Yosia merendahkan dirinya di hadapan Allah (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh karena engkau merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Akupun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN… matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya. (2 Tawarikh 34:26-28)

Raja Yosia adalah raja yang saleh, ia membersihkan daerah kekuasaannya dari penyembahan berhala. Ketika kitab-kitab Taurat ditemukan di dalam Bait Suci, ia merendahkan dirinya ketika mendengar isinya dibacakan. “Segera sesudah raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya” (2 Tawarikh 34:19). Oleh karena itu, Yosia lolos dari hukuman yang menimpa mereka yang mengabaikan hukum Taurat. Murka Tuhan ditunda hingga masa pemerintahannya selesai.

Berkat kasih karunia ini dialami karena kerendahan hati Yosua terhadap firman Tuhan. Ia memiliki hati yang lembut untuk mendengar dan menerima firman Tuhan: “Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh karena engkau sudah menyesal.” Sikap hati seperti ini sangat penting jika seseorang ingin mengalami kasih karunia Tuhan. Orang-orang Israel di zaman Zakaria merupakan contoh yang buruk dari hal ini. Tuhan berfirman kepada mereka, “Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar. Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN” (Zakharia 7:11-12).

Sikap Yosia sangat berbeda. “Engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya.” Yosia melakukan apa yang Yakobus di kemudian hari tuliskan untuk dilakukan oleh umat Tuhan. “Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu” (Yakobus 1:21). Kerendahan hati Yosia begitu nyata. “Engkau merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku.” Oleh sebab itu Yosia menikmati kasih karunia Allah. Masa pemerintahannya tidak melalui murka Allah yang sebenarnya layak diterima oleh bangsa Israel karena pemberontakan dan kekerasan hati mereka sebelumnya. “Matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya.”

Doa

Ya Tuhan, aku mengakui bahwa aku tidak selalu merendahkan hatiku terhadap firman-Mu. Aku bersyukur untuk anugerah pengampunan-Mu. Namun, lebih dari itu, aku rindu akan kasih karunia-Mu yang mengubahkan. Ubah hatiku menjadi bejana yang lembut yang siap menerima firman-Mu yang kudus, setiap hari, untuk hormat dan kemuliaan-Mu. Amin.