Menjadi orang Kristen yang dewasa (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Dua puluh satu tahun yang lalu, tepatnya tanggal 4 September 1988, berdirilah Gereja Bethel Indonesia Gatot Subroto di mana Pdt Niko Njotorahardjo menjadi Gembala Sidangnya. Waktu itu ibadah perdana diadakan di Wisma Karsa Pemuda dengan 400 jiwa-jiwa yang Tuhan kirimkan. Tuhan terus tambahkan bilangan jiwa-jiwa, dan gereja terus berkembang dengan membuka cabang-cabang baru, sampai pada tahun 1995 dibuka juga cabang gereja di Kota Bogor di mana kita berjemaat sekarang ini. Dan selama 21 tahun ini, Tuhan sudah begitu banyak melakukan perbuatan yang ajaib dan luar biasa bagi gereja-Nya ini. Dan selama ini, gereja kita terus dituntun Tuhan melalui kepemimpinan Pak Niko untuk terus berkembang menuai jiwa-jiwa.

Memang sejak awal, Pak Niko dipanggil dan dipakai dalam bidang pujian dan penyembahan. Saudara pasti sudah menyanyikan dan menikmati lagu-lagu ciptaan Pak Niko di mana kita merasakan hadirat Tuhan, dan banyak yang mengalami mujizat kesembuhan maupun terobosan-terobosan, termasuk saya sendiri yang juga mengalaminya.

  • Tuhan bawa Pak Niko menjadi salah seorang yang pertama kali melayani sepenuh waktu dalam bidang pujian dan penyembahan. Dan dengan jemaat 400 jiwa pada 4 September 1988, hari ini sudah ada sekitar 650 cabang gereja yang ada di bawah pembinaan Pak Niko. Sungguh kita sangat menyadari bahwa itu semua adalah kasih karunia Tuhan.
  • Dalam perjalanan selanjutnya, Tuhan menambahkan lagi dengan doa, sehingga kemudian gereja ini memiliki visi yaitu gereja doa, pujian, dan penyembahan.
  • Dan terus Tuhan bawa kita untuk bergerak bersama-sama gereja-gereja lain, sehingga kemudian ditambahkan lagi menjadi doa, pujian dan penyembahan bersama-sama.
  • Kesatuan dan persatuan gereja mulai terjadi. Dan sampai saat ini Tuhan sudah tambahkan lagi menjadi doa, pujian, dan penyembahan bersama-sama siang dan malam, untuk mempersiapkan gereja menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali.

Dalam keluarga, mari Saudara bangun doa, pujian, dan penyembahan bersama-sama. Luangkan waktu khusus setiap hari untuk berdoa, memuji, dan menyembah bersama-sama anggota keluarga. Siang dan malam, yang berbicara mengenai senantiasa, setiap hari, sampai Tuhan datang menjemput kita. Siang dan malam juga berbicara mengenai suatu gaya hidup yang sungguh-sungguh selama 24 jam sehari, kita terus-menerus hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Mari kita ikuti tuntunan Tuhan melalui bapa rohani kita. Dan waktu kita mengikutinya, dan Tuhan akan lakukan bagian-Nya, yaitu menggenapi janji-Nya, yaitu terobosan, mujizat, dan pemulihan.

Menjadi dewasa rohani

Usia 21 tahun berbicara mengenai seseorang mulai masuk dalam taraf dewasa, yang diakui oleh pemerintah di banyak negara, termasuk Indonesia. Demikian juga, Tuhan mau kita mengalami kedewasaan secara rohani di hari-hari terakhir ini.

Matius 5:48,

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Kata "sempurna" dalam ayat tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu teleios, atau mature dalam bahasa Inggris, yang berarti dewasa. Kedewasaan rohani tidak dapat diukur dari berapa lama Saudara telah menjadi orang Kristen, tetapi hal ini dilihat dari seberapa jauh kita telah menjadi pelaku firman Tuhan.

Menjadi garam dunia

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ciri dari orang Kristen yang dewasa:

Matius 5:14-16,

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Ciri orang Kristen yang dewasa rohani: menjadi Garam Dunia.

