Roh Kudus dan penginjilan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal10 November 2024
PenulisPdt Dr Rudi Darmawan
Sebelumnya

Kapan terakhir kali kita menginjil atau bersaksi? Jika ada yang bertanya kepada kita seperti itu, apa jawab kita? Lebih mudah menjawab pertanyaan kapan kita terakhir kali ibadah atau beribadah di mana? Ibadah atau berdoa dan membaca Alkitab adalah hal yang biasa kita lakukan. Bersaksi adalah hal yang berbeda; hal itu menantang kenyamanan dan mengusik hati kita. Banyak dari kita membayangkan bahwa bersaksi adalah hal yang berbahaya, di luar jangkauan kita untuk melakukannya.

Mungkin kita tidak suka melakukannya, namun bersaksi atau menginjil adalah kehendak Tuhan atas setiap kita. Sesaat sebelum naik ke sorga, Tuhan Yesus menyatakan:

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. (Kisah Para Rasul 1:8)

Tuhan Yesus mempersiapkan murid-murid sedemikian rupa agar suatu hari mereka pergi dan memberitakan Injil atau menjadi saksi. Orang-orang di seluruh dunia membutuhkan Injil, yaitu berita mengenai keselamatan di dalam Tuhan Yesus.

Pentakosta

Ketika murid-murid dibaptis Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta, mereka tahu bahwa saatnya tiba bagi mereka untuk menjadi saksi. Baptisan Roh Kudus adalah hadirnya Pribadi Roh Kudus dalam kehidupan para murid. Dan kehadiran Roh Kudus membawa perubahan dalam hidup mereka.

1. Menerima kuasa

Murid-murid adalah manusia biasa, namun mereka diajar Firman oleh Tuhan Yesus sekitar 3,5 tahun. Dengan Yesus sebagai Guru mereka, murid-murid menjadi orang-orang yang paham mengenai Firman Tuhan. Mereka juga diutus untuk mempraktikkan apa yang sudah diajarkan. Jadi pemahaman mereka lebih mendalam dalam mempelajari Firman. Namun untuk menjadi pemberita Injil, mereka “belum cukup." Tuhan akan memperlengkapi mereka dengan kuasa dari tempat yang mahatinggi, yang berasal dari kehadiran Roh Kudus.

Kuasa inilah yang akan memampukan mereka untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Misalnya Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit, kemudian Tuhan mengajarkan mengenai kesembuhan. Murid-murid adalah manusia biasa yang tidak dapat menyembuhkan orang lain. Dengan memperkatakan Firman Tuhan dan diberi kuasa Roh Kudus, barulah seorang murid dapat mempraktikkan apa yang Tuhan Yesus firmankan mengenai kesembuhan. Jika tidak disertai dengan praktik maka ajaran Kekristenan hanya teori belaka. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup murid-murid akan “menghidupkan” Firman tersebut menjadi nyata.

Ketika Petrus dan Yohanes hendak beribadah, mereka berjumpa dengan seorang yang meminta-minta. Orang itu mengharapkan mendapatkan uang dari mereka.

Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. (Kisah Para Rasul 3:6-7)

Orang itu tidak mendapatkan uang, namun mendapatkan yang lebih berharga yaitu kesembuhannya. Itu adalah bukti adanya kuasa dalam hidup Petrus dan Yohanes seperti yang Tuhan katakan.

2. Menjadi saksi

Murid-murid dipanggil untuk mengikuti Tuhan Yesus menerima pengajaran selama beberapa tahun. Sebelum naik ke sorga, Tuhan tidak langsung serta merta mengutus mereka memberitakan apa yang mereka ketahui. Tuhan menyuruh mereka untuk menantikan pencurahan Roh Kudus. Buat apa? Roh Kudus akan tinggal di dalam murid-murid, menyertai mereka dan menjadikan mereka sebagai saksi Yesus. Menjadi saksi artinya mereka memiliki mandat untuk mewakili Tuhan ke mana pun memberitakan jalan keselamatan bagi orang berdosa, membawa pengharapan bagi yang tidak berpengharapan dan pemulihan bagi jiwa yang hancur.

Murid-murid Yesus adalah orang-orang yang sudah menerima berkat Firman dan mengalami pemulihan dalam hidupnya. Namun mereka belum cukup untuk pergi memberitakan Injil, mereka harus mengalami baptisan Roh Kudus agar menjadi saksi. Tuhan memerlukan orang-orang yang penuh Firman dan penuh Roh Kudus untuk menyelesaikan Amanat Agung, sehingga orang-orang diselamatkan.

Mengapa harus penuh dengan Roh Kudus? Tuhan Yesus mengatakan:

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. (Yohanes 16:8-11)

Kita tidak dapat membuat orang insaf akan dosa-dosanya, sekalipun kita membicarakan dosa-dosanya, justru orang akan marah. Namun ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus menyampaikan pesan Tuhan, maka orang berdosa akan diinsafkan akan dosa dan bertobat.

