Finishing well (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom Bapak dan Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Sungguh kembali berbahagia kalau pada hari ini kembali kita boleh berkumpul bersama-sama dalam satu ibadah secara online.

Saudara yang dikasihi Tuhan pesan Tuhan yang begitu kuat, beberapa minggu Tuhan taruh dalam hati saya, sehingga saya mau menyampaikan kepada Saudara, yaitu dengan satu tema adalah Finishing Well.

Saudara, jika membaca berita obituari atau berita duka seringkali Firman yang ada dalam 2 Timotius 4:7-8 kita jumpai akan ayat-ayat ini. Di mana Rasul Paulus berkata:

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini Firman harus menjadi rhema dalam kehidupan saya dan Saudara, karena bukankah Goal dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya yaitu sampai ke pada garis akhir dan memperoleh mahkota kehidupan. Saudara bagaimana kita diingatkan di dalam era Pentakosta yang Ketiga, kita harus menyelesaikan amanat agung, dan itu merupakan suatu perintah daripada Tuhan, untuk kita menyelesaikan amanat agung, memberitakan kabar baik. Tentu ini sesuatu yang mendorong kepada kita semuanya. Tapi kita juga harus ingat ada satu ayat dalam 1 Korintus 9:27, bagaimana setelah kita menyelesaikan atau memberitakan kabar baik, jangan sampai kita sendiri yang ditolak.

Saudara yang dikasihi Tuhan di tahun 1950, ada 3 Hamba Tuhan yang luar biasa di Amerika, yaitu Charles Copleston, Brown Clifford, dan Billy Graham. Saudara, orang-orang pada waktu itu, di kala mereka mau mengikuti ibadah dari ketiga Hamba-Hamba Tuhan ini harus antri. Tapi apa yang terjadi kemudian, ternyata yang pertama yang namanya Charles menjadi seorang ateis dari seorang pemberita kabar baik. Lalu yang kedua Brown Clifford, akhirnya menjadi seorang pencandu alkohol, dan dari tiga Hamba-Hamba Tuhan yang tahun 1950 dipakai oleh Tuhan, hanya satu yang menyelesaikan pertandingan yang baik, mencapai garis akhir, dan menerima mahkota kehidupan, yaitu Billy Graham. Dari tiga orang, dua orang gugur. Satu waktu saya pernah mendengar satu seminar, seorang pembicara berkata “kita sebagai para pemimpin, harus benar-benar ada di dalam kebenaran Firman Tuhan, karena berdasarkan satu survey dari satu buku tentang kepemimpinan, hanya 15% sampai 20% para pemimpin yang menyelesaikan sampai kepada akhir dari pertandingan dan menerima mahkota kehidupan.” Berarti yang 80% bagaimana, ini menjadi peringatan yang begitu kuat untuk saya pribadi, dan biarlah ini menjadi peringatan untuk kita semua, untuk kita benar-benar menyelesaikan pertandingan yang baik, dan sampai kepada garis akhir dan juga memperoleh mahkota kehidupan. Lalu pertanyaannya, apa yang akan kita lakukan?

Siap untuk ditampi

Yang pertama Tuhan ingatkan kepada saya dari Matius 3:12,

“Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Saudara yang dikasihi Tuhan kalau kita berbicara mengenai penampian, sebetulnya sederhana makna dari penampian itu adalah dipisahkan. Saya mau katakan ada dua macam orang Kristen. Kristen domba dan Kristen kambing. Kristen gadis yang bijaksana dan Kristen gadis yang bodoh. Kristen gandum dan Kristen ilalang. Kristen benar dan Kristen fasik. Kristen yang beribadah dan Kristen yang tidak beribadah. Saudara dan saya ada di mana?

Saudara yang dikasihi Tuhan saya percaya melalui pandemi yang Tuhan ijinkan boleh terjadi dan sudah berjalan hampir dua tahun menjadi salah satu sarana untuk kita semuanya terutama gereja Tuhan, karena penghakiman akan dimulai dari gereja Tuhan terlebih dahulu, bagaimana kita hari-hari ini sedang dipisahkan. Mari Saudara yang dikasihi Tuhan kita harus tetap ada dalam kebenaran Firman Tuhan di tengah goncangan yang ada. Satu waktu saya dengar ada kesaksian dari seorang pengusaha, bagaimana waktu dia mendengar Firman Tuhan, dan hatinya dijamah oleh Roh Kudus, menjadi orang percaya, singkat cerita dia memberi dirinya untuk dibaptis. Saudara perjalanannya begitu dibaptis tidak mulus, satu waktu dia punya staff telpon dia, rupanya pabriknya yang dibangun bertahun-tahun terbakar dan ludes. Tentu secara manusia sebagai pengusaha dia susah sekali, dan rasakan bagaimana upaya dia bertahun-tahun hilang dalam waktu satu hari saja. Tetapi apa yang dia katakan “Saya boleh mengalami ini, tetapi saya sudah menjadi orang yang mengikut Tuhan Yesus Kristus, saya tetap akan mengandalkan Dia, saya tetap tidak akan mengalami kekecewaan, saya tetap berharap kepada Dia, saya tetap akan bergantung kepada Dia.”