Pada zaman di mana Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut, maka garam bukanlah suatu barang yang mudah didapat seperti sekarang. Tidak ada pabrik garam pada masa itu dan harga garam sangat mahal. Orang Israel waktu itu mengambil garam dari laut mati, yaitu laut dengan kadar garam tertinggi di dunia. Mereka mengambil bongkahan-bongkahan batu garam ke rumah, lalu mencelupkan batu garam tersebut pada masakan. Akhirnya lama kelamaan garam di batu tersebut akhirnya habis, sehingga batu tersebut tidak mengandung garam lagi, tidak asin lagi, sudah menjadi tawar, dan tidak ada gunanya lagi, sehingga orang membuang batu-batu yang sudah tidak mengandung garam tersebut ke jalan, dan diinjak-injak orang yang lewat.

Sebagai orang Kristen yang dewasa, Saudara harus menjadi "garam" bagi dunia ini, artinya hidup Saudara membawa dampak.

Ada seorang hamba Tuhan dari Jerman yang mendapat sebuah penglihatan. Hamba Tuhan ini melihat ada sekawanan domba yang sedang merumput, kemudian tiba-tiba ada sekelompok serigala yang datang mendekat, bahkan masuk berbaur ke dalam kawanan domba tersebut. Dan di mulut dari kawanan serigala ini ada semacam kumis yang menyerupai ular-ular kecil. Hamba Tuhan ini heran melihat kawanan domba itu hanya kaget sebentar saja melihat kehadiran kawanan serigala tersebut, tetapi selanjutnya kawanan domba tersebut kembali tenang sambil melanjutkan merumput. Dan kawanan serigala itu pun tidak melakukan apa-apa selain hanya berkeliling di antara kawanan domba tersebut.

Hamba Tuhan ini bertanya kepada Tuhan akan makna dari penglihatan tersebut. Dan Tuhan menjawab, "ini adalah zaman di mana terjadi persahabatan antara domba dengan serigala. Tetapi bukankah Aku sudah mengutus gereja-Ku bagaikan domba di tengah serigala?" tetapi dalam penglihatan tersebut tampak bahwa serigala-serigala tersebut menghasut kawanan domba itu dengan kata-kata manis yang sebenarnya berbisa/beracun, sehingga akhirnya kawanan domba itu menjadi tertarik dan akhirnya berteman dengan serigala-serigala tersebut.

Memang domba adalah hewan yang lemah dibandingkan serigala, tetapi Tuhan telah memberikan kepada kita, domba-domba-Nya, Roh-Nya di dalam kita, yang jauh lebih besar dari roh apa pun di dunia ini, agar kita dapat menjadi dampak bagi dunia ini. Penglihatan hamba Tuhan tersebut biarlah menjadi suatu peringatan dan teguran bagi kita semua agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini.

Roma 12:2,

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Tuhan tidak mau kita "pacaran", bahkan "kawin" dengan dunia ini, sehingga kita menjadi serupa dengan dunia ini. Sebagai umat Tuhan, maka hidup kita harus berdampak bagi dunia ini, memberi pengaruh yaitu menanamkan nilai-nilai kerajaan Allah bagi dunia ini, bukan sebaliknya dipengaruhi oleh dunia ini.

Apa yang sedang Gereja lakukan bagi keluarga

Bagi gereja kita, setiap bulan September kita telah tetapkan sebagai bulan keluarga. Dan sudah bertahun-tahun lamanya, di bulan September ini gereja kita membuka bagi pasangan-pasangan suami-istri yang pernikahannya belum pernah diberkati dalam nama Tuhan Yesus di Gereja. Mereka ini diajak untuk masuk dalam peneguhan nikah massal. Tanggal 12 September 2009 yang lalu ada 9 pasang suami-istri yang pernikahannya diteguhkan di Gereja. Ada sepasang suami-istri yang sudah menikah 40 tahun lebih, dan mereka menikah hanya secara adat. Dan ketika mereka percaya pada Tuhan Yesus dan mengerti kebenaran firman Tuhan, meskipun mereka sudah lanjut usia dan memiliki cucu-cucu, tetapi mereka memberi diri diteguhkan pernikahannya dalam nama Tuhan Yesus di Gereja.

Jika masih ada di antara Saudara yang penikahannya belum pernah diteguhkan di Gereja, Saudara bahkan tidak perlu menunggu tahun depan, tetapi Saudara dapat menghubungi Kantor Gereja untuk mendaftarkan diri agar pernikahan Saudara dapat diteguhkan dalam nama Tuhan Yesus di Gereja.

Pada bulan keluarga ini, kita memiliki tema "sesungguhnya demikian akan diberkati keluarga yang takut akan Tuhan".

