Membangun kesatuan, memperkuat doa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Apa yang akan Roh Kudus kerjakan dalam kurun waktu 100 tahun yang akan datang?

Jika kita menyimak pergerakan Roh Kudus dari timur ke barat (from east to west) melalui menara doa APT (Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower) serta fokus penuntasan Amanat Agung dalam satu dekade mendatang (2023-2033), di mana diharapkan setiap orang mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan Yesus, dapat kita lihat bagaimana Roh Kudus bergerak membangun kesatuan hati di antara umat-Nya untuk melaksanakan pekabaran Injil dan memuridkan jiwa-jiwa (Matius 28:19-20).

Kita bersyukur bahwa gereja memiliki keberagaman aliran. Hal ini merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki oleh gereja, sekalipun juga menimbulkan potensi perpecahan. Dalam rangka menjalankan Amanat Agung gereja tidak bisa berjalan sendirian, seberapa pun besar, hebat dan memiliki banyak sumber daya, gereja tetap membutuhkan gereja lain di dalam era penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir ini. Itu sebabnya diperlukan kesatuan hati atau unity di antara tubuh Kristus. Lagi pula dalam natur gereja sebagai tubuh Kristus, gereja telah memiliki panggilan yang khusus untuk bersatu dan saling mengasihi (1 Korintus 12:12, 26-27; Efesus 1:22-23).

Ada banyak cara untuk membangun kesatuan di antara Tubuh Kristus, melalui dialog, melalui kerja sama nyata, melalui ibadah bersama dan lain-lain. Namun jangan lupa bahwa ada dua hal yang dapat dilakukan dan efektif untuk membangun kesatuan di antara umat Tuhan, yakni:

#1 Membangun kesatuan hati melalui pujian dan penyembahan

Kesatuan dalam doa, pujian dan penyembahan menjadi mesin rohani (spiritual engine), bagi kegerakan kebangunan Rohani untuk menuntaskan Amanat Agung Tuhan Yesus. Kesatuan yang sejati hanya bisa terjadi dalam sebuah lingkungan yang dipenuhi hadirat dan kemuliaan Allah. Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower (APT) menjadi salah satu penggerak tumbuhnya kesatuan di antara Tubuh Kristus, melalui doa, pujian dan penyembahan.

Doktrin dan pengajaran bisa berbeda-beda antara gereja yang satu dengan yang lainnya, tapi jika kita berbicara tentang pujian penyembahan, sekalipun memiliki cara yang beragam, namun pujian dan penyembahan mempersatukan.

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama... (Kisah Para Rasul 1:14)

Dengan demikian sangat penting sekali bagi kita untuk terus membangun unity dalam pujian dan penyembahan, melalui menara doa kota, menara doa APT.

#2 Memperkuat doa

Membangun kesatuan hati dapat dilakukan dengan cara memperkuat doa, dan sebaliknya kesatuan hati dibangun untuk memperkuat doa. Ke depan ini di tengah era Pentakosta Ketiga, penuaian jiwa terbesar dan terakhir, kita perlu memperkuat doa.

Nusantara Call yang sekarang ini sedang dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia yang berdoa keliling secara bergantian provinsi demi provinsi untuk Indonesia dalam rangka persiapan pemilihan umum, pilpres, dan pilkada serentak pada tahun 2024 yang akan datang. Ini menjadi satu bukti, bagaimana dengan memperkuat doa kita dapat dan sedang membangun kesatuan hati di antara tubuh Kristus.

Doa menjadi bahasa universal yang mempersatukan. Melalui doa, kita menyatakan kerinduan kita bersama agar Indonesia penuh dengan kemuliaan-Nya. Itu sebabnya dalam doa kita mengesampingkan kepentingan masing-masing golongan, dengan satu tujuan yakni kehendak Kristus yang terlaksana.

...dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. (2 Tawarikh 7:14).

Amin! (DL)

Ada dua hal yang dapat dilakukan dan efektif untuk membangun kesatuan di antara umat Tuhan.