Saudara yang dikasihi Tuhan tentu orang yang seperti ini yang Tuhan rindukan dalam kehidupan kita. Di mana ketika kita ditampi dan mengalami proses pemisahan tetapi kita tetap teguh, kuat, bergantung, berharap, dan kita berada dalam posisi di dalam Nama Tuhan Yesus. Saudara dan saya harus siap untuk ditampi. Masa penampian besar, hari-hari ini sedang Tuhan siapkan untuk kita dan sedang dialami oleh setiap orang percaya.

Siap untuk berjuang

Saya mau ajak kita membuka Matius 7:13-14,

Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana Tuhan ingatkan kepada kita yaitu mengenai pintu yang sesak dan pintu yang lebar. Jika kita pergi ke satu mall atau suatu tempat, tentu kita rasanya enak berjalan di pintu yang lebar, tapi jika kita disuruh memilih jalan yang sempit tentu rasanya malas, lebih baik mencari yang lebar. Ternyata ini ada dalam Alkitab, yang dimaksud jalan yang lebar itu banyak, tapi yang sempit ini sedikit sekali. Ada dua makna mengenai jalan atau pintu yang sempit:

#1 Pintu yang sempit: Sungguh-sungguh bertobat

Saudara yang dikasihi Tuhan tidak ada jalan lain untuk kita memperoleh, dan selesaikan sampai ke garis finish akhir dan menerima mahkota kehidupan, yaitu kita harus menjadi orang yang percaya dalam nama Tuhan Yesus, karena Dia adalah satu-satunya pintu untuk menuju kepada Bapa di Sorga, masuk ke dalam Sorga. Saudara yang dikasihi Tuhan ada satu survey, dari Barna Institute, yang disampaikan oleh Bapak Rohani kita Pak Niko, bagaimana dari beberapa survey ini ada yang menarik yang hendak saya sampaikan, yaitu ternyata hanya 30% orang Kristen yang percaya untuk masuk Sorga, yaitu harus menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan yang kedua adalah sungguh-sungguh bertobat.

Jadi kita tidak cukup hanya terima Tuhan Yesus, tetapi hidup kita berantakan. Melainkan kita terima Tuhan Yesus, dan kita adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh bertobat. Berdasarkan survei dari Barna Institute, hanya 30%. Jadi jika ada satu kelompok 10 orang, hanya 3 orang yang tahu bahwa untuk masuk Sorga itu harus percaya kepada Yesus dan bukan itu saja tetapi harus sungguh-sungguh dalam pertobatan. Mari melalui survey ini menjadi dorongan untuk saya dan Saudara, untuk tidak hanya menjadi orang percaya tetapi kita sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan, jika ada sesuatu yang salah datang, minta ampun kepada Tuhan. Sungguh-sungguh kita mau memperlihatkan buah pertobatan.

#2 Pintu yang sempit: Perjuangan

Makna dari pintu yang sempit adalah suatu perjuangan. Rasul Paulus dia berjuang. Bukankah hidup yang kita alami adalah hidup perjuangan. Tuhan mau kita hari-hari ini harus berjuang untuk hidup benar, berjuang untuk hidup kudus, berjuang untuk sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Ayo kita harus berjuang. Saudara yang dikasih Tuhan dalam satu kata Yunani, kata berjuang itu agonizomai artinya sungguh-sungguh dia berjuang. Ada satu bangsa yaitu bangsa Sparta, di mana bangsa ini suka untuk bergulat, supaya mereka dapat memenangkan pertandingan dalam pergulatan, sejak seseorang memiliki anak laki-laki yang sudah cukup umur, maka anak ini dilatih, dan waktu dilatih anak ini dilumuri oleh oli atau lemak yang licin, jadi diadu satu anak dengan anak lain. Begitu mereka sekuat tenaga, dan sungguh-sungguh untuk memenangkan pertandingan. Demikianlah arti dari kata berjuang. Kita harus sekuat tenaga, kita harus sungguh-sungguh untuk kita dapat memenangkan pertandingan mencapai garis akhir.

Penutup

Mari Saudara yang dikasihi Tuhan, saya ajak kita semuanya masuk pintu yang sempit, berbicara mengenai Tuhan Yesus dan harus berjuang untuk masuk situ. Kita meminta kekuatan Tuhan, kekuatan Roh Kudus untuk menolong kita hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan. Saya mau untuk saya mencapai garis akhir dan menerima mahkota kehidupan. Tuhan memberkati kita semua. Amin. (MGT)

Video