Pada waktu keluarga, dimulai dari kepala keluarga yaitu suami, lalu istri, hidup dalam takut akan Tuhan, maka mereka akan melahirkan keturunan-keturunan ilahi yang takut akan Tuhan dan hidup yang diberkati. Sudah cukup lama gereja memperhatikan dan memiliki program pembinaan bagi keluarga, bahkan bagi anak-anak. Dan hari-hari ini semua program pembinaan tersebut sedang disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan yang ada.

Pembinaan keluarga dimulai dari anak-anak. Sejak kanak-kanak mereka sudah masuk dalam sekolah minggu, sehingga sejak sedini mungkin anak-anak dibentuk untuk memiliki karakter Kristus, sehingga mereka akan menjadi calon-calon kepala dan ibu rumah tangga yang takut akan Tuhan. Kemudian saat masuk usia remaja (SMP), gereja memiliki ibadah khusus remaja bagi mereka. Lalu saat mereka masuk usia SMA dan mahasiswa, Gereja memiliki ibadah pemuda, di mana untuk kotamadya diadakan di Botani Square jam 10.30. Semuanya itu dimaksudkan agar mereka mendapatkan makanan rohani yang sesuai dengan pertumbuhan usia mereka, sehingga mereka dipersiapkan sejak kecil sampai usia pemuda untuk memasuki masa dewasa muda, sehingga mereka nantinya siap untuk membangun rumah tangga Kristen yang kuat dalam kebenaran Firman Tuhan.

Dalam organisasi Gereja kita, bidang pelayanan anak, remaja, pemuda, dan dewasa muda sudah disatukan dalam departemen pemuda dan anak, sehingga terjalin suatu koordinasi dan kerja sama yang lebih kuat lagi.

Perhatikan perkembangan anak kita

Otak 1.png
Otak 2.png
Otak 3.png
Otak 4.png
Otak 5.png

Bagi Saudara yang memiliki anak dengan usia di bawah 20 tahun, Saudara harus mengerti mengenai perkembangan otak anak, karena perkembangan otak pada anak sampai usia 20 tahun akan sangat memengaruhi perkembangan jiwanya.

Ternyata otak manusia baru bertumbuh secara sempurna pada usia 20 tahun. Akibatnya, cara berpikir remaja sangat berbeda dengan orang tua.

Ada 3 bagian utama yang bertumbuh dalam otak manusia:

  1. Bagian yang pertama bertumbuh ialah bagian otak yang bernama Amygdala.
    Fungsi dari bagian otak ini adalah area emosi, contohnya: cepat tersinggung, emosional, membanting pintu, memaki-maki, melempar barang. Jadi area emosi inilah yang lebih dahulu bertumbuh sebelum seorang anak menginjak usia 20 tahun.
  2. Bagian selanjutnya yang bertumbuh ialah bagian otak yang bernama Cerebellum.
    Yang bertumbuh pada area ini adalah area ritme, sehingga anak remaja akan bertumbuh pesat dalam gerakan fisik, keseimbangan, pemikiran mulai kompleks, tetapi kemudian menjadi canggung dan bisa sulit bergaul karena bagian terakhir dari otaknya belum bertumbuh.
  3. Bagian yang terakhir yang bertumbuh ialah frontal cortex, yang mulai bertumbuh pada usia 20 tahun.
    Pada bagian otak ini, terdapat area perencanaan, strategi, membaca emosi orang, dan mengatur.

Dari paparan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa:

  • Remaja belum dapat berpikir panjang
  • Remaja belum dapat melihat gambaran besar/suatu rencana/blue print
  • Remaja belum dapat mengantisipasi akibat dari suatu aksi
  • Remaja cenderung terlalu cepat mengambil risiko
  • Sulit beradaptasi dengan perubahan
  • Jika tidak terkontrol, maka akan terjadi suatu jurang pemisah antara orang tua dengan remaja, yang dapat memicu perilaku seks bebas, narkoba, tawuran, dan lain-lain.

Orang tua harus menjadi "otak" bagi anak-anak remajanya

Dikarenakan pertumbuhan otak pada usia remaja belum sempurna, sehingga sangat memengaruhi perilaku mereka, maka orang tua harus menjadi "otak" bagi anak-anak remaja mereka. Orang tualah yang harus mengatur hidup mereka, memikirkan masa depan mereka, tidak membiarkan mereka berjalan sendiri.

