Di mana dosa bertambah banyak, kasih karunia menjadi berlimpah-limpah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (Roma 5:20-21)

Dosa dapat melanda hidup manusia sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi. Namun, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa kasih karunia Allah lebih besar dari pada dosa manusia yang paling besar sekalipun. Bahkan ketika dosa bertambah banyak, pada akhirnya kasih karunia akan lebih melimpah-limpah.

Tuhan menggunakan hukum Taurat-Nya untuk mengajarkan kepada kita mengenai dosa dan kebutuhan kita akan kasih karunia-Nya. “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak." Hukum Taurat memicu pemberontakan dalam hati manusia, menimbulkan keinginan-keinginan dari dalam hati mereka. “Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut” (Roma 7:5). “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!” (Roma 7:7). Hukum Taurat juga membuat kita sadar akan sifat dosa mengerikan: “Oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa” (Roma 7:13). Bagian yang mengerikan dari dosa adalah maut. “Dosa berkuasa dalam alam maut." Dosa mengakibatkan kematian rohani. “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Ketika dosa diabaikan, maka ia akan menguasai hidup ini dan membawa lebih banyak lagi tanda-tanda dari kematian rohani, seperti: kebencian, mementingkan diri sendiri, kekejian, kekosongan, keputusasaan dan sebagainya. Seolah-olah gelombang besar dosa melanda hidup manusia, mengikat mereka, membuat mereka kehilangan pengharapan. Namun, selalu ada harapan di dalam kasih karunia Allah. “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah." Tidak peduli seberapa tinggi gelombang dosa yang melanda, gelombang kasih karunia Allah akan menerpa dengan lebih tinggi.

Kasih karunia tidak hanya untuk mengampuni dosa, kasih karunia juga dapat memimpin manusia agar hidup dalam kesalehan. “Seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal." Dulu dosa yang memimpin hidup kita, mengakibatkan kematian rohani. Sekarang, jika kasih karunia diizinkan untuk memimpin hidup kita, maka kebenaran akan nyata dalam kehidupan kita dari hari ke hari, misalnya: kasih, tidak mementingkan diri sendiri, kebaikan, kelimpahan, pengharapan dan sebagainya. Semua ini adalah aspek kualitas dari hidup kekal yang datang dari kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus: “Demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."

Doa

Ya Allah, betapa besar dorongan yang diberikan oleh firman-Mu ini. Gelombang dosa masa lalu dalam hidupku, dapat diatasi oleh gelombang kasih karunia-Mu yang lebih besar. Penuhilah hidupku dengan gelombang-gelombang kasih karunia, yang menghasilkan kebenaran dalam hidupku. Tolong aku agar dapat memperlihatkan pengharapan besar ini kepada orang lain. Amin.

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (Roma 5:20-21) Dosa dapat melanda hidup manusia sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi. Namun, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa kasih karunia Allah lebih besar dari pada dosa manusia yang paling besar sekalipun.