Yeremia memperlihatkan perbedaan pengandalan (2)
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Kamis, 19 Sep 2024 |
Kemarin | Rabu, 18 Sep 2024 |
Besok | Jumat, 20 Sep 2024 |
Sekali lagi kita akan melihat perbedaan dua pilihan pengandalan yang Yeremia sampaikan. Seperti kita sudah lihat sebelumnya, hanya ada dua pilihan: manusia atau Tuhan. Ketika manusia menjadi andalan kita, hasilnya adalah kutuk kekeringan rohani. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia.” Sebaliknya, ketika Tuhan menjadi andalan kita, hasilnya adalah berkat yang melimpah. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN.”
Berkat rohani yang datang karena mengandalkan Tuhan adalah seperti sebuah pohon yang tumbuh dekat aliran sungai. “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air.” Tepi sungai merupakan lokasi yang paling cocok untuk pertumbuhan sebuah pohon. Mengandalkan Tuhan adalah sikap yang paling cocok untuk pertumbuhan rohani seseorang. Pohon yang berada dekat sungai akan merambatkan akar-akarnya untuk menyerap lebih banyak air yang memberi kehidupan. “Yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air.” Orang Kristen yang berharap kepada Tuhan akan mendapatkan kehidupan sejati yang dirindukan oleh batinnya, dan ia akan merindukan lebih banyak lagi air kehidupan yang ia perlukan.
Saat panas kemarau datang, pohon yang berada di dekat aliran sungai tidak akan kekeringan. Ketika peperangan hidup datang, hal tersebut dapat menjadi ancaman yang menakutkan bagi manusia. Bahkan anak-anak Tuhan-pun dapat menjadi khawatir. Namun, jika Tuhan menjadi pengharapan kita, kita “tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering.” Sebaliknya, ia akan terus bertumbuh dan menghasilkan buah rohani. “Yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Betapa hasil yang benar-benar berbeda terjadi karena mengandalkan Tuhan, dari pada mengandalkan manusia. Kita menerima berkat-berkat rohani, bukan kutuk. Kehidupan rohani kita menjadi seperti pohon yang megah yang ditanam di tepi aliran sungai, bukan seperti semak di padang gurun. Kita menikmati kekayaan kasih karunia Allah, bukan kekuatan daging manusia.