Orang tua harus memberikan pengarahan-pengarahan kepada anak remajanya, karena mereka belum dapat berpikir panjang. Peran orang tua sangat penting bagi remaja. Dan karena melihat bahwa remaja masih dalam taraf yang belum stabil secara emosi, maka gereja sudah memiliki suatu kesepakatan untuk mendorong para orang tua untuk tidak memperbolehkan anak-anak mereka untuk berpacaran sebelum mereka berusia di atas 20 tahun. Ini sangat penting untuk mempersiapkan mereka agar anak-anak remaja kita memiliki fokus untuk mempersiapkan masa depan mereka, sampai mereka akhirnya siap untuk masuk dalam pernikahan kudus, di mana kita sebagai orang tua juga mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi masa depan yang takut akan Tuhan dan berdampak pada dunia.

Saya pernah diberitahu oleh jemaat untuk menyaksikan suatu acara remaja di televisi, yang isinya ialah mengenai perjodohan, bagaimana remaja putra dijodohkan dengan remaja putri. Saya kaget ketika menyaksikan cara tersebut. Bagaimana mungkin seseorang dalam beberapa saat saja langsung berpacaran karena dijodohkan? Bagaimana jika remaja-remaja Kristen mengikuti pola yang sangat duniawi dan bertentangan dengan firman Tuhan tersebut? Sebagai orang tua, Saudara harus memastikan anak-anak remaja Saudara tidak mengikuti cara-cara duniawi dalam menentukan pasangan. Bahkan sebenarnya anak remaja sangat belum pantas untuk berpacaran, ini dibuktikan dari pemaparan mengenai pertumbuhan otak tadi. Orang tua harus mendoakan dan mengajar anak mudanya berdoa sebelum menentukan calon pasangan hidup mereka, agar rumah tangga mereka dibangun dalam pimpinan Tuhan sejak awal masa pra-nikah. Jangan sampai anak-anak dewasa muda kita salah memilih pasangan hidup, karena tidak tahu caranya, bahkan cenderung mengikuti cara-cara duniawi. Ketika mereka memilih calon pasangan hidup mereka dalam pimpinan terang Tuhan, maka mereka akan menjadi pasangan-pasangan keluarga Kristen yang takut akan Tuhan dan diberkati sehingga menjadi kesaksian bagi dunia.

Impartasikan Kuasa Tuhan pada anak-anak kita

Setiap selesai berkhotbah di minggu kedua di GBI Danau Bogor Raya, saya selalu mengundang anak-anak sekolah minggu dan juga remaja untuk saya tumpangkan tangan dan mendoakan mereka.

Markus 10:13-14,

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

Kata menjamah dalam ayat di atas memiliki makna dari bahasa aslinya ialah "to set on fire". Jadi, waktu kita menumpangkan tangan atas anak-anak kita serta mengurapi mereka dalam doa, kita sedang memberikan api Roh Kudus, yaitu kuasa Tuhan yang kita impartasikan dengan menumpangkan tangan pada mereka, supaya Roh Kudus berkuasa atas hidup mereka, dan mereka menjadi keturunan ilahi yang takut akan Tuhan dan diberkati. Saya dorong para orang tua, doakan anak-anak Saudara, tumpangkan tangan atas mereka, urapi mereka, agar mereka ada dalam naungan kuasa Tuhan senantiasa.

Jangan sampai menjadi garam yang tawar

Tuhan Yesus sudah menebus hidup kita dengan darah yang mahal, sehingga kita harus menjadi garam dunia, berdampak bagi dunia. Seperti saya jelaskan, batu garam yang dipakai orang Israel zaman dahulu dapat menjadi tawar. Jangan sampai hidup kita menjadi tawar. Ini juga berbicara jangan sampai Saudara mengalami tawar hati. Kalau Saudara tawar hati menghadapi hari-hari ini, berarti Saudara menyerah pada keadaan. Apa pun yang menjadi persoalan dan pergumulan hidup Saudara, jangan sampai Saudara tawar hati, karena di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Justru pada waktu kita menyerah, iblis akan makin "menginjak-injak" hidup Saudara, dan Saudara akan semakin terpuruk.

Saya berdoa agar Saudara tidak pernah menyerah akan pergumulan hidup, sebab pertolongan Tuhan pasti datang tepat pada waktunya. Jangan berhenti berharap, jangan berhenti berdoa, jangan berhenti mengandalkan Tuhan. Biarlah Tuhan memakai hidup Saudara menjadi garam dunia, yang membawa dampak dan menjadi berkat bagi dunia ini.

Immanuel.

Sumber

  • Warta Jemaat GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya. 27 September 2009.