Daud menyatakan Allah sebagai sumber kekuatan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

TUHAN adalah benteng hidupku. (Mazmur 27:1)

Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung. (Mazmur 18:3)

Hidup di dalam kasih karunia artinya mengandalkan Tuhan untuk bekerja di dalam hidup kita. Sebagian besar kehidupan Daud adalah teladan dari kebenaran ini. Hal ini nyata ketika berkali-kali Daud menyaksikan Allah sebagai sumber kekuatannya.

Semua orang yang ada di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini membutuhkan kekuatan hanya untuk menjalani tanggungjawab sehari hari dan menghadapi tantangan hidup. Jika ditambah dengan panggilan dan kerinduan orang percaya untuk menyenangkan dan menghormati Allah, jauh lebih banyak lagi kekuatan yang dibutuhkan setiap harinya. Daud mengakui bahwa Allah adalah sumber kekuatan untuk hidupnya. “TUHAN adalah benteng hidupku.” Betapa bahagianya jika kita menyadari bahwa Allah menyertai kita untuk memberikan kekuatan-Nya bagi kita untuk setiap aspek hidup kita, baik di rumah, di tempat kerja, di dalam pelayanan atau di manapun.

Dalam perjalan kita di dunia ini, kita membutuhkan kekuatan untuk tetap ada di jalur yang benar. Dunia ini, daging kita, maupun Iblis, ingin menghalangi kita untuk maju di jalan kesempurnaan Allah. Daud juga menemukan kekuatan untuk melakukan hal ini di dalam Tuhan. “Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata” (Mazmur 18:33). Ketika kita sedang berjalan di jalan kehidupan kita, kita terjebak oleh jaring situasi hidup, yang dipasang oleh musuh jiwa kita. Ketika Daud menghadapi jebakan ini, ia berseru kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan. “Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku” (Mazmur 31:5). Kadang masalah dalam perjalanan hidup kita bukan sebuah jebakan, tetapi sebuah pertempuran. Sekali lagi, Daud menemukan sumber kekuatannya di dalam Tuhan. “Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang; Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku” (Mazmur 18:40).

Kebutuhan untuk kekuatan kadang tergantung kepada apa yang sedang terjadi di dalam hati kita. Pikiran-pikiran dan perkataan yang kita ucapkan harus kembali bersandar kepada kehendak Tuhan. Daud juga berpaling kepada Allah untuk kebutuhan ini. “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku” (Mazmur 19:15). Ketika ia menjadi lemah dan mengalami kegagalan, Daud tetap berpaling kepada satu-satunya sumber pertolongan. “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Mazmur 73:26). Apapun kebutuhan kita akan kekuatan, Daud belajar untuk mengandalkan Tuhan. “Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung.”

Doa

Ya Allah, sumber kekuatanku, aku membutuhkan kekuatan-Mu agar aku dapat menjalankan kewajibanku setiap hari, kekuatan untuk tetap berjalan di dalam jalur, kekuatan untuk menghadapi peperangan, kekuatan untuk menghadapi kelemahan, kekuatan untuk menyenangkan-Mu. Engkaulah sumber kekuatanku; Aku berharap hanya kepada-Mu. Amin.

TUHAN adalah benteng hidupku. (Mazmur 27:1) Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung. (Mazmur 18:3) Hidup di dalam kasih karunia artinya mengandalkan Tuhan untuk bekerja di dalam hidup kita. Sebagian besar kehidupan Daud adalah teladan dari kebenaran ini. Hal ini nyata ketika berkali-kali Daud menyaksikan Allah sebagai sumber kekuatannya.