Kelimpahan kasih karunia untuk transformasi (3)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku-- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1 Timotius 1:12-14)

Sebelum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Paulus mengatakan hal-hal yang jahat mengenai Yesus, menganiaya pengikut-pengikut-Nya dan meninggikan dirinya sendiri. “Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas." Namun, Tuhan memanggil Paulus dari kehidupan agamawinya yang jahat dan membuatnya menjadi pelayan Tuhan yang setia dan berbuah. Kita akan melihat satu kali lagi bagaimana hal tersebut hanya dapat terjadi karena Kelimpahan kasih karunia Allah.

Perubahan yang luar biasa ini dimulai dengan belas kasihan, hal yang diperlukan bersama-sama dengan kasih karunia. Belas kasihan Tuhan menahan hukuman yang selayaknya diterima akibat kejahatan kita. Kasih karunia Tuhan memberikan kepada kita berkat-berkat ilahi yang sebenarnya tidak layak kita terima. Tuhan berbelas kasihan kepada tindakan Paulus yang bebal dan tidak percaya. “Tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman." Pelayanan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada Paulus, dan kepada kita orang percaya, adalah berdasarkan belas kasihan. “Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati” (2 Korintus 4:1). Tuhan memilih Paulus untuk menjadi teladan dari kelimpahan kemurahan Tuhan. “Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal” (1 Timotius 1:16).

Karya transformasi ini kemudian dilanjutkan dengan kasih karunia. “Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus." Kelimpahan kasih karunia ini akan memberikan dua berkat rohani, yaitu iman dan kasih, yang diperlukan untuk pelayanan Paulus. Dahulu Paulus adalah seorang yang mementingkan kegiatan agamawi dan pembenaran diri sendiri. Tuhan mengubah dia menjadi orang yang percaya. “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17). Dulu Paulus adalah seorang yang kejam dan suka menghakimi. Tuhan mengubah dia menjadi orang yang penuh kasih. “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6).

Doa

Ya Allah yang penuh dengan belas kasihan dan berlimpah dengan kasih karunia, aku memuji Engkau. Aku bersyukur untuk kemurahan-Mu dalam menahan penghukuman yang sebenarnya layak aku terima. Aku memuji Engkau karena kasih karunia-Mu memberikan kepadaku berkat-berkat yang luar biasa yang sebenarnya tidak layak aku terima. Biarlah oleh karena kasih karunia-Mu, Engkau mengerjakan iman dan kasih di dalam hatiku, supaya aku dapat melayani dan menghormati Engkau dengan lebih baik. Di dalam nama-Mu yang perkasa aku berdoa. Amin.

Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku-- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1 Timotius 1:12-14) Sebelum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Paulus mengatakan hal-hal yang jahat mengenai Yesus, menganiaya pengikut-pengikut-Nya dan meninggikan dirinya sendiri.