Yeremia memperlihatkan perbedaan pengandalan (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:5-8)

Yeremia juga memperlihatkan kepada kita mengenai hidup dalam kasih karunia dengan membandingkan pilihan pengandalan. Berbicara soal siapa yang harus kita andalkan, hanya ada dua pilihan, manusia atau Tuhan. Pilihan ini sangatlah penting, karena satu akan mendatangkan kutuk, sedangkan yang lainnya mendatangkan berkat. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia… Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN”

Cara berpikir alamiah dari manusia yang sudah jatuh dalam dosa adalah menaruh kepercayaan mereka kepada manusia, biasanya dirinya sendiri. Hal ini ternyata akan mendatangkan kutuk rohani yang serius. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri.” Ketika kita mengandalkan manusia, kita hanya akan menerima kekuatan jasmani. Jika kita mengandalkan manusia, maka “hatinya menjauh dari pada TUHAN.” Tuhan adalah satu-satunya sumber dari berkat-berkat yang sejati. Oleh karena itu, mengandalkan manusia hanya akan menghasilkan kutuk.

Kutuk yang dihasilkan karena mengandalkan manusia adalah kekeringan rohani. “Ia akan seperti semak bulus di padang belantara.” Sebuah semak di padang menggambarkan kebalikan dari sebuah hidup rohani yang berkelimpahan. Sebuah tanaman yang sekedar bertahan hidup, biasanya tumbuh berjauhan satu sama lain dan tidak menghasilkan buah. Orang yang mengandalkan daging adalah seperti semak ini. Ia tidak akan menyaksikan datangnya keadaan baik di mana terdapat berkat yang melimpah. “Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.” Orang yang mengandalkan kekuatan manusia berdosa akan tinggal dalam situasi rohani yang kondisinya kering, panas dan terbakar, tidak layak untuk dihuni. “Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” Hidup yang demikian adalah hidup yang terkutuk.

Namun, ada pilihan lain yang jauh lebih baik, di mana kekeringan yang demikian dapat dihindari. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Doa

Ya Allah, aku mengakui bahwa aku seringkali mengandalkan diriku sendiri. Aku menyetujui firman-Mu bahwa hidup menuruti kedaginganku hanya akan mendatangkan kutuk. Ajar aku untuk mengandalkan Engkau, supaya aku mengalami berkat-berkat hidup kasih karunia-Mu. Amin.