Kemurnian dan kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

Kisah Para Rasul 24:16

Keadaan hari ini adalah masa yang krusial untuk kita jernih memilih hidup benar dan murni. Jika gagal, terjadi perusakan dan pencemaran manusia rohani oleh dusta Iblis. Kebohongan dan kepalsuannya yang ditebar melalui media dan sistem dunia menjerat manusia ke dalam hawa nafsu kedagingan dan keserakahan duniawi. Akibatnya, hidup benar dan kudus dengan hati nurani yang murni adalah mustahil dan dianggap ketinggalan zaman.

Tuhan sudah memerdekakan kita dari perbudakan dosa yang menyeret menuju kebinasaan, namun peringatannya adalah jangan menyalah-gunakan kemerdekaan untuk kembali hidup dalam dosa (Galatia 5:1). Artinya, walaupun kita sekarang sudah merdeka di dalam Kristus, namun masih berpeluang berbalik kembali dalam jerat dosa, yaitu ketika membiarkan hidup dalam hawa nafsu daging, hidup menurut daging. Kitab Galatia memperingatkan bahwa hidup menurut daging berujung kebinasaan kekal, sedangkan jika memilih hidup menurut Roh, buahnya adalah buah Roh (Galatia 5:19-22) dan beroleh hidup kekal.

Kita sekarang berada di akhir zaman, dan Kitab Daniel memperingatkan agar lulus dari ujian pemurnian:

Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka, sampai pada akhir zaman; .... (Daniel 11:35)
Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; ..., tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. (Daniel 12:10)

Paulus tegas memilih dan menjaga agar senantiasa murni hati:

"..... aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia."

Karena itu peliharalah hati nurani yang murni dan senantiasa mengenakan sikap rendah hati, yang terbuka untuk koreksi dan teguran. Sehingga saat melewati pemurnian dan penyaringan, lulus jadi orang yang tidak bercela karena kita meresponi setiap ujian dan pemurnian dengan rendah hati.

Bagaimana menjaga hati yang murni?

  1. Selalu waspada menjaga hati nurani yang bersih
  2. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

    Ciri hati yang terjaga adalah senantiasa penuh damai sejahtera, tidak mengalami konflik dalam hati dan tidak ada ganjalan apapun dalam hubungan dengan semua orang.

  3. Terbuka untuk teguran dan koreksi
  4. Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.' (Mazmur 19:13)

    Menyadari: saya bisa salah dan menyimpan kesalahan yang tidak disadari, mau dikoreksi jadi benar.

    Dalam sikap introspeksi memeriksa hati nurani,

    Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mazmur 139:23-24)
    Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. (Mazmur 16:7-8)
  5. Perenungan akan kekudusan Tuhan dan kesadaran identitas sebagai umat kudusNya di malam hari, membuat hati terus siaga dalam kemurnian.
  6. Hasilnya tetap memelihara hidup murni, kudus dan berbuah kebaikan di tengah dunia cemar dan jebakan dusta lblis, dan layak diangkat saat Tuhan Yesus datang kembali.

    supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. (Filipi 1:9-11)

(MG)

Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. (Kisah Para Rasul 24:16)