Keluar dari kungkungan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Kejadian 15:5

Ketika Tuhan mengajak Abraham menghitung bintang di langit, apakah yang sedang terjadi dengan Abraham?

Sesungguhnya Abraham baru saja mengungkapkan perasaan frustasi dan "mempersalahkan" Tuhan.Tuhan tidak memberikan anak kepada Abraham. Perasaan yang sangat manusiawi, jenuh dengan "beban persoalan yang berkepanjangan" dan Tuhan belum menjawab doa yg sudah lama dinantikan. Kita juga begitu, bisa lelah dan patah semangat akibat masalah yang berkepanjangaan, yang seolah tak akan ada jalan keluar.

Terkungkung di bawah tenda

Ketika ada di dalam tenda, pandangan Abraham sangat terbatas dan mentok.

Dia melihat dirinya sudah tua. Yang dia lihat di depannya hanya seorang nenek Sara yang mandul. Pikirannya mengembara dan bertanya-tanya kalau sebentar lagi meninggal siapa yang mewarisi semua kekayaannya? Tidak ada keturunan yang akan mewarisi. Jangkauan pemikirannya pendek, emosinya tertekan dan cari-cari siapa yang bisa dipersalahkan. Abraham menumpahkan "uneg-unegnya" kepada Tuhan:

Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

Iman yang terbang ke langit

Tuhan menyuruh Abraham keluar dari tenda. Dia disuruh melihat ke langit dan menghitung banyaknya bintang.

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." ......"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Iman Abraham "diajak terbang." Tidak lagi terpancang di bawah tenda sebagai orang yang terkungkung, melainkan melihat apa yang dilihat Tuhan, dan meraih apa yang DIA sudah sediakan. Imannya berkembang. Berubah dari patah semangat dan mentok, menjadi seorang yang bisa "melihat" betapa banyaknya keturunannya yang akan dilahirkan di waktu mendatang. Sekarang tidak lagi melihat dirinya sebagai seorang yang mandul, melainkan yang akan melahirkan anak cucu sebayak bintang di langit.

Walau keadaan Abraham masih tetap sama dari sisi luar, namun setelah melihat keturunannya seperti bintang banyaknya, dia menjadi seorang yang berbeda dari dalam.

Belajarlah dari teladan iman Abraham, menjadi seorang yang imannya terbang dan tercelik untuk menggapai apa yang Tuhan "tunjukkan dari firman-Nya." Dapatkan prinsip iman yang terbang, keluarlah dari kungkungan tenda.

Seperti Abraham yang tidak lagi dibatasi kenyataan yang tak ada harapan, namun terhubung dengan apa yang Tuhan sudah janjikan, mari kita teladani iman Abraham ini:

Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Roma 4:18)

Apapun kenyataan masalah yang masih terpampang di depan mata, jangan biarkan itu mengungkung imanmu. Mari lihat yang Tuhan sudah nyatakan dalam Firman-Nya:

Rancangan Allah atas hidupku di dalam Kristus adalah sungguh amat baik, diciptakan jadi pemenang, berbuah lebat dan berkelimpahan. (Kejadian 1:31; Yohanes 10:10)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:18)

(MG)

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka Firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5)