sombong, kamu arogan! Sekarang kamu harus melakukan dua hal. Yang pertama: turunkan nama gerejamu yang kau bangga-banggakan. Yang kedua: kamu harus meminta maaf kepada gereja-gereja lain.”

Mungkin karena selama itu pelayanan saya begitu sukses, dengan secara tidak sadar membuat saya jadi sombong dan mengakibatkan sakit hati gereja-gereja lain. Dengan tidak berpura-pura, artinya dengan tulus hati, saya melakukan apa yang Tuhan suruh. Di tengah-tengah saya melakukan itu, tiba-tiba roh rekonsiliasi turun. Ini terjadi antara saya dengan gereja-gereja lain dan juga di antara gereja-gereja itu. Setelah terjadi rekonsiliasi, maka roh doa turun melanda Indonesia.

Saya ingat bagaimana para pemimpin gereja sering berkumpul untuk berdoa bersama-sama. Rumah-rumah doa yang tadinya hanya berada di beberapa kota saja, tiba-tiba menjadi ratusan kota.

Tahun 2003, diadakan NPC yaitu National Prayer Conference di Gelora Bung Karno, yang mana ini belum pernah terjadi di Indonesia. Pada waktu terjadi Gerakan Doa itu, tiba-tiba saya sakit alergi. Saya tidak bisa makan makanan yang enak, sebab banyak bumbu-bumbu makanan yang tidak boleh saya makan. Tiba-tiba Tuhan berkata kepada saya bahwa sebenarnya saya sedang puasa Daniel. Jadi sebenarnya, puasa Daniel itu artinya makan makanan yang tidak sedap atau tidak enak. Setelah Daniel berpuasa 21 hari, malaikat Tuhan datang kepadanya untuk memberitahukan apa yang akan terjadi pada bangsa Israel. Saya merasakan bahwa Tuhan juga akan berbicara kepada saya tentang Indonesia.

Pada suatu hari ketika saya sedang menonton VCD Transformasi, tiba-tiba saya menangis dan tiba-tiba Tuhan berkata kepada saya: “Indonesia… Indonesia… akan mengalami transformasi.” Setelah kejadian itu saya mulai sering memperkatakan bahwa Indonesia akan mengalami transformasi. Ternyata yang mendapatkan bahwa Indonesia mengalami transformasi bukan saya saja, tetapi hamba-hamba Tuhan yang lain juga mendapatkan hal yang sama.

Di tengah-tengah doa untuk terjadinya transformasi, tiba-tiba pada tahun 2004 kita dikejutkan oleh bencana tsunami yang melanda Aceh, di mana lebih dari 200.000 orang yang meninggal. Tidak hanya itu, tetapi di beberapa tempat lain terjadi bencana alam, seperti gempa bumi yang hebat. Selain itu orang-orang miskin juga bertambah banyak. Saya berkata kepada Tuhan: “Tuhan, katanya Indonesia mengalami transformasi, tetapi mengapa terjadi hal-hal seperti ini?” Tuhan tidak menjawab, tetapi yang pasti banyak orang yang bertobat. Ini adalah suatu kebangunan rohani.

Nyanyi:

Kan ada kebangkitan yang besar
Kan ada pemulihan di negeri kami
Kan ada kebangkitan yang besar
Yang berseru kepada Yesus diselamatkan

Kan ada kebangkitan yang besar
Kan ada pemulihan di negeri kami
Kan ada kebangkitan yang besar
Yang berseru kepada Yesus diselamatkan

Coda
Yang berseru kepada Yesus diselamatkan
Yang berseru kepada Yesus diselamatkan

Hari-hari ini kita sedang memasuki Era Pentakosta Ketiga di mana kita sedang menantikan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga yang akan mengakibatkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Pentakosta Ketiga akan membangkitkan Generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa. Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung. Kita yang merindukan hal ini terjadi harus melakukan seperti yang terdapat dalam Kisah Para Rasul 1:14a tadi, yaitu berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah Prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah Prinsip Menara Doa.

Seperti yang kita alami pada zaman transformasi Indonesia, maka pada zaman ini Tuhan meminta agar gereja-Nya menjadi satu, gereja-Nya unity. Kalau pada saat itu gereja GBI Gatot Subroto yang dipakai untuk rekonsiliasi di antara gereja-gereja sehingga terjadi unity, maka hari-hari ini hal yang serupa Tuhan meminta agar gereja-gereja tidak hanya memikirkan dirinya sendiri; seperti yang saya lakukan pada waktu itu, di mana saya diminta untuk meminta maaf sehingga terjadi rekonsiliasi.

Seperti yang terdapat dalam 1 Korintus 10:23-24;

"Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”

Biarlah kita sebagai gereja Tuhan melakukan ini.

Jadi kita sebagai gereja Tuhan harus sering mengoreksi diri apakah yang kita lakukan sesuai dengan kehendak Bapa di sorga yang menghendaki agar kita menyelesaikan Amanat Agung. Penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir ini, akan terjadi kalau gereja-gereja Tuhan unity; gereja Tuhan menjadi satu sehingga roh doa turun. Semua ini akan mengakibatkan pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga terjadi.

Satukan kami Ya Tuhan
bersama dengan tali yang tak putus

Satukan kami Ya Tuhan
bersama dengan kasih sempurna

Allah kami satu, Raja pun satulah
Tubuh Kristus satu, s'bab itu kunyanyi

Video