Tuhan menjanjikan Sang Raja

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi. (Yesaya 42:3-4)

Sekali lagi, kita menyaksikan bagaimana janji-janji Tuhan mengalir satu demi satu. “Tidak akan diputuskannya… tidak akan dipadamkannya… Ia akan menyatakan… Tidak akan patah terkulai. “Empat janji-janji ini menegaskan datangnya seorang Raja bagi umat Allah. Keunikan Raja ini terlihat melalui cara Dia memperlakukan buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya, serta keadilan yang akan Ia tegakkan di bumi ini.

Sering kali, manusia seperti buluh yang patah terkulai. Tuhan sudah menciptakan manusia dengan kerapuhan, seperti buluh yang tumbuh di tepi sungai. “Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi” (Mazmur 103:15-16). Sebatang buluh tidaklah kuat. Ketika patah, buluh biasanya terkulai dan tidak berdaya. Sangat mudah bagi manusia yang tidak peka untuk memutuskan buluh yang patah menjadi dua, sehingga menghancurkan kehidupan buluh tersebut. Yesus, sang Raja, tidak melakukan itu. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya. ” Tuhan Yesus dapat mengubah buluh yang patah terkulai menjadi pohon rohani yang besar. “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara… untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yesaya 61:1, 3).

Manusia juga kadang-kadang seperti sumbu yang pudar nyalanya. Api semangat pengharapan mereka sudah berkedip-kedip, hampir padam. Manusia yang angkuh dapat dengan mudah mematikan sedikit api yang masih menyala. Sekali lagi, Yesus tidak seperti itu. Ia dapat dengan lembut mengipasi sumbu yang pudar tersebut dan mengubahnya menjadi kobaran api rohani. Murid-murid dalam perjalanan ke Emaus mengalami hal tersebut. “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Lukas 24:32).

Suatu saat, Sang Raja akan mendirikan kerajaan-Nya di bumi. Pada saat itu, setelah semua ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia, keadilan sejati akan didirikan di bumi ini. “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi. ”

Doa

Tuhan Yesus, aku menyembah Engkau sebagai Raja-ku. Tidak ada seorangpun selain Engkau yang dapat memulihkan hatiku ketika aku seperti buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar. Tidak ada seorangpun selain Engkau yang dapat mengubah ketidakadilan yang aku perbuat maupun aku alami menjadi keadilan sejati. Aku menyembah Engkau, memohon agar Engkau menjadikan aku semakin seperti Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi. (Yesaya 42:3-4) Sekali lagi, kita menyaksikan bagaimana janji-janji Tuhan mengalir satu demi satu.