Penebusan dan pujian penyembahan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."

Wahyu 5:6-9

Ketika bangsa Israel mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.

Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka (Keluaran 2:23-25).

Allah mengutus Musa dan Harun untuk menyampaikan sebuah pesan dan perintah kepada Firaun, "Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku (beribadat) di padang gurun." Jelaslah bahwa salah satu tujuan utama penebusan adalah agar umat Tuhan dapat beribadah, mengadakan perayaan dan menyembah kepada Tuhan.

Hal yang sama juga berlaku pada saat kita ditebus oleh darah Yesus, menerima pengampunan dosa serta penebusan dari maut. Tentunya bukan sekedar agar kita lolos dari jurang maut serta neraka kekal, tetapi agar kita menjadi umat yang beribadah kepada-Nya, umat yang berdoa, memuji, dan menyembah kepada Dia. Tuhan Yesus, Anak Domba yang telah disembelih bagi penebusan dosa manusia layak menerima pujian dan penyembahan kita, itulah sebabnya keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua tersungkur dan menyanyikan nyanyian baru sebagai penyembahan kepada Tuhan Yesus.

Penebusan Yesus di kayu salib membawa kita masuk ke dalam hadirat Allah (Efesus 3:12; Ibrani 4:16), Dialah korban tebusan sekaligus Imam Besar kita (Efesus 5:2; Ibrani 8:3; 9:11-28). Penebusan Kristus memungkinkan dan menjadikan kita penyembah. Kita tidak dapat menjadi penyembah tanpa mengalami penebusan dan kelahiran kembali dalam Kristus Yesus. Tanpa penebusan Kristus, seseorang mungkin saja menyanyikan lagu penyembahan atau lagu-lagu rohani, tetapi bukan penyembahan itu sendiri.

Berdasarkan uraian singkat di atas, beberapa hal yang menjadi catatan penting adalah:

  1. Hanya Tuhan Yesus yang dapat membawa kita masuk kedalam hadirat Allah dan berjumpa dengan Dia (sebagaimana Dia nyatakan juga dalam Yohanes 14:6). Tidak ada seorang pun, selain Yesus yang dapat melakukannya.
  2. Untuk dapat menyembah-Nya kita harus mengalami penebusan Kristus. Bertobat, lahir baru dan hidup dalam hidup yang baru, hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan dan dipimpin oleh Roh Kudus.
  3. Menyadari bahwa kita ditebus bukan sekedar agar kita bebas dari maut, tetapi agar kita beribadah kepada-Nya, mengadakan perayaan bagi-Nya serta hidup dalam doa, pujian, dan penyembahan kepada-Nya.

Mereka yang telah mengalami penebusan namun tidak beribadah kepada Tuhan, tidak memuji dan menyembah-Nya, sesungguhnya tidak menyadari dan tidak menghargai betapa besar pengorbanan yang Tuhan Yesus berikan.

Saat kita ditebus oleh darah Yesus, menerima pengampunan dosa serta penebusan dari maut; bukan sekedar agar kita lolos dari jurang maut serta neraka kekal, tetapi agar kita menjadi umat yang beribadah kepada-Nya, umat yang berdoa, memuji, dan menyembah kepada Dia.