Orang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan tanpa pengaruh Roh Kudus. Banyak orang hanya memandang Yesus sebagai manusia biasa atau guru yang luar biasa. Tanpa dipimpin Roh Kudus, orang tidak dapat secara tepat mengenali Yesus dan mengakui sebagai Tuhan. Pertolongan Roh Kudus pada saat menginjil akan menghasilkan pertobatan sejati.

Rasul Paulus menulis: Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. (1 Korintus 12:3)

Mereka sudah mengalami kuasa Injil. Orang berdosa akan diselamatkan ketika mendengar dan mempercayai pesan Injil yang disampaikan oleh seorang saksi Tuhan. Tuhan memerlukan orang-orang untuk membawa pesan Injil hingga didengar oleh banyak orang. Pesan itu dibawa oleh orang yang sudah mengalami keselamatan terlebih dahulu.

3. Membuat murid menjadi berani

Tuhan Yesus memanggil murid-murid dan mengajar mereka mengenal Firman serta mengutus mereka ke seluruh dunia. Mereka diutus bukan sekedar mengunjungi berbagai belahan dunia yang lain, namun guna mengubahkan hidup orang dengan Injil. Orang-orang yang didatangi para murid adalah orang-orang yang sudah memiliki kepercayaan mereka sendiri. Murid-murid mendatangi mereka dan meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka percayai adalah keliru; tidak menyelamatkan. Ini bukan tugas yang mudah, ini tugas yang sangat menantang dalam arti yang sebenarnya.

Melaksanakan tugas bersaksi sampai ke ujung bumi (seluruh dunia) dengan berbagai tantangannya misalnya kendala bahasa, agama-agama lokal, budaya yang bertentangan dan lain-lain, memerlukan keberanian yang tinggi. Para murid harus menembus batasan-batasan mereka dan melangkah ke dunia baru yang belum mereka ketahui. Dasar keberanian mereka adalah Firman dan Roh Kudus. Dan sejarah membuktikan bahwa para murid memberitakan Injil sampai mengalami aniaya dan kematian. Namun mereka tidak undur. Mereka dipenuhi Roh Kudus yang menghasilkan keberanian.

Ketika murid-murid di Yerusalem diancam dan ditekan agar tidak memberitakan nama Yesus, mereka berdoa kepada Tuhan:

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. (Kisah Para Rasul 4:29)

Bukannya berhenti mereka minta keberanian untuk terus menginjil. Dalam situasi tertekan, berhenti menginjil bukanlah solusi, sebaliknya minta keberanian dari Roh Kudus untuk terus menginjil. Setiap murid Kristus memerlukan baptisan Roh Kudus. Bahkan ketika mereka terpaksa melarikan diri dan tersebar ke kota-kota lain, mereka terus memberitakan Injil dengan berani dan banyak jiwa diselamatkan.

Everyone!

Pola Tuhan tidak berubah dalam menyelamatkan manusia berdosa. Tuhan mengutus seseorang yang menyampaikan Injil (berita keselamatan) kepada orang berdosa. Roh Kudus senantiasa menyertai dan bekerja pada orang tersebut, sehingga mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Tuhan terus memanggil orang-orang untuk diselamatkan, dipenuhi Firman dan Roh Kudus dan mengutus mereka menjangkau orang berdosa yang lain.

Visi tahun 2033 adalah semua orang akan mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus. Artinya akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar sebelum Tuhan Yesus datang kedua kali. Tuhan memerlukan semua orang percaya untuk menjangkau semua orang yang lain. Roh Kudus dicurahkan besar-besaran sehingga banyak orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Kita tidak dapat menginjil dengan mengandalkan pada kekuatan sendiri atau pengalaman keberhasilan kita. Semua itu terbatas. Kita harus merindukan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita agar memiliki kuasa dan keberanian memberitakan Injil kepada semua orang.

Bagaimana memberitakan Injil atau bersaksi dalam masa sekarang? Kita bisa mulai dari hal-hal yang sederhana: berbuat baik, menjadi berkat bagi orang yang membutuhkan, menceritakan apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita, membagi kisah pertobatan kita, sampai menawarkan seseorang untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Jangan terlalu banyak pertimbangan. Mulai dengan berdoa dan menginjillah sekarang. (RD)

Kapan terakhir kali kita menginjil atau bersaksi? Jika ada yang bertanya kepada kita seperti itu, apa jawab kita? Lebih mudah menjawab pertanyaan kapan kita terakhir kali ibadah atau beribadah di mana? Ibadah atau berdoa dan membaca Alkitab adalah hal yang biasa kita lakukan. Bersaksi adalah hal yang berbeda; hal itu menantang kenyamanan dan mengusik hati kita. Banyak dari kita membayangkan bahwa bersaksi adalah hal yang berbahaya, di luar jangkauan kita untuk melakukannya.