Daud menyatakan Allah sebagai tempat perlindungannya

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. (Mazmur 62:9)

Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. (Mazmur 32:7)

Daud sering menyatakan Allah sebagai tempat perlindungannya. Ini adalah sebuah petunjuk lain bahwa ia adalah seorang yang hidup di dalam kasih Karunia Allah.

Kebutuhan untuk sebuah tempat perlindungan adalah hal yang wajar bagi manusia. Badai kehidupan dapat menerjang tanpa henti. Kadang-kadang dapat terasa seperti nubuatan Yehezkiel sedang digenapi dalam hidup kita. “Hujan lebat akan membanjir, rambun akan jatuh dan angin tofan akan bertiup!” (Yehezkiel 13:11). Kita memerlukan adanya sebuah tempat untuk berteduh. Di saat yang lain, bahaya dan ancaman sepertinya senantiasa mengintai kita. Seolah-olah kita sedang menjalani ujian kehidupan Daud. “Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku” (Mazmur 18:5-6). Kita menginginkan sebuah tempat perlindungan. Daud mengetahui ke mana ia harus mencari perlindungan ketika kesulitan datang. “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mazmur 46:2). Tempat perlindungan kita bukanlah sebuah lokasi, tetapi seorang Pribadi. Ketika masalah datang, kita dapat berpaling kepada Dia. Ia sangat bersedia untuk menolong kita. Kapanpun kita mengandalkan Dia, kapanpun kita curahkan isi hati kita kepada-Nya di dalam doa, kita dapat menikmati Dia sebagai tempat perlindungan kita. “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.”

Di saat yang lain, kita tidak terlalu membutuhkan sebuah tempat perlindungan, tetapi tempat untuk bersembunyi. Hal ini juga dialami Daud ketika ia ingin melarikan diri. “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun” (Mazmur 55:7-8). Tuhan memiliki kabar baik bagi kita. Seperti yang Daud alami, Tuhan menghendaki dan mampu untuk menjadi tempat persembunyian itu. “Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.” Kapanpun kita berpaling kepada Tuhan dan mengizinkan dia untuk melingkupi kita dengan kuasa-Nya yang meluputkan, maka kita menikmati Allah sebagai tempat persembunyian kita.

Doa

Ya Tuhan, tempat perlindunganku, seringkali aku merindukan sebuah tempat perlindungan. Aku bersyukur bahwa aku dapat menemukan tempat itu dengan berpaling kepada-Mu di dalam doa. Ya Tuhan, tempat persembunyianku, seringkali aku rindu untuk berlari mencari tempat persembunyian. Aku bersukacita bahwa aku menemukannya dengan mengizinkan Engkau untuk melingkupiku. Amin!

Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. (Mazmur 62:9) Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. (Mazmur 32:7) Daud sering menyatakan Allah sebagai tempat perlindungannya. Ini adalah sebuah petunjuk lain bahwa ia adalah seorang yang hidup di dalam kasih Karunia Allah.