Pelayanan yang diberikan oleh kasih karunia

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu. (Efesus 3:7-8)

Seperti sudah kita lihat, anugerah adalah bahasa kasih karunia. “Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus” (1 Korintus 1:4). Bapa kita di sorga ingin memberikan kepada kita semua berkat kerajaan-Nya sebagai anugerah kasih karunia-Nya. “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Lukas 12:32). Tidaklah heran jika kita diberikan pelayanan oleh karena kasih karunia Allah.

Rasul Paulus memiliki pelayanan yang dipercayakan kepadanya oleh kasih karunia Allah. “Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu” (Efesus 3:2). Panggilan khusus ini diberikan kepada Paulus menyangkut mujizat di mana orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dijadikan satu di dalam Kristus: “Yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus” (Efesus 3:6). Gereja sebagai “rahasia Kristus” (Efesus 3:4) yang agung ini merupakan bagian penting dari pelayan-Nya. “Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.” Paulus berkali-kali menyatakan bahwa panggilan pelayannya adalah sebuah anugerah kasih karunia. “Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu.”

Dalam kesempatan lain, Paulus berbicara mengenai pelayanannya tanpa mengungkit-ungkit soal orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Namun, ia tetap menggambarkan pelayannya sebagai anugerah kasih karunia kepadanya. “Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar” (1 Korintus 3:10). Di sini Rasul Paulus menggambarkan pelayanannya kepada Allah sebagai tukang bangunan rohani, yang dipakai untuk mengerjakan fondasi bagi pembangunan hidup yang saleh. Kasih karunia Allah diberikan kepada Paulus untuk memperlengkapi dan menopang pelayanannya.

Kita semua dipanggil untuk melayani sang Raja. Di dalam hati kita ada sebuah kerinduan supaya hidup kita dipakai untuk melayani Dia. Betapa sukacita mengetahui bahwa pelayanan kita akan berkembang oleh karena kasih karunia yang diberikan kepada kita. Sekali lagi, kerendahan hati dan pengandalan kepada Dia adalah kunci untuk menerima kasih karunia untuk pelayanan kita. “Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini.”

Doa

Tuhan Yesus, aku rindu untuk melayani Engkau. Aku bersukacita karena pelayanan kami bergantung kepada kasih karunia-Mu, bukan kemampuan pribadiku. Dengan rendah hati aku sujud di hadapan-Mu, mencari wajah-Mu dan menerima kasih karunia untuk melayani Engkau sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu. (Efesus 3:7-8) Seperti sudah kita lihat, anugerah adalah bahasa kasih karunia. “Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus” (1 Korintus 1:4).