Hati Bapa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Dengan kita mengenal hati Bapa yang sesungguhnya, akan membawa respons yang benar kepada Bapa, sehingga kita senantiasa mengucap syukur di dalam Dia, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan mempunyai rencana yang indah buat kita.

Dalam kehidupan kita, bagi yang menjadi orang tua, pasti kita pernah mengalami keadaan di mana anak kita sakit. Dan sebagai orang tua, kita pasti khawatir kalau anak kita sakit. Tidak usah yang berat seperti kanker, kalau anak kita mengalami flu dan demam saja kita pasti khawatir. Mungkin kita tanya Tuhan, kenapa Tuhan kasih penyakit itu ke anakku? Kenapa tidak saya saja yang Tuhan kasih sakit itu. Pasti kita semua pernah terlintas pikiran seperti itu ya.

Kita perlu sadar dan percaya bahwa penyakit itu bukanlah berasal dari Tuhan yang adalah Bapa kita. Kita harus percaya, kita saja yang penuh kekurangan ini menginginkan kesembuhan buat anak kita, apalagi Bapa kita yang di surga.

Bapa kita bukanlah Bapa yang menginginkan hidup kita menderita, bukan Bapa yang menginginkan kita mengalami kekalahan, kekurangan, bukan juga Bapa yang menahan berkat-berkat untuk kita.

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Matius 7:11

Kita tahu, Iblislah yang suka mencobai. Supaya apa? Supaya kita jauh dari Tuhan dan kehilangan kepercayaan kita kepada Bapa kita. Kita tahu, sifat iblis adalah suka mencuri, membunuh, dan membinasakan.

Mungkin kita kemudian bertanya, lalu bagaimana dengan Ayub yang mengatakan bahwa Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Nah kita perlu hati-hati dalam hal ini. Apakah hati Bapa seperti itu? Kalau kita mau melihat ayat ini, kita harus mengetahui konteksnya bahwa memang betul bahwa Tuhan mengizinkan Ayub dicobai dalam hal ini. Ayub kehilangan anak-anaknya, dia kehilangan harta bendanya, tetapi kita harus percaya bahwa Tuhan bukanlah penyebab langsung akan kehilangan yang dialami oleh Ayub, kita tahu bahwa Iblislah dalam dibalik semuanya itu. Kita tahu bahwa Tuhan yang punya kuasa untuk mengizinkan Ayub mengalami hal seperti itu.

Kita bisa lihat bagaimana sebenarnya hati Bapa yang sesungguhnya, dalam Lukas 15:11-32, mengenai perumpamaan tentang anak yang hilang. Di ayat-ayat ini kita tahu bahwa anak bungsu ini rasanya begitu tidak tahu diri. Bapaknya belum mati tapi anak itu minta hartanya dibagikan. Hartanya diterima, dia habiskan, akhirnya dia menderita dan kembali lagi kepada Bapanya. Bahkan kita tahu, sebelum dia tiba di rumah Bapanya, Bapalah yang buru-buru menyambut dia. Bapanya begitu gembira ketika anaknya yang hilang kembali. Demikianlah hati Bapa, kita harus mengenal benar hati Bapa, seperti apa hati Bapa yang sesungguhnya.

Dia bukan Bapa yang ingin kita menderita, mengalami sakit penyakit, menginginkan kita kehilangan sesuatu, tapi kita harus percaya bahwa kita sebagai anak-anak-Nya, kita harus mengalami hati Bapa yang tahu dan rindu untuk memberikan kita yang terbaik, ketika kita meminta dan sungguh-sungguh percaya kepada Dia. Dia begitu peduli dengan kita, Dia tahu apa yang kita kerjakan, Dia punya rencana yang baik buat kita.

Dengan kita mengenal hati Bapa yang sesungguhnya, akan membawa respons yang benar kepada Bapa, sehingga kita senantiasa mengucap syukur di dalam Dia, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan mempunyai rencana yang indah buat kita. Kita juga harus tahu bahwa kita harus kuat, kita harus terus bertumbuh, dan dewasa dalam iman. Kita bukan lagi anak-anak yang minumnya susu, tapi kita harus makan makanan yang lebih keras agar iman kita bertumbuh lagi dan menjadi berkat bagi banyak orang. Biarlah hidup kita menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita.

Amin.