Ayo Baca Alkitab (22 Jan 2024)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Senin, 22 Januari 2024

Ayub membela perkaranya di hadapan Allah

(Ayub 12:1-14:22)

Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah

Tetapi Ayub menjawab:

"Memang, kamulah orang-orang itu,
dan bersama-sama kamu hikmat akan mati.

Akupun mempunyai pengertian, sama seperti kamu,
aku tidak kalah dengan kamu;
siapa tidak tahu hal-hal serupa itu?

Aku menjadi tertawaan sesamaku,
aku, yang mendapat jawaban dari Allah, bila aku berseru kepada-Nya;
orang yang benar dan saleh menjadi tertawaan.

Penghinaan bagi orang yang celaka,
--demikianlah pendapat orang yang hidup aman--
suatu pukulan bagi orang yang tergelincir kakinya.

Tetapi amanlah kemah para perusak,
dan tenteramlah mereka yang membangkitkan murka Allah,
mereka yang hendak membawa Allah dalam tangannya.

Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran,
kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan.

Atau bertuturlah kepada bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran,
bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu.

Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu,
bahwa tangan Allah yang melakukan itu;

bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup
dan nafas setiap manusia?

Bukankah telinga menguji kata-kata,
seperti langit-langit mencecap makanan?

Konon hikmat ada pada orang yang tua,
dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.

Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan,
Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.

Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali;
bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.

Bila Ia membendung air, keringlah semuanya;
bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya.

Pada Dialah kuasa dan kemenangan,
Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan.

Dia yang menggiring menteri dengan telanjang,
dan para hakim dibodohkan-Nya.

Dia membuka belenggu yang dikenakan oleh raja-raja
dan mengikat pinggang mereka dengan tali pengikat.

Dia yang menggiring dan menggeledah para imam,
dan menggulingkan yang kokoh.

Dia yang membungkamkan orang-orang yang dipercaya,
menjadikan para tua-tua hilang akal.

Dia yang mendatangkan penghinaan kepada para pemuka,
dan melepaskan ikat pinggang orang kuat.

Dia yang menyingkapkan rahasia kegelapan,
dan mendatangkan kelam pekat pada terang.

Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya,
dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka.

Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal,
dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya.

Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya;
dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk."

Ayub membela perkaranya di hadapan Allah

"Sesungguhnya, semuanya itu telah dilihat mataku,
didengar dan dipahami telingaku.

Apa yang kamu tahu, aku juga tahu,
aku tidak kalah dengan kamu.

Tetapi aku, aku hendak berbicara dengan Yang Mahakuasa,
aku ingin membela perkaraku di hadapan Allah.

Sebaliknya kamulah orang yang menutupi dusta,
tabib palsulah kamu sekalian.

Sekiranya kamu menutup mulut,
itu akan dianggap kebijaksanaan dari padamu.

Dengarkanlah pembelaanku,
dan perhatikanlah bantahan bibirku.

Sudikah kamu berbohong untuk Allah,
sudikah kamu mengucapkan dusta untuk Dia?

Apakah kamu mau memihak Allah,
berbantah untuk membela Dia?

Apakah baik, kalau Ia memeriksa kamu?
Dapatkah kamu menipu Dia seperti menipu manusia?

Kamu akan dihukum-Nya dengan keras,
jikalau kamu diam-diam memihak.

Apakah kebesaran-Nya tidak akan mengejutkan kamu
dan ketakutan kepada-Nya menimpa kamu?

Dalil-dalilmu adalah amsal debu,
dan perisaimu perisai tanah liat.

Diam! Aku hendak bicara,
apapun yang akan terjadi atas diriku!

Dagingku akan kuambil dengan gigiku,
dan nyawaku akan kutatang dalam genggamku.

Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku,
namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya.

Itulah yang menyelamatkan aku;
tetapi orang fasik tidak akan menghadap kepada-Nya.

Dengarkanlah baik-baik perkataanku,
perhatikanlah keteranganku.

Ketahuilah, aku menyiapkan perkaraku,
aku yakin, bahwa aku benar.

Siapa mau bersengketa dengan aku?
Pada saat itu juga aku mau berdiam diri dan binasa.

Hanya janganlah Kaulakukan terhadap aku dua hal ini,
maka aku tidak akan bersembunyi terhadap Engkau:

jauhkanlah kiranya tangan-Mu dari padaku,
dan kegentaran terhadap Engkau janganlah menimpa aku!

Panggillah, maka aku akan menjawab;
atau aku berbicara, dan Engkau menjawab.

Berapa besar kesalahan dan dosaku?
Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu.

Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu,
dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?

Apakah Engkau hendak menggentarkan daun yang ditiupkan angin,
dan mengejar jerami yang kering?

Sebab Engkau menulis hal-hal yang pahit terhadap aku
dan menghukum aku karena kesalahan pada masa mudaku;

kakiku Kaumasukkan ke dalam pasung,
segala tindak tandukku Kauawasi,
dan rintangan Kaupasang di depan tapak kakiku?

Dan semuanya itu terhadap orang yang sudah rapuh seperti kayu lapuk,
seperti kain yang dimakan gegat!"

Setelah mati tidak ada harapan lagi

"Manusia yang lahir dari perempuan,
singkat umurnya dan penuh kegelisahan.

Seperti bunga ia berkembang,
lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.

Masakan Engkau menujukan pandangan-Mu kepada orang seperti itu,
dan menghadapkan kepada-Mu untuk diadili?

Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis?
Seorangpun tidak!

Jikalau hari-harinya sudah pasti,
dan jumlah bulannya sudah tentu pada-Mu,
dan batas-batasnya sudah Kautetapkan, sehingga tidak dapat dilangkahinya,

hendaklah Kaualihkan pandangan-Mu dari padanya, agar ia beristirahat,
sehingga ia seperti orang upahan dapat menikmati harinya.

Karena bagi pohon masih ada harapan:
apabila ditebang, ia bertunas kembali,
dan tunasnya tidak berhenti tumbuh.

Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah,
dan tunggulnya mati di dalam debu,

maka bersemilah ia, setelah diciumnya air,
dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai.

Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia,
bila orang binasa, di manakah ia?

Seperti air menguap dari dalam tasik,
dan sungai surut dan menjadi kering,

demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi,
sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga,
dan tidak bangun dari tidurnya.

Ah, kiranya Engkau menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati,
melindungi aku, sampai murka-Mu surut;
dan menetapkan waktu bagiku, kemudian mengingat aku pula!

Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?
Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku,
sampai tiba giliranku;

maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut;
Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.

Sungguhpun Engkau menghitung langkahku,
Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;

pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan,
dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa.

Tetapi seperti gunung runtuh berantakan,
dan gunung batu bergeser dari tempatnya,

seperti batu-batu dikikis air,
dan bumi dihanyutkan tanahnya oleh hujan lebat,
demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.

Engkau menggagahi dia untuk selama-lamanya, maka pergilah ia,
Engkau mengubah wajahnya dan menyuruh dia pergi.

Anak-anaknya menjadi mulia, tetapi ia tidak tahu;
atau mereka menjadi hina, tetapi ia tidak menyadarinya.

Hanya tubuhnya membuat dirinya menderita,
dan karena dirinya sendiri jiwanya berduka cita."