Kerendahan hati dan takut akan Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Amsal 22:4)

Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati. (Amsal 11:2)

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. (Amsal 9:10)

Banyak dari renungan-renungan kita yang terdahulu memperlihatkan bahwa berjalan dalam kerendahan hati adalah jalan menuju hidup dalam kasih karunia Allah. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (1 Petrus 5:5). Dalam ayat-ayat renungan kita hari ini, kita melihat bahwa kerendahan hati dan takut akan Allah adalah dua hal yang saling berkaitan.

Kerendahan hati dan takut akan Allah akan menghasilkan berkat yang sama. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Kekayaan, kehormatan dan kehidupan adalah ungkapan Perjanjian Lama yang menggambarkan suatu hidup yang penuh dengan berkat-berkat Allah. Ungkapan yang setara dalam Perjanjian Baru adalah hidup yang berkelimpahan. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Kerendahan hati dan takut akan Allah juga menghasilkan hikmat. “Tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati… Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN.”

Kerendahan hati adalah pengakuan kebutuhan kita yang mendesak agar Tuhan bekerja sepenuhnya di dalam hidup kita dari hari ke hari. Takut akan Allah adalah sikap hormat dan kagum terhadap Allah kita yang besar. Bukan sikap takut karena ancaman atau paksaan. Namun, berdasarkan kekaguman dan kesetiaan yang mendalam.

Mereka yang dengan rendah hati takut akan Allah, yaitu menaruh kekaguman dan pengagungan kepada Dia, pasti akan menerima cara pandang dan nilai-nilai Allah. Mereka akan semakin membenci apa Tuhan benci. “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat” (Amsal 8:13).
Sehubungan dengan itu, mereka yang menghormati dan mengagumi Allah akan semakin mengasihi apa Dia kasihi.

  • Tuhan ingin agar umat-Nya berjalan dalam kebenaran dan keadilan. “TUHAN mengasihi orang-orang benar” (Mazmur 146:8). “Sebab TUHAN mencintai hukum” (Mazmur 37:28).
  • Allah mengasihi bangsa Israel, umat pilihan-Nya. “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?” (Ulangan 7:7).
  • Allah mengasihi gereja-Nya, anak-anak-Nya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yohanes 3:1).
  • Tuhan mengasihi dunia ini, yaitu semua orang yang perlu mengenal Dia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Doa

Allah yang maha kuasa, dengan rendah hati aku bersujud di hadapan-Mu, mengakui kebutuhan agar Engkau bekerja sepenuhnya dalam hidupku dari hari ke hari. Aku ingin berjalan dalam takut akan Allah, menaruh kekaguman dan kesetiaan kepada-Mu. Aku ingin membenci apa yang Engkau benci dan mengasihi apa yang Engkau kasihi, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.