Aku ini, jangan takut!
![]() ![]() | |
Inspirational | |
Tanggal | 29 Mei 2025 |
Oleh | Mikael Wonohito |
Baca juga | |
| |
|
Selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya, Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus berjalan berkeliling menjumpai para murid-Nya. Para murid saat itu sedang merasakan ketakutan, kesendirian, dan kehampaan dalam diri mereka setelah Tuhan Yesus meninggalkan mereka.
Dalam suasana perayaan Kenaikan Tuhan Yesus naik ke Surga, kalau kita lihat kembali, selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya, Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus berjalan berkeliling menjumpai para murid-Nya. Para murid saat itu sedang merasakan ketakutan, kesendirian, dan kehampaan dalam diri mereka setelah Tuhan Yesus meninggalkan mereka.
Dalam Yohanes 6:20, tertulis:
- Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"
Kalau kita lihat dari Yohanes 6:16, setelah Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang, banyak orang datang berkerumun kepada-Nya. Lalu Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk menyeberang lebih dahulu lewat danau Tiberias menuju Kapernaum. Di tengah perjalanan, malam pun tiba dan badai besar mengguncang perahu mereka. Murid-murid ketakutan karena ombak yang besar, dan saat itu mereka melihat sosok yang berjalan di atas air mendekati mereka.
Mereka sangat ketakutan, tetapi Yesus berkata, “Ini Aku, jangan takut.”
Kita mungkin pernah mengalami ketakutan karena kehilangan sosok panutan. Hal ini juga yang dirasakan para murid ketika Tuhan Yesus mati. Mereka merasa hampa, kosong, dan akhirnya banyak dari mereka kembali ke kehidupan sebelumnya — ada yang kembali menjadi nelayan, kembali ke masa sebelum mereka dipanggil oleh Tuhan.
Hari-hari ini kita memasuki semester kedua, bulan Juni. Mungkin ada di antara kita yang merasa: “Kok masalah tambah berat?” atau “Masalah ini nggak selesai-selesai.” Bahkan, mungkin ada yang merasa beban yang dihadapi sekarang masih berkaitan dengan tahun lalu.
Saya sendiri juga mengalami, bahwa hidup terasa semakin sulit. Tapi hari ini saya mau ingatkan: Tuhan Yesus memang disiksa dan mati di kayu salib, tapi kita tahu bahwa Dia tidak tetap mati — Dia bangkit dan naik ke Surga. Dan yang luar biasa, Dia tidak meninggalkan kita sendirian, tapi Dia mencurahkan Roh-Nya bagi kita, supaya kita tidak hidup dalam kekosongan.
Seperti para murid yang awalnya berpikir tidak ada lagi yang menjaga, membimbing, mendoakan, dan mengajar mereka hari lepas hari; mereka lupa bahwa Tuhan Yesus berjanji untuk mencurahkan satu Pribadi Roh Kudus bagi mereka. Bukan sekadar kuasa, tapi Pribadi Tuhan sendiri yang menyertai mereka dan kita hari ini.
Roh Kudus itu yang menemani para murid saat itu, dan Dia juga yang menemani kita sekarang. Kita tahu para murid bukanlah para imam atau pendeta — ada yang nelayan, ada yang dokter. Mereka adalah orang-orang biasa, seperti kita.
Waktu mereka ditinggalkan, pasti ada rasa kehilangan. Sama seperti kita waktu jatuh dalam dosa dan kembali kepada Tuhan — pasti ada kekosongan. Tapi ketika kita terima Tuhan Yesus, ada Roh Kudus yang senantiasa bersama kita.
Mari kita sama-sama ingat, dalam setiap kesesakan, kesendirian, dan masalah yang kita hadapi, kita ingat ayat ini:
- “Aku ini, jangan takut!”
Tuhan rela mati di kayu salib untuk kita. Maka menolong kita adalah hal yang sangat mudah bagi-Nya. Tuhan ada bersama-sama kita, melewati tahun ini. Amin.